Phosphorus atau fosfor adalah salah satu mineral penting yang membentuk 1% dari total berat badan manusia. Sebagian besar fosfor dalam tubuh dapat ditemukan pada tulang dan gigi. Mineral yang satu ini bertugas untuk menjaga kesehatan tulang sekaligus mengendalikan jumlah kalsium dalam tubuh dan urine.
Fosfor sebetulnya bisa didapatkan secara alami dari makanan yang ada di sekitar kita, contohnya daging, kacang-kacangan, gandum, susu, dan produk susu seperti keju, yogurt, dan es krim. Namun, ada beberapa kondisi yang membuat seseorang mengalami kekurangan fosfor sehingga perlu asupan tambahan dari suplemen.
Mengenai Phosphorus (Fosfor)
Golongan
Suplemen mineral
Kemasan
-
Kandungan
Fosfor
Manfaat Phosphorus (Fosfor)
Ternyata, tidak hanya kalsium yang bertugas untuk menjaga kesehatan tulang dan gigi saja, lho! Fosfor pun memiliki fungsi yang sama, yaitu menguatkan gigi dan tulang.
Selain itu, fosfor juga dapat memaksimalkan fungsi saraf dan otot untuk menjalankan tugasnya masing-masing. Mineral yang satu ini diketahui juga mampu menjaga keseimbangan pH dalam darah sekaligus mengubah lemak, karbohidrat, dan protein menjadi energi.
Jika dikombinasikan dengan vitamin B, manfaat fosfor berperan untuk mengoptimalkan fungsi ginjal, kontraksi otot, detak jantung, hingga transmisi sinyal pada saraf.
Efek samping Phosphorus (Fosfor)
Secara umum, obat maupun suplemen mengandung fosfor aman dikonsumsi selama mengikuti dosis dan aturan penggunaan. Meski begitu, sama seperti mineral lainnya, phosphorus juga dapat menimbulkan efek samping bagi tubuh.
Bila dikonsumsi dalam jumlah besar, fosfor dapat menyebabkan:
- Mual;
- Muntah;
- Diare;
- Pusing;
- Sakit kepala.
Oleh karena itu, pastikan untuk selalu mengikuti dosis dan aturan penggunaan dari dokter guna meminimalisir risiko terjadinya efek samping yang membahayakan tubuh.
Reaksi alergi yang serius cukup jarang terjadi. Namun, waspadai jika muncul gejala alergi parah (anafilaktik) seperti:
- Ruam;
- Gatal atau bengkak (terutama di wajah, lidah, atau tenggorokan);
- Pusing parah;
- Kesulitan bernapas.
Bila itu terjadi, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Dosis Phosphorus (Fosfor)
Jumlah kebutuhan phosphorus pada setiap orang berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, kondisi kesehatan, dan faktor-faktor lainnya.
Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi milik Kementerian Kesehatan RI, kebutuhan fosfor harian sesuai umur adalah sebagai berikut:
- Usia 0-6 bulan: 100 mg
- Usia 7-11 bulan: 250 mg
- Usia 1-9 tahun: 500 mg
- Usia 10-18 tahun: 1200 mg
- Usia 19-49 tahun ke atas: 700 mg
Dalam bentuk suplemen, fosfor dapat dikonsumsi 4 x sehari bersamaan dengan makanan atau sebelum tidur, sesuai anjuran dokter. Jangan langsung berbaring atau tidur setidaknya 10 menit setelah minum suplemen mengandung fosfor.
Interaksi Phosphorus (Fosfor)
Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain, sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, obat tidak dapat bekerja dengan maksimal atau bahkan menimbulkan racun yang membahayakan tubuh.
Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang sedang Anda konsumsi dan beri tahukan pada dokter. Jenis obat yang dapat berinteraksi dengan fosfor adalah:
- Aspirin;
- Digoxin;
- Eplerenone;
- Obat hipertensi, termasuk golongan ACE inhibitor seperti lisinopril atau golongan angiotensin receptor blockers seperti valsartan;
- Suplemen kalium;
- Vitamin D dan kalsium;
- Obat diuretik, seperti amiloride, spironolactone, atau triamterene.
Perhatian
Hal-hal yang harus diperhatikan selama menggunakan obat maupun suplemen mengandung fosfor adalah sebagia berikut:
- Beri tahukan dokter jika Anda memiliki riwayat alergi obat atau penyakit tertentu, terutama batu ginjal, kadar fosfat / kalium / natrium tinggi, dan penyakit ginjal;
- Konsultasikan dulu dengan dokter sebelum menggunakan fosfor saat hamil atau merencanakan kehamilan, maupun sedang menyusui;
- Berikan jeda 2-3 hari sebelum mengonsumsi obat maupun suplemen mengandung magnesium, aluminium, atau kalsium. Hal ini berlaku juga untuk susu dan produk susu seperti yogurt;
- Obat ini mengandung natrium. Konsultasikan lebih lanjut jika Anda harus mengurangi asupan natrium, contohnya karena mengalami gagal jantung kongestif.
Artikel terkait: