Polyorchidism adlaah suatu keadaan dimana terdapat lebih dari dua testis pada laki-laki dan merupakan kelainan bawaan yang sangat langka. Polyorchidism biasanya terletak di dalam skrotum dan jarang sekali terjadi di kanal inguinalis, retroperitoneum, atau rongga perut.
Mengenai Polyorchidism?
Polyorchidism merupakan suatu kondisi yang sangat langka. Pria dengan polyorchidism ini terlahir dengan lebih dari dua testis atau juga dikenal sebagai gonad. Hingga saat ini hanya terdapat 200 kasus yang dilaporkan terkait adanya polyorchidism.
Dalam sebagian besar kasus pasien dengan polyorchidism, selain itu hanya ditemukan kurang dari 10 kasus yang dilaporkan seseorang memiliki empat atau lebih testis.
Testis lainnya umumnya terletak di dalam skrotum. Dalam beberapa kasus, meskipun, mungkin lebih tinggi di daerah inguinalis (pangkal paha), munculnya testis baru terletak lebih dekat ke dinding perut bagian bawah atau di dalam perut. Kondisi ini tidak selalu menimbulkan masalah kesehatan, meskipun polyorchidism sedikit meningkatkan risiko kanker testis.
Munculnya kelainan testis dengan jumlah 3 buah atau trichoidism adalah jenis polyorchidism paling umum yang sebagian besar terletak di skrotum. Hampir semua pasien dengan adanya massa bulat dan skrotum tidak memiliki gejala yang menyakitkan, atau mungkin tidak menimbulkan gejala.
Testis yang jarang turun dapat terjadi dengan temuan klinis lainnya seperti hernia inguinalis dan torsi testis Meskipun ultrasonografi (USG) dan pencitraan resonansi magnetik (MRI) dapat mendiagnosis terjadinya polyorchidism, hampir semua kondisi adalah asimtomatik dan ditemukan secara kebetuan melalui eksplorasi pencitraan.
Terdapat dua jenis polyorchidism yaitu:
- poliorchidisme tipe A, testis terletak di daerah ductus deferens yang terpisah
- polyorchidism tipe A3, merupakan subtipe yang paling sering ditemkan apda hampir 90% dari semua kasus Polyorchidism.
- Polyorchidism tipe B, testis supernumerary tidak terjun ke dalam ductus deferens
Apa yang menyebabkan Polyorchidism?
Penyebab polyorchidism masih belum diketahui secara jelas. Salah satu teori adalah bahwa polyorchidism terjadi akibat perekembangan abnormal semasa kehamilan dalam bentuk janin.
Genital ridge adalah prekursor pembentukan testis dan terbentuk dalam dua bulan pertama. Namun terjadi duplikasi yang melebihi normal sehingga adanya testis baru yang tersembunyi selain di skrotum. Polyorchidism tidak terkait dengan kelainan perkembangan atau anatomi lainnya.
Tampaknya tidak ada hubungan keturunan atau lingkungan dengan kondisi langka ini.
Apa saja gejala Polyorchidism?
Polyorchidism tidak menunjukkan gejala siginifikan yang dirasakan pada pasien.. Beberapa pasien dapat mengalami
- nyeri skrotum,
- pembengkakan skrotum,
- hidrokel,
- varikokel,
- epididimitis
- infertilitas,
- keganasan testis,
- torsi testis.
Torsi testis adalah komplikasi polyorchidism yang paling sering dijumpai. Pemeriksaan klinis biasanya mengungkapkan bahwa testis biasanya turun ke skrotum. Namun, nodul dapat teraba pada skrotum yang terkena.
Nodul ini mudah dibedakan dari testis normal, tetapi dapat meningkatkan kekhawatiran bahwa adanya resiko keganasan.
Karena polyorchidism biasanya tidak menyebabkan gejala, kondisi ini sering sekali ditemukan pada pemeriksaan pencitraan atau pembedahan hernia inguinalis, tumor testis, atau torsio testis.
Bagaimana cara mencegah Polyorchidism?
Tidak ada cara untuk mencegah polyorchidim karena kondisi ini disebabkan hanya pada abnormalitas perkembangan alat reproduksi pada laki-laki.
Bagaimana cara menangani terjadinya Polyorchidism?
Manajemen pasien dengan polyorchidism masih hanya dilakukan dengan teknik pembedahan. Pengangkatan testid supernumerary atau testis ektopik dengan orchiectomy direkomendasikan oleh beberapa orang karena tingginya risiko keganasan hingga 7%.
Cryptorchidism dianggap sebagai faktor risiko terbesar untuk keganasan pada pasien dengan polyorchidism.
Manajemen alternatif termasuk pelestarian testis supernumerary yang ditemukan melalui tindak lanjut jangka panjang. Perawatan dapat didasarkan pada apakah testis supernumerary memiliki ductus deferens atau tidak.
Hingga saat ini masih menjadi perbincangan apakah polyorchidism dapat memicu terjadinya kanker yang bermula pada satu testis yang tererangkap. Jika kanker dicurigai melalui biopsi testis atau dari pencitraan, maka orchiopexy (pengangkatan testis) perlu disarankan.
Selain itu, beberapa dokter merekomendasikan pengangkatan testis yang berlokasi di perut karena ini memiliki risiko tertinggi menjadi kanker.
Polyorchidism jarang terjadi dan umumnya ditemukan selama evaluasi untuk kondisi lain seperti hernia inguinalis, testis yang tidak turun dan torsi testis. Cryptorchidism tampaknya menjadi faktor risiko paling penting untuk keganasan pada pasien dengan testis supernumerary.
Dengan demikian, pasien dengan testis supernumerary nonskotal memerlukan konseling yang tepat oleh dokter bedah yang ahli.
Selamat sore, dok mau tanya kalau ada seorang pasien dinyatakan positif HIV, pemeriksaan apa saja yang dilakukan sebelum minum ARV? Makasih dok