Pramipexole adalah obat yang biasa digunakan untuk mengendalikan gejala penyakit Parkinson. Obat ini dapat meningatkan kemampuan pasien untuk bergerak dan mengurangi gemetar (tremor), kekakuan, hingga ketidakstabilan tubuh.
Pramipexole merupakan agonis dopamin yang mampu mengembalikan zat dopamin di otak. Selain mengatasi tremor, obat ini juga kerap digunakan untuk mengobati sindrom kaki gelisah (restless leg syndrome) yang menyebabkan kaki terus bergerak di luar kendali.
Mengenai Pramipexole
Golongan
Resep dokter
Kemasan
Tablet
Kandungan
Pramipexole
Manfaat Pramipexole
Berbagai manfaat pramipexole adalah sebagai berikut:
- Mengatasi gejala penyakit Parkinson seperti tremor, kekakuan, dan ketidakstabilan pada tubuh;
- Mengurangi sindrom on-off, atau episode saat pasien tidak bisa bergerak;
- Mengobati sindrom kaki gelisah;
- Membantu meningkatkan kualitas tidur.
Untuk mengobati penyakit Parkinson, obat ini dapat digunakan secara tunggal maupun dikombinasikan dengan obat-obatan lainnya. Konsultasikan lebih lanjut dengan dokter mengenai obat Parkinson yang tepat untuk Anda.
Jika Anda mengonsumsi pramipexole untuk mengatasi sindrom kaki gelisah, segera beri tahukan dokter jika gejalanya memburuk, bila gejala muncul pada pagi hari atau lebih awal di malam hari, atau merasakan tidak nyaman di tangan atau lengan.
Kontraindikasi
- Anak usia < 18 tahun;
- Hipersensitif terhadap pramipexole.
Efek samping Pramipexole
Sama seperti obat pada umumnya, penggunaan pramipexole dapat menimbulkan efek samping. Akan tetapi, reaksinya bisa jadi berbeda-beda, tergantung dari dosis obat, usia, dan daya tahan tubuh masing-masing orang.
Sejumlah efek samping pramipexole yang mungkin terjadi antara lain:
- Gampang mengantuk;
- Tertidur lebih cepat dari biasanya;
- Kram otot atau otot melemah;
- Pusing;
- Mulut kering;
- Mual;
- Sembelit;
- Sering buang air kecil;
- Gangguan tidur (insomnia).
Guna mengurangi efek samping, dokter biasanya akan memberikan dosis rendah terlebih dahulu. Dosis akan ditingkatkan secara perlahan hingga mencapai dosis yang efektif. Hindari menambahkan dosis atau minum obat lebih sering daripada yang disarankan.
Reaksi alergi yang serius cukup jarang terjadi. Namun, waspadai jika muncul gejala alergi parah (anafilaktik) seperti:
- Ruam;
- Gatal atau bengkak (terutama di wajah, lidah, atau tenggorokan);
- Pusing parah;
- Kesulitan bernapas.
Bila itu terjadi, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Dosis Pramipexole
Dosis pramipexole bisa jadi berbeda-beda pada setiap orang. Hal ini tergantung dari usia, jenis kelamin, tingkat keparahan penyakit, dan kebutuhan masing-masing orang.
Secara umum, dosis pramipexole adalah sebagai berikut:
Penyakit Parkinson pada orang dewasa (18 tahun ke atas)
- Tablet lepas cepat:
- Minggu 1: 3 x sehari 0,125 mg;
- Minggu 2: 3 x sehari 0,25 mg;
- Minggu 3: 3 x sehari 0,5 mg;
- Minggu 4: 3 x sehari 0,75 mg;
- Minggu 5: 3 x sehari 1 mg;
- Minggu 6: 3 x sehari 1,25 mg;
- Minggu 7: 3 x sehari 1,5 mg.
- Tablet lepas lambat:
- Dosis awal: 1 x sehari 0,375 mg, dapat ditingkatkan setiap 5-7 hari sesuai anjuran dokter;
- Dosis maksimal: 1 x sehari 4,5 mg.
Sindrom kaki gelisah pada orang dewasa (18 tahun ke atas)
- Tablet lepas cepat:
- Dosis awal: 1 x sehari 0,125 mg pada malam hari, diminum 2-3 jam sebelum tidur. Dosis dapat ditingkatkan setiap 4-7 hari sesuai anjuran dokter;
- Dosis maksimal: 1 x sehari 0,5 mg.
Obat ini dapat dikonsumsi dengan atau tanpa makanan, sesuai anjuran dokter. Jika Anda kerap mengalami mual, sebaiknya konsumsi obat bersamaan dengan makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman di perut.
Hindari berhenti minum obat secara tiba-tiba. Pasalnya, tindakan demikian dapat meningkatkan gejala putus obat alias sakau yang ditandai dengan demam, otot kaku, dan kebingungan. Jika Anda berencana ingin berhenti minum obat ini, dokter akan mengurangi dosisnya secara perlahan guna menghindari gejala putus obat tersebut.
Interaksi Pramipexole
Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain, sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, obat tidak dapat bekerja dengan maksimal atau bahkan menimbulkan racun yang membahayakan tubuh.
Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang sedang Anda konsumsi dan beri tahukan pada dokter. Jenis obat yang dapat berinteraksi dengan pramipexole adalah:
- Obat antipsikotik, seperti chlorpromazine, haloperidol, atau thiothixene;
- Cimetidine;
- Metoclopramide.
Beri tahukan dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat-obatan yang dapat menimbulkan kantuk seperti:
- Antihistamin (cetrizine atau diphenhydramine);
- Obat tidur atau gangguan kecemasan (alprazolam, diazepam, atau zoldipem);
- Relaksan otot (carisoprodol atau cyclobenzaprine);
- Pereda nyeri golongan opioid (kodein atau hidrokodon).
Perhatian
Hal-hal yang harus diperhatikan selama menggunakan pramipexole adalah sebagai berikut:
- Beri tahukan dokter jika Anda memiliki riwayat alergi obat atau penyakit tertentu, terutama tekanan darah rendah (hipotensi), penyakit jantung (seperti detak jantung tidak teratur atau gagal jantung); gangguan ginjal, masalah kejiwaan (seperti halusinasi, psikosis, atau skizofrenia), hingga gangguan tidur (sleep apnea atau narkolepsi);
- Sampaikan pada dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat, suplemen, maupun herbal apa pun;
- Konsultasikan dulu dengan dokter sebelum menggunakan pramipexole saat hamil atau merencanakan kehamilan, maupun sedang menyusui;
- Hindari mengemudi atau menjalankan alat berat selama mengonsumsi pramipexole sebab obat ini dapat menyebabkan kantuk. Bahkan, seseorang dapat tertidur secara tiba-tiba tanpa rasa kantuk sekalipun;
Artikel terkait: