Pro TB 4 Tablet: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 14, 2019 Update terakhir: Okt 24, 2020 Waktu baca: 6 menit

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Pro TB 4 Tablet digunakan untuk mengobati tuberculosis (TBC) dan infeksi bakteri Mycobacterium tertentu;
  • Pro TB 4 Tablet mengandung kombinasi rifampicin, isoniazid, pyrazinamide, dan ethambutol;
  • Waspadai risiko efek samping penggunaan Pro TB4 Tablet, mulai dari gangguan penglihatan, ruam kulit, serta gangguan pada sejumlah organ;
  • Pro TB 4 Tablet tidak boleh digunakan oleh pasien yang memiliki masalah penglihatan, anak-anak di bawah usia 13 tahun, anak-anak yang belum bisa mengidentifikasi dan melaporkan gangguan penglihatan, dan penderita epilepsi. Patuhi petunjuk pemakaian obat secara ketat, termasuk soal kondisi apa saja yang tidak mengizinkan Anda untuk menggunakan obat ini;
  • Klik untuk membeli Pro TB4 Tablet dan obat antibiotik lainnya dari rumah Anda melalui HDMall. Gratis ongkos kirim ke seluruh Indonesia dan bisa COD;
  • Temukan dan booking paket vaksinasi BCG untuk mencegah tuberculosis dan ragam paket pemeriksaan kesehatan lainnya dengan harga bersahabat dan dokter berpengalaman melalui HDMall.

Pro TB 4 Tablet digunakan untuk mengobati tuberculosis (TBC) dan infeksi bakteri Mycobacterium tertentu. Pro TB 4 Tablet mengandung kombinasi rifampicin, isoniazid, pyrazinamide, dan ethambutol. Berikut ini adalah informasi lengkap Pro TB 4 tablet yang disertai tautan jenama obat lain dengan nama generik yang sama.

Pabrik

Phapros.

Golongan

Obat keras, harus dengan resep dokter.

Kemasan

Dos: 1 x 28 film coated tablet.

Kandungan

Pro TB 4 tablet mengandung zat aktif (nama generik) sebagai berikut:

  • Rifampicin 150 mg;
  • INH 75 mg;
  • Pyrazinamide 400 mg;
  • Ethambutol HCl 275 mg.

Sekilas tentang zat aktif (nama generik)

Rifampicin adalah antibiotik yang digunakan untuk mengobati beberapa infeksi bakteri seperti tuberculosis (TBC), kusta, dan penyakit legionnaire. Obat ini bisa diberikan secara oral maupun intravena. Rifampicin termasuk golongan antibiotik rifamycin yang bekerja dengan cara menghambat pembentukan RNA bakteri.

Isonicotinylhydrazine (INH), dikenal juga dengan nama isoniazid, digunakan untuk mengobati penyakit tuberculosis (TBC). Obat ini adalah obat lini pertama untuk pencegahan maupun pengobatan TB laten ataupun TB aktif. 

Isoniazid efektif terhadap Mycobacterium tuberculosis, Mycobacterium kansasii, dan Mycobacterium xenopi. Obat ini masih berupa prodrug, yang kemudian diaktifkan oleh enzim katalase-peroksidase bakteri pada Mycobacterium tuberculosis.

Pyrazinamide adalah obat yang digunakan untuk mengatasi tuberculosis (TBC). Meski bersifat bakteriostatik, obat ini bisa bersifat bakterisida saat bakteri secara aktif melakukan replikasi. Pyrazinamide digunakan dalam 2 bulan pertama pengobatan dengan tujuan mengurangi durasi terapi penyembuhan TBC. Tanpa pyrazinamide, pengobatan TBC bisa membutuhkan waktu 9 bulan atau lebih. Dalam kombinasi dengan rifampicin, pyrazinamide adalah obat pilihan untuk mengobati TBC laten.

Ethambutol adalah obat yang digunakan untuk melawan tuberkulosis (TBC), terutama bila diduga telah terjadi resistensi. Obat ini biasanya digunakan secara kombinasi dengan obat TBC lainnya, seperti isoniazid, rifampicin, dan pyrazinamide. 

Ethambutol adalah anti-tuberculosis yang bekerja dengan cara menghambat satu atau lebih metabolit bakteri rentan yang mengakibatkan gangguan metabolisme sel, menghambat multiplikasi, hingga kematian sel. Obat ini aktif terhadap bakteri yang rentan hanya saat bakteri itu sedang mengalami pembelahan sel.

Indikasi

Kegunaan Pro TB 4 tablet adalah untuk mengobati penyakit tuberculosis (TBC) dan infeksi oleh bakteri Mycobacterium oportunistik tertentu.

Kontraindikasi

  • Jangan digunakan untuk penderita yang mengalami reaksi hipersensitivitas terhadap salah satu komponen obat ini;
  • Tidak boleh diberikan kepada pasien yang menderita neuritis optik, kecuali ada penilaian klinis yang menyatakan obat ini bisa diberikan;
  • Jangan menggunakan obat ini kepada pasien yang tidak bisa mendeteksi dan melaporkan terjadinya gangguan penglihatan, misalnya anak-anak < 13 tahun;
  • Sebaiknya obat ini tidak diberikan kepada penderita gangguan hati yang diinduksi oleh isoniazid (INH);
  • Jangan digunakan untuk penderita hepatitis, menderita gangguan hati yang parah, gangguan ginjal, epilepsi, dan pencandu alkohol kronis.

Efek Samping Pro TB 4 Tablet

  • Efek samping yang sering dilaporkan akibat pemakaian obat yang mengandung ethambutol adalah terjadinya gangguan penglihatan (neuritis retrobulbar) yang disertai penurunan visus, skotoma sentral, buta warna hijau-merah, serta penyempitan pandangan. Efek samping ini lebih rentan dialami jika obat digunakan dengan dosis berlebihan atau penderita gangguan ginjal;
  • Efek samping ethambutol yang juga sering terjadi adalah ruam kulit karena reaksi alergi dan gangguan pada saluran pencernaan;
  • Efek samping ethambutol yang jarang terjadi adalah masalah pada organ hati (penyakit kuning), neuritis perifer, efek samping pada sistem saraf pusat, kelainan darah, serta hiperurisemia;
  • Rifampicin dapat menyebabkan gangguan saluran pencernaan, gangguan fungsi hati, leukopenia, dan eosinofilia;
  • Isoniazid (INH) mempunyai efek samping berupa gangguan fungsi hati dan sistem saraf;
  • Efek samping lain Pro TB 4 Tablet adalah sakit kepala, pusing, kejang, anemia, arthralgia, sindrom rematik, purpurea, demam, dan shock syndrome.

Dosis Pro TB 4 Tablet

Obat digunakan saat perut kosong atau minimal ½ jam sebelum makan. Berikut adalah dosis Pro TB 4 Tablet yang lazim digunakan:

  • Pasien dengan berat badan ≥ 71 kg: 5 tablet 1 x sehari;
  • Berat badan 55-70 kg: 4 tablet 1 x sehari;
  • Berat badan 38-54 kg: 3 tablet 1 x sehari;
  • Berat badan 30-37 kg: 2 tablet 1 x sehari.

Penggunaan oleh wanita hamil

Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengategorikan rifampicin, pyrazinamide, ethambutol, dan INH dalam kategori C dengan penjelasan sebagai berikut:

Penelitian pada reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia. Jika potensi keuntungan dapat dijamin, penggunaan obat pada ibu hamil dapat dilakukan meski potensi risiko sangat besar.

Meski hasil studi pada hewan tidak selalu bisa dijadikan acuan keamanan obat pada manusia, fakta bahwa obat ini terbukti memiliki efek buruk terhadap janin hewan harus menjadi perhatian serius.

Telah ada laporan kelainan mata pada bayi yang lahir dari ibu yang menggunakan ethambutol. Jika tidak benar-benar dibutuhkan atau masih bisa menggunakan obat lain yang lebih aman, Pro TB 4 Tablet sebaiknya tidak dikonsumsi oleh wanita hamil.

Interaksi obat

Berikut adalah interaksi ethambutol dengan obat-obat lain jika digunakan secara bersamaan:

  • Obat-obat antasida, terutama yang mengandung Aluminium hidroksida, mengurangi absorpsi ethambutol. Sebaiknya penggunaan bersamaan obat ini dihindari atau setidaknya penggunaan antasida diberi jarak minimal 4 jam setelah penggunaan ethambutol;
  • Ethambutol mengurangi efikasi obat-obat uricosuric, terutama jika dikombinasikan dengan INH.

Berikut adalah interaksi isoniazid (INH) dengan obat-obat lain jika digunakan secara bersamaan:

  • Bioavailabilitas isoniazid berkurang jika diberikan bersamaan dengan makanan terutama yang mengandung tyramine (seperti keju dan anggur merah), dan makanan yang mengandung histamin seperti ikan cakalang, tuna, dan ikan tropis lain;
  • Isoniazid bisa mempotensiasi efek hepatotoksisitas paracetamol;
  • Isoniazid memperlambat metabolisme carbamazepine sehingga meningkatkan kadar serumnya;
  • Isoniazid juga meningkatkan kadar serum fenitoin dan teofilin;
  • Tidak dianjurkan penggunaan INH bersamaan dengan disulfiram;
  • Pengguna kontrasepsi oral harus menggunakan tambahan non-hormonal kontrasepsi.

Perhatian

Hal-hal yang harus diperhatikan selama menggunakan Pro TB 4 tablet, adalah sebagai berikut:

  • Obat digunakan saat perut kosong. Minimal ½ jam sebelum makan;
  • Pasien yang menggunakan obat ini harus melaporkan kepada dokter sedini mungkin bila merasakan gangguan penglihatan;
  • Sebaiknya lakukan pemeriksaan mata sebelum menggunakan obat ini. Jika selama penggunaan Pro TB 4 Tablet terjadi gangguan penglihatan, pemakaian obat harus segera dihentikan;
  • Penggunaan obat ini tidak direkomendasikan untuk anak-anak di bawah 13 tahun dan anak-anak yang belum bisa mengidentifikasi dan melaporkan adanya gangguan penglihatan;
  • Pasien dengan cacat visual, seperti penderita katarak, kondisi radang berulang pada mata, neuritis optik, dan retinopati diabetes, harus mendapatkan pertimbangan yang sangat matang secara klinis jika ingin menggunakan Pro TB 4 Tablet;
  • Perhatian serius harus diberikan kepada pasien yang memiliki gangguan ginjal karena potensi efek samping akan meningkat. Selain itu, penyesuaian dosis perlu dilakukan mengingat ethambutol diekskresikan melalui ginjal;
  • Ethambutol bisa menyebabkan terjadinya hiperurisemia. Hati-hati menggunakannya untuk penderita penyakit asam urat (gout);
  • Penggunaan obat yang mengandung ethambutol jika diduga terjadi resistensi. Jika risiko terjadinya resistensi rendah, obat ini bisa dikesampingkan;
  • Karena obat yang mengandung ethambutol bisa menimbulkan efek toksisitas pada hati, pemeriksaan periodik organ hati perlu dilakukan. Penggunaan bersamaan dengan obat-obat lain yang juga mempunyai sifat hepatotoksik harus menjadi perhatian serius;
  • Jika Anda wanita menyusui, sebaiknya menggunakan obat ini hanya jika direkomendasikan oleh dokter;
  • Pengguna alkohol kronis sebaiknya menghentikan konsumsi alkohol selama menggunakan obat ini;
  • Pemakaian rifampicin menyebabkan perubahan warna urin menjadi kemerahan. Hal ini tidak berbahaya;
  • Hindari memulai kembali pengobatan setelah penghentian pengobatan jangka panjang dan teratur;
  • Penggunaan isoniazid dapat menginduksi gangguan fungsi hati;
  • Isoniazid juga menyebabkan defisiensi vitamin B6. Usahakan menambah asupan vitamin B6 selama menggunakan Pro TB 4 Tablet;
  • Obat ini bisa menurunkan ambang kejang. Hindari penggunaanya pada penderita epilepsi;
  • Hentikan pengobatan jika terjadi trombositopenia, purpura, anemia hemolitik, gagal ginjal, dyspenia, dan shock.

14 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Essential first-line antituberculosis drugs - Treatment of Tuberculosis: Guidelines. National Center for Biotechnology Information. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK138747/)
New Antituberculosis Drugs: From Clinical Trial to Programmatic Use. National Center for Biotechnology Information. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4927937/)
Zumla, A., Gillespie, S., Hoelscher, M., Philips, P., Cole, S., & Abubakar, I. et al. (2014). New antituberculosis drugs, regimens, and adjunct therapies: needs, advances, and future prospects. The Lancet Infectious Diseases, 14(4), 327-340. https://doi.org/10.1016/s1473-3099(13)70328-1. The Lancet. (https://www.thelancet.com/journals/laninf/article/PIIS1473-3099(13)70328-1/fulltext)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app