Prolevox adalah obat yang sering digunakan untuk mengatasi infeksi gram positif maupun gram negatif, sinusitis maksilaris akut, bronchitis bakterial kronik eksaserbasi akut, hingga pneumonia komunitas. Obat ini memiliki kandungan utama berupa levofloxacin.
Levofloxacin) adalah antibiotik golongan fluorokuinolon yang mempunyai spektrum luas, aktif terhadap bakteri gram negatif maupun gram positif. Mekanisme aksi antibiotik ini adalah dengan cara menghambat dua tipe enzim topoisomerase II yaitu DNA Gyrase dan topoisomerase IV. Topoisomerase IV memerlukan berfungsi untuk memisahkan kromosom induk terhadap kromosom turunannya saat pembelahan sel bakteri.
Dengan DNA yang tidak dipisahkan, proses terhenti dan bakteri tidak bisa membagi. Sedangkan DNA gyrase bertanggungjawab untuk pemanjangan rantai DNA sehingga akan cocok di dalam sel yang baru terbentuk. kombinasi dari dua mekanisme di atas akan membunuh bakteri sehingga levofloxacin digolongkan sebagai bakterisida.
Mengenai Prolevox
Golongan
Resep dokter
Kemasan
dos 10 tablet salut selaput 500 mg, infus 500mg/100ml
Kandungan
Levofloxacin hemihidrat setara levofloxacin anhidrat 500 mg
Manfaat Prolevox
Kegunaan dan manfaat Prolevox adalah untuk mengatasi berbagai kondisi berikut:
- Infeksi gram positif maupun gram negatif
- Sinusitis maksilaris akut
- Bronchitis bakterial kronik eksaserbasi akut
- Pneumonia komunitas
- Infeksi kulit dan struktur kulit yang kompleks
- Infeksi saluran kemih
- Pyeloneritis (infeksi ginjal)
- Infeksi lain yang disebabkan kuman peka terhadap cravit (levofloxacin).
Dosis Prolevox
Prolevox diberikan dengan dosis sebagai berikut:
- Dosis oral sama dengan dosis parenteral.
- Pemberian melalui infus dilakukan secara perlahan-lahan.
- Sinusitis maksilaris akut: 1 x sehari 500 mg selama 10-14 hari.
- Bronkitis kronis bakterial eksaserbasi akut: 1 x sehari 500 mg selama 7-10 hari;
- Community acquired pneumonia: 1 x sehari 500 mg atau terbagi dalam dua dosis selama 7-14 hari.
- Infeksi saluran kemih terkomplikasi, pieloneritis akut: 250 mg tiap 24 jam selama 10 hari.
- Infeksi kulit dan struktur kulit tidak terkomplikasi: 1 x sehari 500 mg atau terbagi dalam dua dosis selama 7-10 hari.
Efek Samping Prolevox
Kebanyakan efek samping Prolevox bersifat ringan sampai sedang, berupa:
- Gangguan gastrointestinal seperti mual, muntah, dan sembelit.
- Intoksifikasi pernafasan, darah dan kelainan hormonal serta kardiovaskuler.
- Efek samping yang jarang terjadi adalah tremor, kegelisahan, ansietas, sakit kepala ringan, kebingungan, halusinasi, paranoid, depresi, mimpi buruk, insomnia.
- Gangguan seperti nyeri sendi, radang sendi, gangguan gait, tendinopathy (kerusakan tendon)
- Gangguan irama jantung
- Reaksi alergi, bengkak pada kelopak mata
- Berpotensi fatal: reaksi alergi atau anafilaktik, kerusakan hati termasuk hepatitis, diare atau colitis yang berhbungan dengan Clostridium difficile
Interaksi Obat Prolevox
Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain, sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, obat tidak dapat bekerja dengan maksimal atau bahkan menimbulkan racun yang membahayakan tubuh.
Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang sedang Anda konsumsi dan beri tahukan pada dokter. Jenis obat yang dapat berinteraksi dengan Prolevox adalah:
- Antasida yang mengandung magnesium hidroksida atau aluminium hidroksida: menurunkan penyerapan Prolevox oleh usus.
- Suplemen zat besi dan multi-vitamin yang mengandung zinc: menurunkan penyerapan Prolevox oleh usus.
- Warfarin dan phenprocoumon: meningkatkan kerja obat seperti warfarin, sehingga menyebabkan efek samping yang lebih potensial, seperti perdarahan.
- Anti inflamasi non steroid (NSAID): dapat menyebabkan kejang pada penggunaan dosis tinggi.
- Obat-obatan antiaritmia: meningkatkan efek pemanjangan QT interval (gangguan irama jantung).
Perhatian
Hal-hal yang harus diperhatikan selama menggunakan Prolevox antara lain:
- Efektivitas dan keamanan pemakaian pada anak-anak, wanita hamil dan menyusui belum terbukti.
- Hati-hati pemberian Prolevox pada pasien dengan penyakit hati.
- Prolevox harus dihindari pada pasien dengan hipersensitivitas terhadap Prolevox atau antibiotik golongan kuinolon lainnya.
Kandungan levofloxacin juga tidak disarankan untuk pasien dengan kondisi berikut:
- Pasien dengan epilepsi atau gangguan kejang lainnya
- Memiliki riwayat pemakaian kuinolon terkait tendon pecah .
- Gangguan jiwa
- Gangguan enzim G6PD
- Diabetes
- Penerima transplantasi organ
- Myastemia gravis
- Gangguan ginjal
Toleransi terhadap kehamilan
KATEGORI C. Penelitian pada reproduksi hewan menunjukkan levofloxacin memberikan efek buruk pada janin. Tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia, tetapi jika manfaat potensial terhadap ibu lebih besar daripada risiko pada janin maka obat ini bisa diberikan