Menyaksikan atau mengalami sendiri berbagai kejadian buruk seperti kecelakaan, bencana alam, hingga tindak kejahatan tentu menyisakan trauma mendalam yang sulit dihilangkan. Pada kasus yang parah, kondisi ini bisa membuat seseorang terserang Post Traumatic Stress Disorder atau PTSD. Tak hanya sekadar memicu histeris dan trauma berkepanjangan, ada sejumlah gejala PTSD lainnya yang perlu diperhatikan. Lalu, bagaimana mengatasinya?
Apa itu PTSD?
PTSD adalah gangguan kecemasan yang membuat penderitanya tidak dapat melupakan dan tidak mau mengingat pengalaman traumatis ini. Bahkan, penderita PTSD cenderung berpikir negatif pada diri sendiri dan sekitarnya. Kondisi ini biasanya ditandai dengan rasa kesal yang memuncak, mimpi buruk, dan memiliki perasaan bersalah.
Sesuai dengan namanya, penyebab PTSD adalah rasa trauma yang besar setelah melihat atau mengalami sendiri pengalaman buruk. Misalnya kecelakaan, bencana alam, hingga pemerkosaan atau tindak kejahatan lainnya.
Selain itu, ada beberapa faktor lainnya yang dapat memicu PTSD, antara lain:
- Mengalami trauma jangka panjang
- Mengidap gangguan mental lain
- Memiliki anggota keluarga yang terkena PTSD maupun gangguan mental lain
- Kurangnya dukungan dari teman dan keluarga
Baca Juga: Anxiety dan Macam-Macam Jenisnya
Tanda dan gejala PTSD
Gejala PTSD yang muncul pada setiap penderita bisa berbeda-beda. Namun bagaimana pun, gejalanya tetap saja mengganggu aktivitas sehari-hari, terlebih yang berkaitan dengan lingkungan kerja atau orang lain.
Gejala PTSD bisa muncul segera setelah kejadian berlangsung, tapi ada juga yang baru muncul beberapa bulan sesudahnya. Tanda dan gejala PTSD adalah sebagai berikut:
1. Ingatan yang mengganggu
Penderita PTSD sering kali terganggu dengan ingatan hal-hal buruk yang kerap muncul sewaktu-waktu. Contohnya, penderita selalu mengingat berbagai hal mengerikan dan kejadian tragis secara detil.
2. Menghindari pembicaraan soal kejadian traumatis
Orang yang mengalami Post Traumatic Stress Disorder kerap menolak membicarakan atau bahkan sekadar memikirkan kejadian tersebut. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari kegiatan maupun orang yang membuat ingatan tersebut muncul kembali.
3. Merasa putus asa untuk menghadapi masa depan
Penderita PTSD hanya mengingat aspek kejadian traumatis yang ia alami. Kondisi ini membuat ia kesulitan membina hubungan dekat dengan orang lain dan cenderung putus asa dengan kehidupan masa depannya.
4. Emosi tidak stabil
Dihantui rasa trauma setiap hari membuat penderita PTSD jadi mudah emosi. Perubahan emosi ini ditunjukkan dengan perbedaan reaksi fisik ataupun emosi seperti merasa waspada, sulit berkonsentrasi, hingga mudah terkejut.
Baca Selengkapnya: Masih Terbayang-bayang Trauma Masa Lalu? Berikut Hal yang Harus Dilakukan
Berbagai pengobatan PTSD yang dapat dilakukan
Sebagian besar penderita PTSD cenderung akan membaik setelah beberapa minggu tanpa diberi penanganan khusus. Namun, untuk pasien dengan gejala PTSD yang bertambah parah, pasien tersebut membutuhkan penanganan lebih lanjut, yakni dengan kombinasi terapi psikologis serta pemberian obat.
Kombinasi penanganan tersebut diharapkan mampu membantu pasien dalam mengatasi gejala PTSD. Di antaranya dengan cara memperbaiki pola pikir mengenai diri sendiri serta orang lain, mempelajari cara untuk mengatasi keadaan, hingga mengatasi masalah yang berkaitan dengan masa lalu.
Berikut beberapa terapi psikologi yang diberikan untuk membantu meringankan gejala PTSD, antara lain:
1. Terapi perilaku kognitif
Terapi perilaku kognitif (CBT) biasanya dilakukan sebanyak 8-12 sesi. Jenis terapi ini dilakukan untuk mengubah cara berpikir serta bertindak, sehingga pasien bisa lebih tenang dan percaya diri.
2. Terapi desensitisasi gerakan mata serta
Terapi dengan cara menggerakkan mata ke samping serta mengikuti gerakan tangan berguna untuk meredakan gejala PTSD. Walaupun demikian, belum diketahui bagaimana cara terapi desensitisasi gerakan mata ini dapat mengatasi PTSD.
3. Terapi penyingkapan
Terapi penyingkapan bertujuan untuk membantu pasien menghadapi keadaan dengan tenang seperti semula setelah mengalami peristiwa traumatis.
4. Terapi kelompok
Terapi kelompok dapat membantu mengatasi gejala PTSD dari diri pasien dengan lebih efektif. Jenis terapi ini dilakukan dengan membicarakan pengalaman traumatis bersama dengan orang lain di dalam satu kelompok yang memiliki masalah sama, sehingga mereka bisa bertukar pikiran dan perasaan sampai merasa kembali tenang.
Baca Juga: Penyembuhan Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) Melalui Terapi Brainwaves
Selain berbagai terapi di atas, ada pula obat-obatan yang dapat diberikan oleh dokter. Biasanya berupa antidepresan, digunakan untuk mengatasi masalah sulit tidur sekaligus meningkatkan konsentrasi.
Selain antidepresan, dokter juga dapat memberikan obat antiansietas. Jenis obat ini diberikan untuk jangka pendek guna mengurangi kecemasan penderita PTSD.
Setelah minum obat-obatan tersebut, pasien biasanya akan lebih tenang dan lebih mampu mengendalikan suasana hatinya. Yang tak kalah penting, diperlukan dukungan keluarga untuk memberikan semangat agar penderita sembuh dari gejala PTSD yang mengganggu.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.