Granuloma piogenik merupakan suatu kondisi dimana terjadi proliferasi pembuluh darah kapiler. Granuloma piogenik biasanya muncul berupa benjolan merah mengkilap dengan permukaan seperti raspberry atau daging cincang. Meskipun bersifat jinak, granuloma piogenik dapat menyebabkan rasa ketidaknyamanan dan pendarahan yang banyak.
Granuloma piogenik biasanya disebut juga dengan hemangioma kapiler lobular, granuloma pyogenicum, dan granuloma telangiectaticum.
Penyebab dan Faktor Resiko Granuloma Piogenik
Penyebab granuloma piogenik sampai saat ini masih tidak diketahui. Namun terdapat beberapa faktor yang telah diidentifikasi memiliki peran yang mungkin dalam perkembangan granuloma piogenik, faktor tersebut yaitu:
- Trauma: pada beberapa kasus granuloma piogenik dapat muncul di lokasi cedera ringan, seperti tertusuk peniti.
- Infeksi: bakteri Staphylococcus aureus lebih sering ditemukan
- Pengaruh hormon: granuloma piogenik terjadi hingga 5% pada masa kehamilan dan kadang-kadang berkaitan juga dengan penggunaan kontrasepsi oral.
- Diinduksi oleh obat; beberapa granuloma piogenik kadang muncul pada pasien yang menggunakan retinoid oral (acitretin atau isotretinoin) atau protease inhibitor.
Granuloma piogenik dapat terjadi pada semua orang dari semua ras. Wanita lebih sering terkena granuloma piogenik daripada pria. Berikut beberapa faktor resiko terjadinya Granuloma piogenik:
- Anak-anak dan orang dewasa
- Wanita hamil
- Orang yang menjalani kemoterapi
Tanda dan Gejala Granuloma Piogenik
Granuloma piogenik biasanya pertama kali muncul berupa bercak merah, merah kecoklatan atau biru kehitaman yang tidak menimbulkan rasa nyeri. Granuloma piogenik tumbuh dengan cepat selama beberapa hari hingga beberapa minggu dengan ukuran akhir 1-2 cm (jarang hingga 5 cm). Granuloma piogenik biasanya mudah berdarah dan mungkin menimbulkan luka hingga membentuk krusta pada kulit. Biasanya granuloma piogenik muncul dengan jumlah yang tunggal, namun dalam kasus yang jarang terjadi granuloma piogenik juga dapat muncul lebih dari satu.
Granuloma piogenik paling sering ditemukan di daerah kepala, leher, badan bagian atas, tangan (terutama jari) dan kaki. Sedangkan granuloma piogenik pada kehamilan paling sering terjadi pada permukaan mukosa bibir atau di dalam rongga mulut.
Cara Mencegah Terjadinya Granuloma Piogenik
Karena masih tidak diketahui penyebabnya, maka sampai saat ini tidak diketahui secara pasti cara mencegah terjadinya granuloma piogenik.
Temui dokter Anda jika Anda melihat adanya pertumbuhan kulit yang membesar dengan cepat untuk mendapatkan diagnosis yang benar dan tepat. Karena pada kasus granuloma piogenik mudah sekali mengalami perdarahan, lesi granuloma piogenik harus ditutup dengan perban sampai Anda pergi ke dokter.
Cara Menangani Granuloma Piogenik
Diagnosa
Granuloma piogenik biasanya didiagnosis secara klinis karena penampilannya yang khas. Pemeriksaan dengan hasil histologi biasanya dapat mengkonfirmasi diagnosis, terutama untuk membedakan suatu bentuk kanker kulit seperti amelanotic melanoma yang merupakan diagnosis banding dari granuloma piogenik. Pada Granuloma piogenik hasil histologi dapat menunjukkan kumpulan lobular pembuluh darah dalam jaringan yang meradang.
Namun bila dokter mencurigai adanya granuloma piogenik, maka biasanya dokter akan melakukan biopsi kulit.
Pengobatan
Umumnya Granuloma piogenik dapat hilang dengan sendirinya, terutama granuloma piogenik yang terkait dengan kehamilan. Jika granuloma piogenik yang disebabkan karena suatu obat, granuloma tersebut biasanya akan menghilang ketika obat dihentikan.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghilangkan granuloma piogenik. Metode tersebut termasuk:
- Kuretase dan kauterisasi: tindakan ini dilakukan dengan cara mengikis granuloma dengan kuret dan pembuluh darah di kauterisasi atau dibakar untuk mengurangi kemungkinan pertumbuhan granuloma kembali.
- Operasi laser dapat digunakan untuk menghilangkan lesi dan membakar dasar permukaan, atau pulse dye laser juga dapat digunakan untuk mengecilkan lesi yang kecil.
- Cryotherapy mungkin cocok untuk lesi yang kecil.
- Kauterisasi kimia menggunakan perak nitrat yang efektif untuk lesi kecil.
- Krim imiquimod telah dilaporkan efektif dan mungkin sangat bermanfaat pada anak-anak.
- Salep propranolol 1% topikal telah terbukti efektif bila digunakan sejak dini pada anak-anak dengan granuloma piogenik.
Kekambuhan setelah pengobatan sering terjadi karena proliferasi pembuluh darah sudah meluas jauh ke dalam dermis. Dalam kasus ini, metode penghilangan yang paling efektif adalah dengan memotong bagian yang terkena (eksisi), yang kemudian ditutup dengan jahitan.