Vitamin B6, juga dikenal sebagai pyridoxine, adalah salah satu dari delapan vitamin dalam kelompok B kompleks. Kebanyakan orang mendapatkan sumber pyridoxine dalam makanan mereka, tetapi jika Anda kekurangan vitamin B kompleks lainnya, seperti folat dan B12, Anda kemungkinan juga kekurangan vitamin B6.
Dalam tubuh Anda, pyridoxine terlibat dalam lebih dari 150 reaksi enzim yang terjadi di dalam tubuh. pyridoxine membantu tubuh Anda memproses protein, karbohidrat, dan lemak yang Anda makan. Pyridoxine juga terkait erat dengan fungsi sistem saraf dan kekebalan tubuh Anda.
Baru-baru ini, telah ditemukan bahwa pyridoxine memiliki sifat antioksidan dan anti-peradangan. Ini berarti bahwa pyridoxine dapat berperan dalam membantu mencegah kondisi kronis seperti penyakit jantung dan kanker,
Kekurangan pyridoxine lebih sering terjadi pada orang dengan penyakit hati, penyakit ginjal, gangguan pencernaan atau autoimun,perokok, orang yang mengalami obesitas, alkoholik dan wanita hamil. Jika sumber makanan Anda tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan Anda, Anda dapat mendapatkan sumber pyridoxine melalui suplemen.
Tetapi karena suplemen ini adalah obat-obatan yang tentu saja memiliki efek samping, apakah penggunaan suplemen pyridoxine benar-benar perlu untuk diberikan? Dan apakah efek samping yang bisa ditimbulkan dari penggunaan suplemen ini? untuk lebih jelasnya mengenai suplemen pyridoxine, yuk disimak artikel yang satu ini.
Mengenai Pyridoxine
Golongan:
Obat bebas
Kemasan:
Tablet, sirop, cairan suntik
Kandungan:
Suplemen
Manfaat Pyridoxine
Seperti yang telah dibahas sedikit di atas, pyridoxine dapat ditemukan dalam makanan Anda sehari-hari seperti sereal, kacang, sayuran, hati, daging, dan telur. Tetapi, mungkin sulit bagi Anda untuk menjaga diet yang seimbang dan sering kali tubuh Anda kekurangan pyridoxine.
Padahal pyridoxine memiliki fungsi yang cukup vital sebagai mikronutrien dalam tubuh. Pyridoxine digunakan untuk mencegah dan mengobati kadar pyridoxine rendah dalam tubuh sehingga dapat menyebabkan anemia.
Pyridoxine juga digunakan untuk penyakit jantung dan pembuluh darah; kolesterol tinggi dan lemak lain dalam darah; tekanan darah tinggi; stroke; mengurangi kadar homocysteine dalam darah, zat kimia yang mungkin terkait dengan penyakit jantung; dan membantu arteri yang tersumbat tetap terbuka setelah prosedur pemasangan stent (prosedur yang dilakukan untuk membuka pembuluh darah dengan bantuan alat).
Bagi para perempuan, umumnya mereka menggunakan pyridoxine untuk sindrom pramenstruasi (PMS) dan masalah menstruasi lainnya seperti "morning sickness" (mual dan muntah) pada awal kehamilan, menghentikan aliran ASI setelah melahirkan, depresi terkait kehamilan, menopause, atau menggunakan pil KB, dan gejala-gejala gangguan haid lainnya.
Pyridoxine juga digunakan untuk mengobati penyakit Alzheimer dan jenis lain dari demensia atau kehilangan memori, gangguan attention deficit-hyperactivity (ADHD) pada anak, sindrom Down, autisme, diabetes dan gangguan nyeri saraf, anemia sel sabit, sakit kepala migrain, asma, sindrom karpal tunnel, kram kaki di malam hari, kram otot, radang sendi, mencegah patah tulang pada orang dengan tulang lemah, alergi, jerawat dan berbagai kondisi kulit lainnya, dan infertilitas.
Suplemen pyridoxine juga digunakan untuk pusing, mabuk kendaraan, mencegah penyakit mata terkait usia degenerasi makula (AMD), kejang, kejang karena demam, dan gangguan gerak (tardive dyskinesia, hyperkinesis, chorea), serta untuk meningkatkan nafsu makan .
Beberapa orang menggunakan pyridoxine untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh, infeksi mata, infeksi kandung kemih, kerusakan gigi, dan mencegah polip, kanker, dan batu ginjal.
Pyridoxine juga digunakan untuk mengatasi beberapa efek samping berbahaya yang berkaitan dengan pengobatan radiasi dan pengobatan dengan obat-obatan seperti mitomycin, procarbazine, cycloserine, fluorouracil, hydrazine, isoniazid, penicillamine, dan vincristine.
Pyridoxine juga digunakan untuk mengatasi mual dan muntah yang terkait dengan penyakit gastrointestinal pada anak-anak. Pyridoxine sering digunakan dalam kombinasi dengan vitamin B lainnya dalam produk-produk vitamin B kompleks.
Berapa dosis normal yang biasa digunakan untuk pemberian suplemen Vitamin B6?
Penggunaan pyridoxine tergantung dari indikasi penggunaannya. Dan sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan obat ini. Dosis yang biasa digunakan adalah :
- Untuk anemia sideroblastik herediter: Awalnya, 200-600 mg Pyridoxine digunakan. Dosis diturunkan menjadi 30-50 mg per hari setelah respon yang adekuat
- Untuk kekurangan Pyridoxine: Pada kebanyakan orang dewasa, dosis khas adalah 2,5-25 mg setiap hari selama tiga minggu kemudian 1,5-2,5 mg per hari sesudahnya. Pada wanita yang mengonsumsi pil KB, dosisnya adalah 25-30 mg per hari
- Untuk tingkat homocysteineyang sangat tinggi dalam darah: Untuk mengurangi tingkat homocysteine yang tinggi dalam darah setelah melahirkan, 50-200 mg vitamin B6. Juga, 100 mg pyridoxine bisa diambil bersamaan dengan kombinasi 0,5 mg asam folat
- Untuk mencegah degenerasi makula: 50 mg pyridoxine dalam bentuk pyridoxine digunakan setiap hari dengan kombinasi 1000 mcg vitamin B12 (cyanocobalamin) 1000 mcg dan 2500 mcg asam folat selama sekitar 7 tahun
- Untuk pengerasan arteri (atherosclerosis): Suplemen khusus (Kyolic, Total Heart Health, Formula 108, Wakunga) mengandung 250 mg ekstrak bawang putih tua, 100 mcg vitamin B12, 300 mcg asam folat, 12,5 mg pyridoxine, dan 100 mg L-arginine setiap hari selama 12 bulan
- Untuk batu ginjal: 25-500 mg pyridoxine digunakan setiap hari
- Untuk mual selama kehamilan: 10-25 mg pyridoxine yang diambil tiga atau empat kali per hari
- Untuk gejala sindrom pramenstruasi (PMS): 50-100 mg pyridoxine digunakan setiap hari, sendiri atau bersama dengan 200 mg magnesium
- Untuk mengobati tardive dyskinesia: 100 mg pyridoxine per hari telah ditingkatkan setiap minggu hingga 400 mg per hari, diberikan dalam dua dosis terbagi.
Efek samping apa yang biasa ditimbulkan dalam penggunaan pyridoxine?
Penggunaan suplemen pyridoxine, umumnya relatif aman, tetapi segera pergi mencari pertolongan medis sesegera mungkin jika Anda memiliki tanda-tanda reaksi alergi seperti gatal-gatal, sulit bernapas, pembengkakan pada wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan Anda. Hubungi dokter Anda segera jika Anda memiliki:
- penurunan sensasi terhadap sentuhan, suhu, dan getaran;
- kehilangan keseimbangan atau koordinasi;
- mati rasa di kaki Anda atau di sekitar mulut Anda;
- kecanggungan di tangan Anda; atau
- merasa lelah.
- mual;
- sakit kepala;
- kantuk; atau
- mati rasa ringan atau kesemutan.
Ini bukan daftar lengkap dari efek samping dan yang lain mungkin terjadi. Laporkan jika ada gejala lain yang muncul terkait dengan penggunaan suplemen pyridoxine.
Interaksi Pyridoxine
Hindari penggunaan obat pyridoxine dengan obat-obatan berikut:
- Pil KB
- Isoniazid
- Levodopa, phenobarbital
- Phenytoin
Peringatan
- Konsultasikan dengan dokter sebelum memberikan pyridoxine kepada anak-anak.
- Waspadai pemakaian pyridoxine suntik jika sedang mengalami penyakit jantung dan gangguan ginjal.
- Hindari pemakaian pyridoxine dalam jangka lama karena dapat mengakibatkan kerusakan sistem saraf.
- Beritahukan dokter Anda jika Anda sedang menggunakan obat lain di luar pyridoxine.
- Segera konsultasikan dokter jika mengalami gejala alergi atau overdosis.