Ini adalah review terhadap obat dengan merk redspar. di bagian akhir review ini juga disertakan tautan untuk mengetahui merk obat-obat lain dengan kandungan yang sama dengan redspar.
Mengenai Redspar
Golongan
obat keras, obat resep
Kemasan
dos 6 tablet salut selaput
Kandungan
Sparfloxacin 200 mg
Manfaat redspar
- redspar (Sparfloxacin) digunakan untuk eksaserbasi bakteri akut bronkitis kronis, Pneumonia, dan sinusitis akut .
- redspar (Sparfloxacin) juga digunakan untuk infeksi saluran pernafasan bagian bawah dan infeksi saluran cerna.
Efek Samping redspar
Kebanyakan efek samping redspar (Sparfloxacin) bersifat ringan sampai sedang yang akan segera hilang ketika pemberian obat dihentikan. Namun, efek samping serius kadang terjadi.
- Efek samping yang paling umum seperti mual, muntah, diare , sakit kepala, susah tidur dan ruam pada kulit.
- redspar (Sparfloxacin) juga meningkatkan risiko tendonitis dan tendon pecah , terutama pada pasien > 60 tahun , pasien yang juga menggunakan kortikosteroid , dan pasien dengan transplantasi ginjal , paru-paru , atau jantung.
- redspar (Sparfloxacin), seperti fluoroquinolones lain, diketahui juga memicu kejang atau menurunkan ambang kejang, dan dapat menyebabkan efek samping terhadap sistem saraf pusat lainnya.
- Sakit kepala, pusing, dan insomnia juga dilaporkan cukup sering terjadi.
- kejadian yang jauh lebih jarang seperti tremor, psikosis, kecemasan, halusinasi, paranoia, dan percobaan bunuh diri, terutama pada dosis yang lebih tinggi.
- Berbagai efek samping yang sangat jarang namun berpotensi fatal seperti nekrolisis epidermal toksik, sindrom Stevens-Johnson, aritmia jantung (torsades des pointes atau perpanjangan QT), pneumonitis alergi, penekanan sumsum tulang, hepatitis atau gagal hati, dan phototoxicity / fotosensitifitas.
- Obat harus dihentikan jika ruam, sakit kuning, atau tanda lain dari hypersentitivity terjadi.
Dosis redspar
Dosis redspar (Sparfloxacin) yang diberikan pada orang dewasa:
pneumonia komunitas yang disebabkan bakteri pneumococus dan non pneumococus termasuk streptococus pneumoniae dan eksaserbasi akut bronkitis kronis : 100-300mg/hari terbagi dalam 1-2 dosis
Interaksi obat
- Penggunaan bersamaan dengan mineral tambahan seperti besi, aluminium, zinc dapat menurunkan kinerja dari obat ini.
- redspar (Sparfloxacin), seperti beberapa fluoroquinolones lainnya, dapat menghambat kerja enzim dalam metabolisme obat sehingga meningkatkan kadar obat-obat seperti siklosporin, theophyline, dan warfarin. jika level obat darah meningkat maka dapat menyebabkan efek samping lebih besar.
- Pemantauan serum glukosa hati dianjurkan bila redspar (Sparfloxacin) digunakan oleh pasien yang menggunakan obat anti-diabetes golongan sulfonylurea sehingga meningkatkan risiko hipoglikemia.
- Pemberian redspar (Sparfloxacin) bersamaan dengan obat anti-inflamasi non-steroid (NSAID) dapat meningkatkan resiko stimulasi sistem saraf pusat dan kejang kejang.
- Fluoroquinolones telah terbukti meningkatkan efek antikoagulan dari acenocoumarol, Anisindione, dan Dicumarol.
- Selain itu ada peningkatan risiko cardiotoxicity dan aritmia ketika diberikan bersamaan dengan obat-obatan seperti Dihydroquinidine barbiturat, Quinidine, dan Quinidine barbiturat.
- Pemakaian kortikosteroid oral bisa meningkatkan risiko otot tendon pecah, terutama pada pasien usia lanjut.
Kontraindikasi
- redspar (Sparfloxacin) harus dihindari pada pasien dengan hipersensitivitas terhadap redspar (Sparfloxacin) atau antibiotik golongan kuinolon lainnya
- wanita hamil, dan ibu menyusui
- anak usia dibawah 18 tahun
- pasien dengan epilepsi atau gangguan kejang lainnya
- penderita defisiensi glukosa 6 - fosfat dihidrogenase.
- Pasien dengan gangguan irama jantung (pemanjangan interval QT), gangguan jantung lainnya
- Gangguan elektrolit
- Mwnghindari paparan sinar matahari yang menyengat
- Pasien dengan nyeri tendon
Toleransi terhadap kehamilan
KATEGORI C. penelitian pada reproduksi hewan menunjukkan sparfloksasina (Sparfloxacin) memberikan efek buruk pada janin. Tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia , tetapi jika manfaat potensial terhadap ibu lebih besar daripada risiko pada janin maka obat ini bisa diberikan.