Rhinitis - Definisi, Gejala dan Pengobatan
Setiap orang pernah mengalami gejala iritasi hidung atau rhinitis. Rhinitis sangat mengganggu aktivitas kita dan mengganggu pernapasan. Terjadinya rhinitis tidak hanya akibat infeksi virus atau bakteri tetapi adanya alergi seperti debu, bulu binatang, atau bebauan khas. Rhinitis dapat menyebabkan peradangan selaput lendir yang tidak mengancam jiwa.
Hidung merupakan salaah satu organ penciuman. Di dalam hidung terdapat bulu-bulu halus yang berfungsi untuk mencegah debu atau mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh juga sebagai tempat menempelnya lendir hidung. Di rongga hidung juga terdapat sinus sebagai tempat pertukaran tekanan udara.
Rhinitis dapat terjadi pada berbagai usia. Perlu diketahui bahwa terdapat jenis rhinitis antara lain:
- Rhinitis non-alergi
Rhinitis non-alergi terjadi akibat kelainan organ hidung tanpa disebabkan oleh alergi. Beberapa jenis rhinitis yang termasuk non-alergi yaitu:
- Rhinitis vasomotor
Iritasi hidung yang hilang timbul dengan gejala berupa hidung tersumbat bergantian sisi kanan dan kiri. Ini disebabkan oleh aliran pembuluh darah hidung yang tidak normal dan disertai pengaruh cuaca.
- Rhinitis atrofi
Rhinitis yang paling banyak terjadi pada wanita usia pubertas yang memiliki gejala berupa atrofi progresif pada tulang hidung akibat pembedahan hidung atau paska kecelakaan. Kondisi ini juga sering disebut rhinitis ozaena.
- Rhinitis medikamentosa
Iritasi hidung akibat penggunaan obat-obatan hidung contohnya kortikosteroid
Rhinitis alergi terjadi akibat adanya respon hidung yang terpapar alergen dan menyebabkan iritasi pada rongga hidung. Beberapa alergen yang menyebabkan rhinitis alergi pada beberapa orang antara lain:
- Debu
- Bulu binatang anjing, kucing, domba
- Tungau
- Bahan kimia yang terhirup
- Pewangi ruangan, kamper
- Asap rokok
Gejala Rhinitis
Gejala yang ditimbulkan pada penyakit rhinitis antara lain:
- Hidung terasa gatal
- Sering bersin
- Batuk ringan tanpa dahak
- Hidung tersumbat
- Keluar cairan atau lendir bening
- Nyeri pada hidung akibat gesekan karena gatal.
- Cepat lelah
- Iritasi ringan dalam daerah sekitar hidung
- Kepala terasa berat
Diagnosis Rhinitis
Rhinitis merupakan penyakit ringan yang terkadang sembuh sendiri. Tetapi terdapat beberapa kondisi dimana gejala dapat bertahan cukup lama dan mengganggu kenyamanan penderita. Dokter akan menanyakan sejak kapan gejala tersebut dan apakah ada riwayat paparan alergen atau lainnya seperti memelihara binatang, anggota keluarga yang merokok, pekerja pabrik, pemakaian obat-obatan jangka panjang, dan trauma.
Dokter juga dapat melakukan pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis pasti adanya alergi penyebab rhinitis. Tes yang digunakan antara lain:
- Tes tusuk kulit
Pemeriksaan skin prick test dilakukan penusukan pada kulit sekitar lengan bawah atau punggung atas pada anak-anak dengan jarum tipis yang diberikan unsur alergen
- Tes darah
Tes darah dilakukan untuk mendeteksi antibodi pada sistem kekebalan tubuh ketika dirangsang oleh alergen
- Pencitraan
Pemeriksaan dengan foto rontgen jenis waters atau caldwell, dan pencitraan dengan CT scan dan MRI dapat membantu melihat adanya kelaian struktur tulang dan sinus hidung.
- Endoskopi
Pemeriksaan endoskoi hidung untuk melihat bagian dalam dengan kamera kecil yang dimasukkan ke dalam rongga hidung untuk melihat kelainan.
Komplikasi Rhinitis
Komplikasi yang dapat muncul pada penderita rhinitis antara lain:
- Sinusitis
Peradangan hidung akibat perkembangan bakteri di hidung dan menyumbat daerah sinus.
- Polip
Munculnya jaringan berbentuk bulat di rongga hidung yang dapat menganggu jalur napas.
Pengobatan Rhinitis
Untuk mengobati penyakit rhinitis, dihimbau untuk menjauhi alergen yang menyebabkan iritasi hidung. Obat-obatan yang dapat dipilih pada terapi rhinitis yaitu:
- Antihistamin
Antihistamin bertujuan untuk mengurangi reaksi kimia alergan yang melepaskan histamin sehingga menimbulkan gatal dan iritasi . Contoh antihistamin yang dapat digunakan antara lain cetirizine dan loratadine. Efek samping antihistamin adalah menyebabkan kantuk.
- Kortikosteroid
Pemberian kortikosteroid baik minum atau tetes dapat mengurangi reaki peradangan dan mengurangi pembengkakan. Pemberian obat kortiksteroid jangka pendek biasanya tidak menyebabkan efek samping bermakna. Perlu berhati-hati pada pemberian kortikosteroid pada penderita diabetes melitus karena dapat meningkatkan gula darah.
- Dekongestan
Obat dekongestan digunakan untuk mengurangi gejala hidung tersumbat dan pemakaiannya digunakan selama 5 hari. Obat dekongestan juga tersedia berupa test hidung atau obat minum.
Malam dok, saya mau tanya kalau gejala penyakit jantung rematik apa saja ya? apa bisa didiagnosa dengan anamnesa, jika bisa, berapa persen tingkat keakuratannya terhadap kemungkinan menderitanya?