Ribavirin adalah obat antivirus yang digunakan untuk mengobati hepatitis C kronis. HCV atau virus hepatitis C adalah virus penyebab infeksi hati yang apabila dibiarkan tanpa penanganan bisa memicu sirosis hingga kanker hati.
Ribavirin bekerja dengan cara mengurangi jumlah virus hepatitis C dalam tubuh, sehingga ini akan membantu memulihkan hati dari infeksi. Obat antivirus ini tidak efektif bila diberikan secara tunggal, tapi harus dikombinasikan dengan obat antivirus lainnya, seperti interferon atau sofosbuvir, agar efeknya maksimal.
Mengenai Ribavirin
Golongan
Resep dokter
Kemasan
- Tablet 200 mg
- Kapsul;
- Obat cair;
- Larutan inhaler;
Kandungan
Ribavirine
Manfaat Ribavirin
Ribavirin adalah obat antivirus yang disetujui untuk mengatasi infeksi hepatitis C kronis, termasuk pada pasien HIV. Obat ini tergolong obat keras, sehingga hanya bisa didapatkan dengan resep dokter.
Kontraindikasi
- Alergi terhadap ribavirin;
- Ibu hamil atau sedang merencanakan kehamilan;
- Ibu menyusui;
- Pria yang pasangannya sedang hamil;
- Mengalami anemia sel sabit, thalassemia, hepatitis autoimun, atau gangguan ginjal;
- Sedang mengonsumsi obat didanosine;
- Anak usia < 3 tahun.
Efek samping Ribavirin
Sama seperti obat pada umumnya, penggunaan ribavirin dapat menimbulkan efek samping. Akan tetapi, reaksinya bisa jadi berbeda-beda, tergantung dari dosis obat, usia, dan daya tahan tubuh masing-masing orang.
Sejumlah efek samping ribavirin yang mungkin terjadi antara lain:
- Mual;
- Diare;
- Sakit perut;
- Sakit kepala atau pusing;
- Pandangan kabur;
- Susah tidur;
- Batuk;
- Nafsu makan turun;
- Berat badan naik atau justru turun;
- Kulit kering;
- Kurang sensitif terhadap rasa atau suara;
Kemungkinan ada efek samping lainnya yang dapat muncul tapi belum tercantum pada daftar di atas. Anda perlu waspada jika muncul gejala alergi parah (anafilaktik) seperti:
- Ruam;
- Gatal atau bengkak (terutama di wajah, lidah, atau tenggorokan);
- Pusing parah;
- Kesulitan bernapas.
Bila itu terjadi, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Dosis Ribavirin
Dosis ribavirin bisa jadi berbeda-beda pada setiap orang. Hal ini tergantung dari usia, berat badan, tingkat keparahan penyakit, dan respon tubuh pasien terhadap pengobatan.
Dosis ribavirin yang umum diresepkan adalah:
Pengobatan infeksi hepatitis C kronis
- Dewasa dan remaja usia > 18 tahun:
- HCV genotip 1 dan 4:
- Berat badan < 75 kg: 400 mg setiap pagi dan 600 mg setiap malam, konsumsi selama 48 minggu;
- Berat badan 75 kg ke atas: 600 mg setiap pagi dan 600 mg setiap malam, konsumsi selama 48 minggu;
- HCV genotip 2 dan 3: 400 mg setiap pagi dan 400 mg setiap malam, konsumsi selama 24 minggu.
- HCV genotip 1 dan 4:
- Anak usia 5-17 tahun:
- Berat badan 23-33 kg: 200 mg setiap pagi dan 200 mg setiap malam;
- Berat badan 34-46 kg: 200 mg setiap pagi dan 400 mg setiap malam;
- Berat badan 47-59 kg: 400 mg setiap pagi dan 400 mg setiap malam;
- Berat badan 60-74 kg: 400 mg setiap pagi dan 600 mg setiap malam;
- Berat badan 75 kg ke atas: 600 mg setiap pagi dan 600 mg setiap malam;
- Untuk HCV genotip 2 dan 3, lanjutkan konsumsi obat selama 24 minggu. Sedangkan untuk HCV genotip lain, obat harus dikonsumsi selama 48 minggu.
Pengobatan koinfeksi hepatitis C dan HIV
- Dewasa dan remaja usia > 18 tahun: 400 mg setiap pagi dan 400 mg setiap malam selama 48 minggu. Konsumsi bersamaan dengan peginterferon alfa.
Catatan: Khusus untuk pasien ginjal, dosis harus dikurangi jika klirens kreatininnya kurang dari atau sama dengan 50 ml/menit.
Obat ini bekerja paling baik jika dikonsumsi pada waktu yang sama. Oleh karena itu, minumlah obat pada jam yang sama setiap hari guna menghindari kelupaan minum obat dan memaksimalkan efeknya pada tubuh.
Teruskan penggunaan obat sesuai anjuran dokter. Jangan berhenti minum obat secara tiba-tiba, meskipun gejalanya mulai tampak berkurang atau hilang. Alih-alih menyembuhkan, tindakan demikian justru dapat memicu kekambuhan infeksi.
Interaksi Ribavirin
Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain, sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, obat tidak dapat bekerja dengan maksimal atau bahkan menimbulkan racun yang membahayakan tubuh.
Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang sedang Anda konsumsi dan beri tahukan pada dokter. Jenis obat yang dapat berinteraksi dengan ribavirin adalah sebagai berikut:
- Antasida;
- Interferon (alfa);
- Obat imunosupresan seperti azathioprine;
- Obat-obatan untuk HIV/AIDS seperti didanosine atau zidovudine;
Perhatian
Hal-hal yang harus diperhatikan selama menggunakan ribavirin adalah sebagai berikut:
- Beri tahukan dokter jika Anda memiliki riwayat alergi atau penyakit tertentu seperti gangguan darah, penyakit ginjal, gangguan hati, penyakit jantung, hipertensi, penyakit pernapasan, pankreatitis, atau diabetes;
- Hindari mengemudi atau mengoperasikan mesin karena obat ini dapat menyebabkan pusing, kelelahan, atau pandangan kabur;
- Hati-hati penggunaan pada lansia karena obat ini dapat meningkatkan risiko anemia;
- Lakukan pemeriksaan kehamilan terlebih dahulu sebelum menggunakan ribavirin. Obat ini tidak boleh dikonsumsi oleh wanita yang sedang merencanakan atau sedang hamil, maupun pria yang pasangannya sedang hamil;
- Hindari berbagi jarum suntik. Lakukan hubungan seks dengan pengaman (menggunakan kondom) untuk menurunkan risiko penularan virus dari atau ke pasangan;
- Pria dan wanita yang sudah mengonsumsi ribavirin dosis terakhir tetap harus menggunakan kondom saat berhubungan seksual selama 6 bulan ke depan;
- Jangan berhenti menggunakan obat tanpa sepengetahuan dokter. Alih-alih menyembuhkan, hal ini malah bisa memicu reaksi efek samping dan membuat infeksi kambuh lagi.
Artikel terkait: