Hampir semua orang mengalami sakit kepala, dan sebagian besarnya pernah mengalaminya berkali-kali. Sakit kepala ringan umumnya dapat diobati hanya dengan istirahat atau minum obat nyeri yang dijual bebas di pasaran. Akan tetapi jika sakit kepala Anda semakin parah atau tidak biasa, hal ini bisa jadi pertanda adanya penyakit lain dalam tubuh Anda. Maka itu, mari simak ulasan lengkap mengenai sakit kepala dan segala serba-serbinya.
Apa itu sakit kepala?
Sakit kepala adalah sensasi tidak nyaman atau nyeri yang dirasakan di bagian kepala. Terkadang, rasa sakitnya bisa menjalar ke beberapa bagian tubuh lainnya seperti bola mata hingga ke leher.
Sakit kepala beda dengan pusing. Ketika Anda mengalami pusing, maka rasanya seperti pandangan di sekeliling Anda berputar-putar. Sementara pada sakit kepala, kepala Anda biasanya terasa berat, nyut-nyutan, atau tertusuk-tusuk.
Mengenal sakit kepala
Penyebab
Dokter tidak sepenuhnya mengerti apa yang menjadi penyebab sakit kepala. Jaringan otak dan tengkorak bukanlah penyebabnya, karena jaringan otak dan tengkorak tidak memiliki saraf yang bisa memberi sinyal rasa sakit.
Sakit kepala bisa disebabkan oleh gangguan di beberapa bagian dalam tubuh, yaitu:
- Pembuluh darah di kepala dan leher.
- Jaringan yang mengelilingi otak.
- Beberapa saraf utama yang berasal dari otak seperti kulit kepala, sinus, gigi, otot, dan sendi leher.
Selan itu, penyebab sakit kepala lainnya dapat berasal dari kondisi medis seperti trauma, kanker otak, infeksi meningitis, dan sumbatan pembuluh darah otak.
(Baca Juga 5 Penyebab Sakit Kepala Bagian Depan Beserta Ciri-Cirinya)
Gejala
Setiap orang mengalami sensasi sakit kepala yang berbeda-beda. Ada yang merasakan berat di kepala, nyeri seperti ditusuk-tusuk, atau seperti tertimpa beban berat.
Jika gejalanya cukup berat, sebaiknya segera periksakan ke dokter. Pasalnya, ada beberapa jenis sakit kepala yang membutuhkan perawatan medis segera.
Berikut adalah beberapa tanda peringatan ketika Anda mengalami sakit kepala:
- Sakit kepala yang pertama kali muncul setelah usia 50
- Perubahan besar dalam pola sakit kepala Anda
- Sakit kepala yang luar biasa parah
- Sakit kepala semakin parah saat batuk atau bergerak
- Perubahan dalam kepribadian atau fungsi mental
- Disertai demam, leher kaku, kebingungan, penurunan kewaspadaan atau ingatan, atau gejala neurologis seperti gangguan penglihatan, bicara cadel, lemah, mati rasa, atau kejang.
- Mata merah dan terasa sakit
- Sakit kepala setelah cedera
- Sakit kepala yang datang tiba-tiba, terutama jika seseorang membangunkan Anda dari tidur
- Sakit kepala pada pasien kanker atau gangguan sistem kekebalan
Bila Anda mengalami gejala sakit kepala seperti yang disebutkan di atas, segera konsultasikan ke dokter.
Macam-macam sakit kepala
Ada lebih dari 300 jenis sakit kepala, tetapi hanya sekitar 10% sakit kepala yang diketahui penyebabnya. Berikut ini adalah 2 jenis sakit kepala yang sering terjadi pada masyarakat.
Sakit kepala primer
Sakit kepala primer adalah sakit kepala yang terjadi karena adanya masalah pada struktur kepala yang sensitif terhadap rasa sakit. Hal ini disebabkan oleh gangguan pada pembuluh darah, otot, saraf kepala, dan leher. Jenis sakit kepala primer juga bisa terjadi akibat perubahan aktivitas kimia di otak.
Sakit kepala primer terbagi lagi menjadi beberapa jenis, yaitu migrain atau sakit kepala sebelah, cluster headache atau sakit kepala terasa nyeri di sekitar bola mata, dan sakit kepala tegang yang terasa seperti tertimpa beban berat.
Sakit kepala sekunder
Sakit kepala sekunder adalah suatu gejala yang muncul akibat adanya rangsangan pada saraf di kepala. Dengan kata lain, gejala sakit kepala ini dapat dikaitkan dengan penyebab lain.
Berbagai faktor yang dapat menyebabkan sakit kepala sekunder di antaranya:
- Alkohol
- Tumor otak
- Pembekuan darah
- Pendarahan di dalam atau di sekitar otak
- "Brain freeze," atau sakit kepala karena makan es krim terlalu cepat
- Keracunan karbon monoksida
- Gegar otak
- Dehidrasi
- Glaukoma
- Menggertakkan gigi di malam hari (bruxism)
- Influenza
- Terlalu sering minum obat nyeri, yang dikenal sebagai sakit kepala rebound
- Serangan panik
- Trauma
Meski terkesan sepele, sakit kepala bisa menjadi gejala penyakit yang serius. Itulah kenapa penting untuk mencari bantuan medis jika sakit kepala semakin parah, sering muncul, atau menetap.
Segera konsultasikan ke dokter bila sakit kepala terasa makin parah, memburuk, atau tidak membaik dengan obat-obatan. Apalagi jika disertai gejala lain seperti kebingungan, demam, perubahan sensoris, dan kekakuan di leher.
Pencegahan sakit kepala
Tidak semua jenis sakit kepala bisa Anda cegah. Anda tentu tidak bisa mencegah sakit kepala yang disebabkan oleh penyakit tertentu.
Namun, Anda setidaknya bisa meminimalkan risiko terjadinya sakit kepala dengan cara berikut ini:
- Perbanyak minum air putih. Tujuannya supaya Anda terhindar dari dehidrasi yang bisa memicu sakit kepala.
- Istirahat yang cukup. Hindari begadang atau kurang tidur, sebab ini bisa membuat Anda mengalam sakit kepala di pagi hari.
- Pilih bantal yang tepat. Gunakan bantal yang datar, artinya tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah, supaya kepala terasa nyaman.
- Hindari stres. Stres dapat meningkatkan tekanan di kepala. Segera atasi stres dengan olahraga, yoga, jalan-jalan, atau sekadar latihan pernapasan.
Pengobatan sakit kepala
Mengobati sakit kepala bukan hanya sekadar menghilangkan rasa sakit, tapi Anda juga harus mengerti tentang kondisi Anda sepenuhnya. Jika Anda mengalami sakit kepala dengan tanda-tanda seperti di atas, cara satu-satunya yang harus dilakukan adalah pergi ke dokter sesegera mungkin.
Sakit kepala hebat dapat menyebabkan kematian bila disebabkan oleh pendarahan di otak (intrakranial). Dokter akan melakukan pemeriksaan CT-scan untuk memastikan penyebab sakit kepala dan mencegahnya semakin parah.
Sedangkan untuk sakit kepala ringan, Anda bisa mengobatinya dengan istirahat atau minum obat pereda nyeri. Obat pereda nyeri tersebut bisa didapatkan di apotek atau dengan resep dokter. Contoh obat sakit kepala yang harus menggunakan resep dokter adalah paracetamol, ergotamin, dan sumatriptan.
Pastikan untuk selalu mengikuti aturan minum obat dari dokter supaya hasilnya efektif. Hindari terlalu sering minum obat pereda nyeri karena bisa memicu sakit kepala yang lebih parah, atau dikenal dengan istilah rebound. Perawatan sakit kepala rebound dilakukan dengan mengurangi dosis obat anti nyeri atau mungkin membutuhkan observasi di rumah sakit.
Malam dok, saya mau tanya kalau gejala penyakit jantung rematik apa saja ya? apa bisa didiagnosa dengan anamnesa, jika bisa, berapa persen tingkat keakuratannya terhadap kemungkinan menderitanya?