Anda mungkin pernah sesekali mengalami sariawan, baik di bibir, lidah, maupun gusi. Kondisi ini tidak hanya dapat dialami oleh orang dewasa, tapi bisa juga terjadi pada anak-anak. Jangankan untuk makan, sariawan juga membuat Anda sulit berbicara karena terasa perih.
Apa itu sariawan ?
Banyak istilah medis yang diidentifikasikan untuk sariawan, antara lain adalah stomatitis aftosa (apthous stomatitis) atau canker sore. Sariawan sendiri adalah luka pada mulut yang akan menimbulkan keluhan nyeri dan rasa tidak nyaman.
Luka yang terbentuk memberikan gambaran oval atau bulat, berwarna putih dan menunjukkan adanya inflamasi dan peradangan. Permasalahan sariawan terletak pada lesi atau luka yang terbentuk pada jaringan lunak di daerah mulut, bibir, atau gusi.
Mengenai sariawan
Penyebab
Penyebab dari sariawan sampai saat ini masih belum dapat diketahui dengan pasti. Namun, banyak penelitian penelitian yang menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan sariawan, antara lain:
- Trauma fisik. Trauma seperti tergigit, terlalu keras dalam menyikat gigi dan yang lainnya bisa menyebabkan sariawan.
- Sodium lauryl sulfate. Senyawa ini kadang terdapat pada pasta gigi dan obat kumur namun dapat menyebabkan sariawan.
- Alergi makanan. Alergi terhadap coklat, kopi, telur, kacang, pedas, keju, dan makanan asam lainnya juga bisa menyebabkan sariawan.
- Defisiensi Vitamin B-12, zinc, asam folat dan zat besi.
- Infeksi bakteri, seperti helicobacter pylori yang sama dengan infeksi lambung juga bisa menyebabkan sariawan.
- Faktor hormonal. Faktor hormonal pada saat menstruasi juga memang peran dalam menyebabkan sariawan.
- Stres. Faktor stres juga kadang dapat memicu timbulnya sariawan.
- Penyakit lain. Penyakit seperti Crohn’s, kolitis ulseratif, Behcet’s disease, gangguan sistem imun dan penyakit HIV/AIDS dapat menyebabkan sariawan.
(Baca juga Penyebab Sariawan di Lidah dan Cara Mengobatinya Dengan Tepat)
Gejala
Tanda dan gejala sariawan terbagi menjadi minor, mayor dan herpetiform, antara lain:
- Minor. Sariawan berukuran kecil, berbentuk oval dengan ujung kemerahan, sembuh dengan sendirinya dalam satu dua minggu.
- Mayor. Sariawan ini jarang terjadi, berbentuk lebih besar dan lebih dalam daripada sariawan tipe minor, berbentuk iregular, sangat nyeri, sembuh dalam kurun waktu 6 minggu sampai meninggalkan bekas.
- Herpetiform. Sariawan tipe ini sering terjadi pada usia lanjut, tapi bukan disebabkan oleh infeksi virus herpes. Ukurannya sangat kecil (pinpoint) yang berkumpul menjadi satu, batas iregular, dan bisa sembuh dengan sendirinya dalam 1-2 minggu.
Pencegahan sariawan
Walaupun sariawan pada umumnya tidak memerlukan penanganan serius, sariawan sendiri merupakan penyakit yang harus diperiksakan secara langsung ke dokter apabila tidak kunjung sembuh. Pemeriksaan sariawan tidak memerlukan pemeriksaan penunjang lain, namun hanya dengan pemeriksaan fisik sederhana saja sudah bisa menentukan diagnosanya.
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah sariawan antara lain:
- Berhati-hati dalam menyantap makanan
- Menerapkan pola hidup sehat. Mengonsumsi banyak buah dan sayur serta makanan bergizi untuk menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah terserang infeksi.
- Oral hygiene. Menjaga kesehatan gigi dengan menyikat gigi minimal 2 kali sehari, menggunakan sikat gigi dengan bulu lembut, serta menghindari pasta gigi dan obat kumur yang memiliki senyawa sodium lauryl sulfate.
- Rutin memeriksakan diri ke dokter gigi untuk memeriksakan kesehatan gigi Anda secara berkala minimal 6 bulan sekali.
Pengobatan sariawan
Pada umumnya, sariawan terutama sariawan tipe minor tidak memerlukan pengobatan secara medis. Sebab, sariawan biasanya dapat sembuh tanpa bekas dengan sendirinya dalam kurun waktu 1-2 minggu.
Namun pada beberapa kasus, jika sariawan yang terjadi timbul persisten lebih dari tiga minggu, nyeri, berukuran besar, sering terjadi berulang, maka diperlukan penanganan lebih lanjut. Ada beberapa pilihan terapi yang dapat digunakan untuk menangani masalah sariawan, antara lain:
- Obat kumur. Obat kumur yang mengantung dexametason sebagai kortikosteroid bisa diberikan.
- Obat topikal. Benzocaine, fluocinonide, hidrogen peroksida dalam bentuk pasta, krim, gel, atau cair juga dapat diberikan untuk mengobati sariawan.
- Obat minum, akan diberikan bila dengan obat kumur ataupun obat oles tidak dapat mengobati sariawan. Obat minum yang diberikan antara lain antibiotik, pereda nyeri, imunosupresan, dan steroid. Namun, penggunaan steoid menjadi pilihan terakhir dan harus digunakan sesuai indikasi.
- Suplemen nutrisi. Pemberian suplemen vitamin asam folat, B-6, B-12, dan zinc dapat mempercepat penyembuhan serta mengobati sariawan.
- Kauterisasi. Kauterisasi adalah tindakan medis untuk membakar sariawan dengan menggunakan suatu alat seperti pulpen yang akan dilakukan jika dengan beberapa pilihan pengobatan diatas tidak dapat menghilangkan sariawan. Prosedur ini jarang sekali dilakukan karena sariawan yang terjadi pada umumnya tidak memerlukan pengobatan sampai tahap ini.
Malam dok, saya mau tanya kalau gejala penyakit jantung rematik apa saja ya? apa bisa didiagnosa dengan anamnesa, jika bisa, berapa persen tingkat keakuratannya terhadap kemungkinan menderitanya?