Sefalosporin: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Jan 14, 2019 Update terakhir: Okt 23, 2020 Tinjau pada Feb 28, 2019 Waktu baca: 3 menit

Sefalosporin: Penggunaan, dosis dan efek samping

 Ketika Anda mengalami infeksi bakteri, antibiotik adalah salah satu pilihan untuk dapat menyembuhkan penyakit yang diderita. Pemberian antibiotik akan disesuaikan dengan penyebab infeksi yang timbul untuk membunuh bakteri yang ada dalam tubuh. Sefalosporin adalah salah satu jenis antibiotik yang banyak beredar di Indonesia untuk melawan penyakit kronis. Bagaimana cara kerja sefalosporin? Berikut ulasannya!

 Apa itu Sefalosporin?

Sefalosporin merupakan salah satu jenis antibiotik β-laktam, yaitu jenis antibiotik yang bekerja dengan menghambat pergerakan pembentukan dinding bakteri. Jenis antibiotik yang termasuk dalam β-laktam lainnya dan memiliki cara kerja yang tidak jauh berbeda adalah penisilin, karbapenem, dan monobactam. Sefalosporin merupakan jenis antibiotik yang diturunkan dari fungus Acremonium dan sebelumnya bernama Cephalosporium.

Penyakit apa saja yang dapat diobati oleh Sefalosporin?

Sefalosporin dapat mengobati beberapa penyakit infeksi bakteri seperti meningitis, infeksi telinga, pneumonia, infeksi penyakit menular seksual seperti gonore, infeksi saluran empedu, dan infeksi saluran urin. Untuk mendapatkan hasil yang efektif, penggunaan Sefalosporin disesuaikan dengan kultur bakteri yang menginfeksi.

Bagaimana dosis penggunaan Sefalosporin?

Secara umum, Sefalosporin memiliki 5 generasi yang berbeda keefektivitasnya. Berikut kelima generasi tersebut beserta dosisnya.

  • Generasi I: Obat yang termasuk dalam generasi ini sudah jarang digunakan. Walaupun demikian, generasi ini terbukti efektif mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram positif seperti Staphylococcus dan Streptococcus. Contoh Sefalosporin generasi I adalah sefadroksil.
  • Generasi II: Obat yang termasuk dalam Sefalosporin generasi II memiliki kelebihan dibandingkan generasi I. Namun, generasi ini sedikit kurang sensitif terhadap bakteri Gram positif, tetapi cukup sensitif untuk bakteri Gram negatif seperti H. influenza, Pr. mirabilis, Encheria Coli dan Klebsiela sp. Obat oral generik yang tersedia di Indonesia, misalnya: sefaklor dan sefprozil
  • Generasi III: Untuk generasi III ini, saat ini paling banyak digunakan di Indonesia. Efektif untuk menangani bakteri Gram negatif, namun tidak terlalu ampuh terhadap bakteri Gram positif. Enterobacteriaceae termasuk strain penghasil penisilinase. Obat oral generik yang tersedia di Indonesia, misalnya: sefiksim dan sefpodoksim
  • Generasi IV: Generasi ini efektif untuk membunuh bakteri gram positif dan gram negative. Dan tidak jau berbeda dengan generasi ke III, tetapi sediaannya biasanya adalah bukan obat oral. Contohnya adalah cefepime dan cefpirome.
  • Generasi V: Obat dalam generasi ini biasanya ditujukan untuk bakteri yang sudah multiresisten atau sudah kebal dengan berbagai antibiotik oral. Contohnya adalah ceftaroline fosamil.
  • Untuk ibu hamil dan menyusui harus berkonsultasi kepada dokter terlebih dahulu sebelum mengonsumsi obat Sefalosporin
  • Sebelum memulai mengonsumsi obat ini, beritahu apa saja alergi yang Anda miliki
  • Beritahu dokter apa saja obat yang sedang Anda konsumsi, karena adanya kemungkinan interaksi dengan obat lain.

Dosis penggunaan Sefadroksil (merek dagang: Ancefa, Cefat, Droxal, Droxefa,    Lapicef, Lostacef, Maxcef, Netfad, Opicef, Pyricef, Renasistin, Roksicap, Staforin,Valos, Vocefa, Vroxil, Yaricef)

            Untuk Dewasa: 1-2 gram/1-2 kali sehari.

            Untuk Anak-anak ≥ 6 tahun: 30-50 mg/kg berat badan (BB)/1-2 kali sehari. Dosis maksimum adalah 100 mg/kgBB per hari atau sesuai anjuran dokter

 Dosis penggunaan Sefpzrofil (merek dagang:Lizor)

Untuk Dewasa:500 mg sekali atau dibagi menjadi dua kali per hari selama 10 hari. Jika dibutuhkan dapat ditingkatkan menjadi 500 mg dua kali sehari sesuai petunjuk dokter.

Anak-anak 6 bulan – 2 tahun: 7,5-15 mg/kgBB dua kali sehari.

Anak-anak >2 tahun: 20 mg/kgBB per hari. Dosis maksimum 1 g per hari.

Untuk anak-anak sebaiknya tetap konsultasikan terlebih dahulu pada dokter

Dosis penggunaan Sefiksim (merek dagang: Anfix, Cefacef, Cefarox, Cefilia, Cefixstar, Cefspan, Ceptik, Cerafix, Fixacep, Fixam, Fixatic, Fixiphar, Helifix, Lanfix, Maxpro, Profim, Pyxime, Sporetik, Starcef, Yafix)

Untuk dewasa: 200-400 mg/hari yang dibagi menjadi 1-2 dosis.

Untuk Anak-anak di atas 6 bulan: 8 mg/kg per hari yang dibagi menjadi 1-2 dosis.

Dosis penggunaan Cefpirome (merek dagang: Bactirom, Bioprom, Caprocef, Cefir, Cefmer, Cefnos, Cefrin, Futaprom, Givincef, Laniprom)

Untuk dewasa (suntik): 1-2 gram dua kali sehari IV.

 Apa efek samping yang ditimbulkan oleh Sefalosporin?

Antibiotik bisa memberikan efek samping sama seperti obat-obatan lainnya. Efek samping yang ditimbulkan oleh Sefalosporin antara lain mual, muntah, diare, menurunnya jumlah sel darah putih, dan timbul infeksi baru.

Jika Anda di tengah mengonsumsi Selosporin dan muncul efek samping seperti di atas, segera konsultasikan kepada dokter apakah harus meneruskan dan bagaimana supaya efek tersebut dapat diminimalisir.

 

 

 


1 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
C. Fookes, BPharm, Cephalosporins (https://www.drugs.com/drug-class/cephalosporins.html), 20 July 2018.

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app