Selenium adalah mineral yang memegang peranan penting dalam menjaga fungsi organ-organ tubuh sekaligus meningkatkan antioksidan. Berkat cara kerjanya itulah, jenis mineral yang satu ini sering digunakan untuk membantu mengatasi kekurangan selenium, tiroiditis autoimun (penyakit yang menyebabkan tiroid kurang aktif), dan tekanan darah tinggi selama kehamilan.
Selain itu, mineral selenium juga dibutuhkan untuk mencegah penyakit jantung dan pembuluh darah (teramsuk stroke), komplikasi obat statin, hingga kolesterol abnormal dalam tubuh.
Selenium dapat ditemukan di tanah, air, dan beberapa makanan. Sumber selenium terbaik ada pada kepiting, hati, ikan, unggas, dan gandum.
Mengenai Selenium
Golongan
Suplemen mineral
Kemasan
-
Kandungan
Selenium
Manfaat Selenium
Berbagai manfaat selenium adalah untuk mengatasi kondisi-kondisi berikut:
- Kekurangan selenium;
- Tiroiditis autoimun atau penyakit yang menyebabkan tiroid kurang aktif;
- Tekanan darah tinggi selama kehamilan;
- Penyakit jantung dan pembuluh darah, termasuk stroke;
- Komplikasi obat statin;
- Kolesterol abnormal dalam tubuh;
- Gejala asma.
Kontraindikasi
- Penyakit autoimun, seperti multiple sclerosis, lupus SLE (systemic lupus erythematosus), atau rheumatoid arthritis;
- Pria yang berencana punya anak, sebab selenium dapat memperlambat gerakan sperma dan menurunkan kesuburan.
Efek samping Selenium
Secara umum, obat maupun suplemen mengandung selenium aman dikonsumsi selama mengikuti dosis dan aturan penggunaan. Meski begitu, sama seperti mineral lainnya, selenium juga dapat menimbulkan efek samping bagi tubuh.
Sejumlah efek samping selenium yang mungkin terjadi antara lain:
- Nyeri otot;
- Tremor;
- Kepala terasa ringan seperti mau pingsan;
- Wajah memerah;
- Gangguan hati dan ginjal.
Penggunaan dosis tinggi tidak disarankan karena dapat menyebabkan:
- Mual muntah;
- Perubahan kuku;
- Badan lemas;
- Mudah tersinggung;
- Diabetes.
Bila sudah dalam tahap overdosis, gejala keracunan selenium mirip seperti keracunan arsenik. Gejalanya meliputi:
- Rambut rontok;
- Muncul garis putih horizontal pada kuku;
- Peradangan pada kuku;
- Kelelahan;
- Gampang marah;
- Napas seperti bau bawang putih;
- Mulut terasa logam.
BIla efek samping berlanjut atau bahkan memburuk, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Dosis Selenium
Jumlah kebutuhan selenium pada setiap orang berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, kondisi kesehatan, dan faktor-faktor lainnya.
Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi milik Kementerian Kesehatan RI, kebutuhan selenium harian sesuai umur adalah sebagai berikut:
- Usia 0-6 bulan: 5 mcg;
- Usia 7-11 bulan: 10 mcg;
- Usia 1-9 tahun: 17-20 mcg;
- Usia 10-18 tahun: 20-30 mcg;
- Usia 19-49 tahun ke atas: 30 mcg;
- Ibu hamil: + 5 mcg;
- Ibu menyusui: + 10 mcg.
Sedangkan dosis selenium yang umum digunakan yaitu:
- Tiroiditis autoimun: 80-200 mcg setiap hari;
- Komplikasi kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan protein dalam urine (pre-eklampsia): 60-100 mcg setiap hari sampai 6 bulan kehamilan.
Interaksi Selenium
Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain, sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, obat tidak dapat bekerja dengan maksimal atau bahkan menimbulkan racun yang membahayakan tubuh.
Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang sedang Anda konsumsi dan beri tahukan pada dokter. Jenis obat yang dapat berinteraksi dengan selenium adalah sebagai berikut:
- Obat pengencer darah, seperti aspirin, heparin, atau warfarin: meningkatkan risiko memar dan perdarahan;
- Obat kolesterol statin: menurunkan efektivitas obat kolesterol;
- Niasin: menghambat cara kerja niasin dalam meningkatkan kolesterol baik LDL dalam darah;
- Obat-obatan sedatif: meningkatkan risiko efek samping obat.
Perhatian
Hal-hal yang harus diperhatikan selama menggunakan selenium adalah sebagai berikut:
- Konsultasikan lebih lanjut dengan dokter untuk mengetahui dosis selenium yang aman pada ibu hamil atau menyusui;
- Kadar selenium dalam darah bisa berkurang pada orang-orang yang menjalani hemodialisis. Untuk mengatasinya, gunakan larutan dialisis yang mengandung selenium atau minum suplemen selenium;
- Selenium dapat memperburuk hipotiroidisme, terutama pada orang-orang yang kekurangan yodium. Pastikan untuk memenuhi kebutuhan yodium harian tubuh;
- Hentikan konsumsi selenium setidaknya 2 minggu sebelum operasi untuk menurunkan risiko perdarahan selama dan setelah operasi.
Artikel terkait: