Melahirkan merupakan sebuah proses keluarnya bayi dari perut ibu. Proses melahirkan ada 2, yaitu secara normal dan melalui operasi. Melahirkan normal merupakan sebuah proses keluarnya bayi dari perut ibu melalui vagina. Melahirkan normal dapat terjadi apabila usia kehamilan antara minggu ke-37 hingga minggu ke-42.
Lahiran normal diawali dengan adanya kontraksi di otot rahim, kemudian pembukaan leher rahim atau serviks, adanya dorongan dari otot panggul ibu, lalu menyebabkan bayi dapat keluar melalui vagina.
Kontraindikasi Lahiran Normal
Bagi ibu hamil tentu sangat berharap bisa melahirkan secara normal, bukan? Namun, terdapat beberapa hal dan kondisi yang menyebabkan ibu tidak bisa melahirkan secara normal. Hal-hal dan kondisi apa sajakah itu? Berikut informasinya untuk Anda.
Prolaps tali pusat
Kondisi prolaps tali pusat merupakan kondisi saat tali pusat menutupi jalan keluar atau lahirnya bayi. Hal ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan janin tidak bisa keluar dan akhirnya mati di dalam kandungan bila tidak segera dioperasi.
Kelainan posisi janin
Posisi janin yang normal pada saat akan dilahirkan yaitu puncak kepala menghadap bukaan leher rahim atau serviks. Selain itu, posisi wajah juga menghadap depan atau belakang atau biasa disebut presentasi kepala.
Namun, ada beberapa posisi janin tidak normal sehingga menyebabkan tidak bisa lahiran secara normal. Posisi janin tidak normal tersebut antara lain :
- Letak janin melintang / mendatar
- Presentasi bokong
Presentasi bokong yaitu posisi janin ketika bokong atau kaki berhadapan langsung dengan bukaan serviks. Hal ini sangat berlawanan dengan posisi normal, yaitu puncak kepala menghadap bukaan serviks.
Presentasi wajah
Presentasi wajah terjadi ketika posisi kepala janin sangat mendongak sehingga wajah janin menghadap bukaan serviks.
Presentasi alis
Presentasi alis yaitu ketika posisi kepala janin sedikit mendongak sehingga alis janin menghadap bukaan serviks. Posisi saat presentasi alis dapat berubah menjadi presentasi kepala atau presentasi wajah.
Pernah melakukan operasi caesar
Apabila ibu hamil sebelumnya pernah melahirkan secara operasi caesar lebih dari 2x, tidak bisa melahirkan secara normal setelahnya karena rahim beresiko robek (ruptur uteri).
Kelainan plasenta
Ada beberapa kelainan letak plasenta yang menyebabkan ibu hamil tidak bisa lahiran secara normal, yaitu saat letak plasenta menutupi jalan lahir (plasenta previa) dan plasenta menempel ke dalam otot rahim (plasenta akreta).
Denyut jantung janin tidak stabil
Apabila denyut jantung janin tidak stabil, maka ini merupakan tanda bahwa bayi mengalami hipoksia. Hipoksia sendiri dapat disebabkan karena lilitan tali pusat (solusio plasenta).
Hamil kembar
Apabila Anda sedang mengandung bayi kembar, besar kemungkinannya bagi Anda untuk melahirkan secara caesar apabila posisi kedua janin presentasi bokong, terdapat dalam 1 selaput air ketuban, kembar siam, dan kehamilan kembar lebih dari 2 janin.
Ibu terinfeksi HIV atau herpes genital
Apabila Anda mengidap penyakit HIV atau herpes genital, Anda tidak boleh melahirkan secara normal, karena dikhawatirkan bakteri atau virus yang berada di vagina Anda akan menginfeksi bayi Anda, sehingga sebaiknya Anda melahirkan secara caesar.
Makrosomia
Makrosomia merupakan kondisi saat berat janin lebih dari 4-4,5 kg. Apabila janin Anda mengalami makrosomia, sebaiknya Anda melahirkan secara caesar karena lahiran normal beresiko menjepit bahu janin saat proses persalinan (distosia bahu).
Persiapan Menjelang Lahiran Normal
Apabila Anda tidak mengalami kontraindikasi lahiran normal seperti penjelasan sebelumnya, berarti Anda bisa melahirkan secara normal. Tentu saja melahirkan normal perlu beberapa persiapan, seperti :
Mencari dokter kandungan dan dokter anak
Dengan menemukan dokter kandungan dan dokter anak untuk bayi yang tepat, maka ibu akan merasa nyaman dan aman.
Mempelajari proses lahiran normal
Dengan mempelajari proses lahiran normal, ibu akan semakin siap untuk melahirkan karena sudah mengetahui tahapan-tahapan saat melahirkan. Mempelajari proses lahiran normal dapat dilakukan dengan mengikuti kelas persalinan di rumah sakit.
Selain itu, juga bisa bertanya kepada sesama ibu-ibu yang sudah pernah melahirkan normal sebelumnya. Hal-hal yang perlu Anda pelajari antara lain tahapan saat melahirkan, manajemen nyeri saat melahirkan, teknik bernapas dan mengejan saat melahirkan, serta tanda-tanda akan melahirkan.
Beli kebutuhan bayi
Beberapa kebutuhan bayi yang perlu dipersiapkan adalah popok, pakaian bayi, serta ranjang bayi. Anda sudah bisa mulai membelinya mulai dari sebelum melahirkan, tapi sebaiknya tidak berlebihan.
Selain membeli kebutuhan bayi, Anda juga perlu mempersiapkan barang-barang keperluan lahiran dan dimasukkan dalam 1 tas, supaya ketika tanda-tanda lahiran muncul, Anda tinggal membawa tas tersebut.
Berolahraga
Dengan berolahraga, ibu hamil akan semakin kuat dan lentur otot panggulnya sehingga dapat mempermudah proses persalinan nantinya. Beberapa olahraga yang bisa dilakukan antara lain: jogging, jalan kaki, bersepeda statis, dan squat supaya napas kuat dan otot panggul lentur.
Selain itu, Anda juga bisa melakukan senam hamil, makan makanan bergizi, dan konsultasi dengan dokter mengenai olahraga dan makanan supaya seimbang dan sesuai dengan kondisi kehamilan Anda.
Tanda-tanda Melahirkan Normal
Mungkin dokter kandungan Anda sudah memberitahukan kisaran tanggal lahiran. Namun, tanggal tersebut masih bisa maju atau mundur tergantung kondisi janin. Maka dari itu, Anda sebagai ibu hamil perlu mengetahui dan peka terhadap tanda-tanda akan melahirkan. Apa saja tandanya?
Keluar lendir bercampur darah dari vagina
Apabila keluar lendir bersama darah dari vagina, berarti serviks sudah mulai membuka karena lendir dihasilkan oleh serviks untuk melindungi janin dari infeksi.
Kepala janin mulai turun ke rongga panggul
Apabila kepala janin sudah mulai turun ke rongga panggul, maka Anda akan lebih sering kebelet kencing karena kandung kemih tertekan. Selain itu, nafas Anda akan lebih ringan dari sebelumnya karena diafragma tidak tertekan oleh janin lagi.
Kontraksi
Apabila Anda sudah mau melahirkan, Anda akan lebih sering merasakan kontraksi pada otot rahim. Biasanya kontraksi akan terjadi setiap 10 menit sekali.
Nyeri punggung
Anda juga akan merasakan nyeri di punggung bawah yang timbul bersama kontraksi maupun timbul sendiri apabila akan melahirkan.
Pecah ketuban
Apabila selaput ketuban sudah pecah dan keluar air dari vagina, maka janin sudah harus dilahirkan dalam waktu 24 jam, karena selaput ketuban yang berfungsi melindungi janin sudah robek.
Tahapan Sebelum Lahiran Normal
Ada 3 fase sebelum melahirkan normal yakni fase awal atau laten, fase aktif, dan fase transisi.
Fase Laten
Fase laten dapat berlangsung selama 5-18 jam dan merupakan fase paling lama. Pada saat fase laten, biasanya ibu hamil akan merasa tidak nyaman, kontraksi ringan hingga sedang selama 30-45 detik dan terjadi tiap 5-20 menit sekali. Pada fase ini biasanya bukaan serviks mencapai 3 cm.
Fase Aktif
Pada fase aktif biasanya bukaan serviks mencapai 3-4 cm, kontraksi lebih sering terjadi dalam waktu 50-70 detik setiap 2-3 menit sekali. Apabila proses kelahiran bayi Anda sudah mencapai fase aktif, sebaiknya Anda segera ke rumah sakit. Pada fase ini, dokter akan memecahkan selaput ketuban bila belum pecah.
Fase aktif juga menyebabkan kontraksi terus meningkat. Akibatnya Anda akan merasa gelisah, ingin selalu berganti posisi, dan sulit berdiri. Dokter akan memberikan obat anestesi epidural bila rasa sakitnya sudah tidak tertahankan. Anda bisa melakukan latihan pernafasan supaya rasa gelisah dan nyeri dapat berkurang.
Fase transisi
Pada fase transisi, bayi sudah bergerak turun dan kontraksi terus meningkat. Rasa gelisah, takut, cemas, dan lelah terus dirasakan oleh ibu. Sebentar lagi, bayi akan lahir.
Proses Melahirkan Normal
Ketika bukaan serviks sudah sempurna, kontraksi yang dirasakan akan berbeda. Kontraksi akan terjadi kurang lebih 60-90 detik, setiap 2-5 menit sekali. Dalam setiap kontraksi yang terjadi akan mendorong bayi secara normal.
Apabila kontraksi berkurang dan bayi tidak terdorong, ibu biasanya dianjurkan untuk mengubah posisi tidur. Apabila tidak berhasil juga, ibu akan diberikan obat pemicu kontraksi. Ketika kontraksi terjadi, ibu akan mengejan dan membantu proses keluarnya bayi.
Ketika ibu mengejan saat kontraksi, kepala bayi akan muncul dari vagina. Dokter biasanya akan meminta ibu untuk berhenti mengejan sementara karena akan terasa sakit seperti terbakar dan supaya bayi dapat keluar secara perlahan. Bila ibu terus mengejan, dikhawatirkan bagian perineum atau daerah antara anus dengan vagina akan robek.
Selain itu, juga bisa dilakukan pemotongan sebagian kecil perineum untuk mempercepat proses persalinan bila diperlukan. Apabila bayi sudah lahir, bagian yang dipotong akan dijahit kembali dengan bius lokal sebelumnya.
Ibu akan mengejan kembali pada saat kepala bayi sudah keluar sempurna. Tujuannya untuk mengeluarkan badan dan kaki bayi seluruhnya. Setelah bayi sudah keluar seluruhnya, bayi akan langsung menangis bila persalinan berjalan lancar, aman, dan berhasil.
Kemudian, ibu akan diminta langsung melakukan IMD atau inisiasi menyusui dini supaya hubungan ibu dan bayi dapat tercipta. Lalu, tali pusat dipotong, bayi dibersihkan, serta dibalut kain.
Namun, proses persalinan tidak berhenti hanya sampai bayi keluar saja. Masih ada ari-ari atau plasenta yang harus dikeluarkan oleh ibu. Ibu akan masih merasakan kontraksi untuk mengeluarkan plasenta dari rahim. Waktu untuk mengeluarkan plasenta biasanya antara 5-30 menit.
Setelah plasenta keluar, ibu akan diberi obat oksitosin untuk meminimalkan pendarahan dengan mempertahankan kontraksi rahim. Proses lahiran normal mulai dari fase awal hingga akhir biasanya memakan waktu sekitar 12-14 jam. Namun, apabila iu sudah pernah melahirkan normal sebelumnya, waktu dapat lebih singkat.
Berbagai Permasalahan yang Mungkin Terjadi
Persalinan tak maju
Pada sebagian kecil ibu yang baru pertama kali melahirkan, biasanya dapat mengalami persalinan terlalu lama (partus tidak maju). Apabila terjadi, ibu dan janin akan lebih beresiko mengalami infeksi.
Kelahiran prematur
Kelahiran prematur dapat disebabkan oleh berbagai faktor sehingga bayi harus segera dilahirkan karena apabila tidak, dapat mengganggu kelangsungan hidup janin maupun ibu. Namun, kelahiran prematur sendiri dapat berbahaya bagi bayi bila tidak ditangani secara tepat, karena fungsi organ tubuh bayi belum sempurna.
Ketuban pecah dini
Ketuban akan pecah sesaat sebelum persalinan. Namun, apabila ketuban sudah pecah sebelumnya, janin akan beresiko mengalami infeksi.
Terlambat lahir (kehamilan postmatur)
Pada berbagai kasus kehamilan, mungkin terjadi bayi belum lahir bahkan ketika sudah memasuki minggu ke 42. Kondisi terlambat lahir sangat berbahaya, terlebih lagi apabila plasenta sudah tidak bisa memberikan nutrisi kepada bayi.
Emboli air ketuban
Emboli air ketuban merupakan salah satu kondisi paling berbahaya, baik saat lahiran normal aupun operasi caesar. Emboli air ketuban adalah kondisi saat air ketuban justru masuk ke pembuluh darah dan malah menyumbat arteri paru-paru. berjalan lancar.
Pendarahan post partum
Pendarahan post partum adalah pendarahan hebat akibat rahim robek maupun karena kontraksi rahim lemah setelah melahirkan.
Berbagai permasalahan di atas dapat diatasi dengan berbgai macam penanganan, seperti induksi persalinan atau mempercepat proses lahiran, operasi caesar, maupun persalinan vakum atau forcep.
Setelah Melahirkan Normal
Ibu biasanya sudah boleh pulang dari rumah sakit antara 24-48 jam setelah melahirkan normal. Tujuannya adalah untuk memastikan dan memantau kondisi ibu supaya tidak ada komplikasi atau masalah serius yang muncul setelah melahirkan.
Setelah ibu melahirkan secara normal, mungkin terjadi beberapa macam perubahan pada tubuh ibu, seperti :
Mengeluarkan kolostrum dan ASI
Setelah melahirkan, biasanya akan keluar kolostrum dari payudara ibu, Kolostrum adalah cairan kuning menyerupai susu, keluar pertama kali dari payudara setelah melahirkan. Kolostrum dapat juga disusukan ke bayi seperti ASI. Setelah keluar kolostrum, 3-4 hari kemudian barulah keluar ASI.
Timbul wasir
Wasir merupakan tonjolan di sekitar anus yang umum terjadi setelah proses mengejan saat melahirkan. Namun, Anda tidak perlu khawatir karena wasir akan hilang sendiri setelah beberapa hari.
Mengompol
Setelah melahirkan, otot panggul ibu menjadi lemah. Akibatnya, ibu seringkali tidak dapat menahan rasa ingin buang air kecil dan mengompol saat tertawa maupun terbatuk.
Perut menggelambir
Pada saat ibu masih hamil, perut ibu membesar akibat terisi oleh janin. Setelah bayi keluar, perut ibu mungkin masih besar dan menggelambir akibat adanya otot yang masih meregang setelah melahirkan. Biasanya perut akan kembali seperti semula apabila diimbangi dengan diet dan olahraga secara seimbang.
Keluar lochia
Lochia adalah keluarnya darah dari vagina setelah proses melahirkan dan terjadi selama beberapa minggu. Hal ini umum terjadi pada ibu pasca melahirkan. Namun, apabila lochia disertai dengan demam, pusing, gangguan penglihatan, jantung berdebar-debar, serta pendarahan hebat disertai gumpalan darah, Anda dapat segera periksa ke dokter.
Setelah melahirkan, sebaiknya Anda tidak langsung berhubungan seksual dengan pasangan. Sebaiknya, Anda menunggu lochia Anda selesai atau kurang lebih 6 minggu pasca melahirkan baru Anda bisa mulai berhubungan seksual kembali.
Melahirkan Normal Setelah Operasi Caesar
Sekitar 40% wanita dapat melahirkan secara normal pasca operasi caesar pada kehamilan sebelumnya. Namun, 1 dari 200 wanita lebih beresiko mengalami rahim robek bila melakukan lahiran normal pasca operasi caesar (VBAC).
Maka dari itu, Anda sebaiknya mengonsultasikannya terlebih dahulu dengan dokter kandungan sebelum memastikan metode melahirkan yang tepat untuk Anda dan bayi Anda.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.