Rumah sakit merupakan tempat untuk merawat orang yang menderita penyakit tertentu. Banyak orang yang berhasil disembuhkan setelah berobat ke rumah sakit. Jenis penyakit yang bisa ditangani pun beragam mulai yang ringan hingga berat.
Namun siapa yang menyangka tempat yang cukup steril tersebut nyatanya bisa memberikan dampak buruk bagi kesehatan Anda.
Penularan penyakit bisa saja menyerang Anda yang sering pergi ke rumah sakit. Meski kondisinya sangat bersih dan dilengkapi dengan teknologi modern, tetap saja penularan infeksi tidak bisa dihindari. Sebab itulah Anda harus tetap waspada jika berkunjung ke rumah sakit agar tak tertular penyakit tertentu.
Jenis penyakit yang rentan ditularkan di rumah sakit
Jika Anda pernah melakukan rawat inap di rumah sakit, maka risiko terkena hospital acquired infection (HAI) akan semakin besar. HAI juga dikenal dengan infeksi nosokomial dalam istilah medis.
Jenis infeksi ini dapat terjadi mulai dari 48 jam setelah masuk rumah sakit, 30 hari setelah menjalani operasi, dan 3 hari setelah kepulangan. Penanganan HAI sangat bergantung pada jenis infeksinya. Adapun jenis HAI yang paling umum terjadi diantaranya adalah:
1. Infeksi aliran darah
CVC line atau alat akses saluran vena merupakan sebuah perlengkapan yang berfungsi sebagai jalur masuk obat, suplai cairan, serta darah dalam tubuh. Alat ini biasa dipasangkan pada pasien rawat inap yang mengalami masalah kesehatan yang serius.
Disamping itu dokter juga bisa langsung melakukan pemeriksaan dengan mudah. Meski terlihat praktis, namun ada efek samping yang ditimbulkan saat pemakaian CVC line yaitu infeksi aliran darah. Infeksi ini dapat terjadi jika kuman mendapatkan jalan masuk kedalam aliran darah pasien melalui tabung central line.
Infeksi aliran darah ini ditandai dengan gejala demam, bengkak, nyeri, jantung berdebar, dan lain-lain. Dokter biasanya akan melakukan sterilisasi pra dan pasca pemasukan kateter central line.
2. Pneumonia
Infeksi ini bisa terjadi karena pemakaian ventilator yaitu alat untuk membantu pernapasan pada pasien. Alat ini berisi oksigen yang ditempatkan di mulut, hidung, atau lubang di bagian depan leher pasien.
Infeksi bisa terjadi jika kuman berhasil masuk melalui tabung dan kemudian masuk ke paru-paru pasien. Untuk mengurangi penularan pneumonia, tempat tidur pasien biasanya dijaga pada sudut 30-45 derajat. Selain itu petugas kesehatan akan segera melepas ventilator saat pasien bisa bernapas sendiri.
3. Infeksi situs operasi
Infeksi luka operasi terjadi setelah operasi dilangsungkan. Biasanya infeksi ini berada di level ringan karena hanya melibatkan permukaan kulit saja. Namun juga bisa bersifat serius jika sudah melibatkan jaringan dibawah kulit, bahan implan yang meradang, dan organ.
Gejala awal infeksi luka operasi berupa demam, nyeri, dan kemerahan. Selain itu keluarnya cairan keruh juga kerap terjadi. Jika Anda mengalami gejala tersebut, segera konsultasikan dengan dokter.
4. Infeksi saluran kemih
Jenis infeksi ini melibatkan organ dalam sistem urinasi seperti uretra, ginjal, dan kandung kemih. Infeksi saluran kencing bisa terjadi karena pemasangan kateter urin dalam jangka panjang. Kateter urin berupa tabung yang dimasukkan dalam kandung kemih dan berfungsi untuk mengalirkan urin.
Mengapa infeksi lebih mudah menular di rumah sakit?
Penularan infeksi HAI disebabkan oleh mikroorganisme seperti kuman, bakteri, serta virus. Selain itu keterlibatan faktor luar juga berpengaruh seperti kondisi tangan yang kotor, pemasangan peralatan medis seperti ventilator dan kateter, serta pemakaian perlengkapan rumah sakit lainnya.
Infeksi HAI bisa diobati dengan pemakaian antibiotik. Namun ada juga jenis infeksi yang cukup membahayakan nyawa karena memiliki karakter resisten terhadap antibiotik yang diresepkan dokter.
Kelompok pasien rawat inap yang rentan tertular infeksi di rumah sakit diantaranya adalah lansia, anak kecil, pasien yang memiliki kekebalan tubuh lemah, dan pasien yang memiliki penyakit kronis.
Jika Anda mengalami gejala tertular infeksi seperti yang disebutkan diatas, segera beritahu dokter agar mendapat penanganan secepatnya.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.