Sistenol adalah obat yang digunakan sebagai penurun demam yang disertai batuk pada gejala influenza. Sistenol mengandung paracetamol, obat yang memiliki aktivitas sebagai antipyretic sekaligus analgetic, dikombinasikan dengan acetylcysteine, obat yang bisa digunakan untuk mengurangi viskositas dahak.
Berikut ini adalah informasi lengkap obat Sistenol yang disertai tautan merk-merk obat lain dengan nama generik yang sama.
pabrik
Dexa Medica
golongan
Bisa diperoleh tanpa resep dokter
kemasan
Sistenol dipasarkan dengan kemasan sebagai berikut :
- dos 6 x10 film coated caplet
kandungan
tiap caplet Sistenol mengandung zat aktif (nama generik) sebagai berikut :
- Paracetamol 500 mg
- N-acetylcysteine 200 mg
Sekilas tentang zat aktif (nama generik)
Paracetamol yang dikenal juga dengan nama acetaminophen adalah obat yang digunakan sebagai analgetic (pereda nyeri) dan antipiretik (penurun demam) yang bisa diperoleh tanpa resep dokter. Meskipun paracetamol memiliki efek anti inflamasi, obat ini tidak dimasukkan sebagai obat NSAID, karena efek anti inflamasinya dianggap tidak signifikan. Cara kerja paracetamol yang diketahui sekarang adalah dengan cara menghambat kerja enzim cyclooxygenase (COX). Enzim ini berperan pada pembentukan prostaglandin yaitu senyawa penyebab nyeri. Dengan dihambatnya kerja enzim COX, maka jumlah prostaglandin pada sistem saraf pusat menjadi berkurang sehingga respon tubuh terhadap nyeri berkurang. Paracetamol menurunkan suhu tubuh dengan cara menurunkan hipotalamus set-point di pusat pengendali suhu tubuh di otak.
Acetylcysteine adalah obat yang bisa digunakan untuk melonggarkan viskus atau dahak pada penderita cystic fibrosis atau chronic obstructive pulnary disease. Selain itu, obat ini juga sering digunakan untuk menangani kejadian overdosis paracetamol. Efek samping yang sering terjadi pada penggunaan acetylcysteine adalah mual, muntah, kulit kemerahan dan gatal-gatal.
Indikasi
Kegunaan Sistenol adalah untuk mengobati demam yang disertai batuk yang terkait dengan gejala influenza.
Penyakit dan kondisi terkait :
- obat demam anak pilihan pertama
Kontraindikasi
- jangan diberikan untuk pasien yang memiliki riwayat hipersensitif terhadap komponen obat ini.
Efek samping Sistenol
Secara umum Sistenol bisa ditoleransi dengan baik oleh sebagian besar orang, selama diberikan pada dosis yang dianjurkan. Berikut adalah beberapa efek samping Sistenol yang mungkin terjadi :
- Obat yang mengandung paracetamol bisa menyebabkan kerusakan hati terutama jika penggunaanya melebihi dosis yang dianjurkan. Potensi efek samping ini meningkat pada orang-orang yang mengkonsumsi alkohol.
- Efek samping ringan pada saluran pencernaan misalnya mual dan muntah. Pada penggunaan dosis yang lebih tinggi diketahui meningkatkan resiko terjadinya perdarahan lambung.
- Efek samping pada ginjal relatif jarang. Namun pada penggunaan jangka panjang, dapat meningkatkan resiko kerusakan ginjal termasuk gagal ginjal akut.
- Efek samping pada kulit kejadiannya jarang. Pada tahun 2013, FDA (US Food and Drug Administration) memperingatkan kemungkinan terjadinya efek pada kulit seperti sindrom stevens-johnson dan nekrolisis epidermal toksik akibat pemakaian paracetamol, meski hal ini sangat jarang namun bisa fatal jika terjadi.
- Beberapa ahli menyarankan untuk menghindari penggunaan obat yang mengandung paracetamol pada penderita asma terutama anak-anak, karena ada kemungkinan menyebabkan peningkatan resiko asma ataupun memperburuk penyakit asma yang telah diderita sebelumnya.
- Reaksi hipersensitivitas akibat pemakaian obat ini sangat jarang, namun jika terjadi pertolongan medis harus segera diberikan karena bisa menyebabkan syok anafilaksis yang berakibat fatal
Perhatian
Hal-hal yang harus diperhatikan selama menggunakan Sistenol adalah sebagai berikut :
- Pemakaian Sistenol harus dihentikan jika tanda-tanda awal reaksi alergi seperti ruam, gatal, sakit tenggorokan, demam, arthralgia, pucat, atau tanda-tanda lainnya muncul, karena jika terjadi bisa berakibat fatal.
- Sistenol harus digunakan secara hati-hati pada pasien yang mempunyai penyakit asma.
- Paracetamol diketahui ikut keluar bersama air susu ibu (ASI) meskipun dalam jumlah yang kecil. Berkonsultasilah dengan dokter jika anda ingin menggunakan Sistenol saat menyusui.
- Meskipun efek paracetamol terhadap perdarahan lambung relatif lebih kecil daripada obat-obat golongan NSAID, ada baiknya obat ini dikonsumsi setelah makan.
- Jika anda mengkonsumsi alkohol, potensi terjadinya kerusakan hati sangat tinggi terutama pada pemakaian jangka panjang dan dosis yang lebih tinggi.
- Hati-hati menggunakan obat ini pada pasien dengan gangguan fungsi hati dan ginjal.
Penggunaan Sistenol oleh wanita hamil
FDA (badan pengawas obat dan makanan amerika serikat) mengkategorikan Acetylcysteine kedalam kategori B dengan penjelasan sebagai berikut :
penelitian pada reproduksi hewan tidak menunjukkan resiko pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada wanita hamil / Penelitian pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin, tapi studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada wanita hamil tidak menunjukkan resiko pada janin di trimester berapapun.
Sedangkan paracetamol termasuk kategori C dengan penjelasan sebagai berikut :
Penelitian pada reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia, namun jika potensi keuntungan dapat dijamin, penggunaan obat pada ibu hamil dapat dilakukan meskipun potensi resiko sangat besar.
Hasil studi pada hewan tidak selalu bisa dijadikan ukuran keamanan penggunaan obat pada manusia. Oleh karena penelitian secara klinis yang terkendali dengan baik belum dilakukan, penggunaan obat-obat yang mengandung paracetamol oleh ibu hamil harus dikonsultasikan dengan dokter.
interaksi obat
Berikut adalah interaksi obat yang mengandung paracetamol termasuk Sistenol dengan obat-obat lain :
- Metoclopramide : meningkatkan efek analgetic paracetamol.
- Carbamazepine, fenobarbital dan fenitoin : meningkatkan potensi kerusakan hati.
- Kolestiramin dan lixisenatide : mengurangi efek farmakologis paracetamol.
- Antikoagulan warfarin : paracetamol meningkatkan efek koagulansi obat ini sehingga meningkatkan potensi resiko terjadinya perdarahan.
Dosis Sistenol
Sistenol diberikan dengan dosis sebagai berikut :
- Dosis dewasa dan anak usia > 11 tahun : 3 x sehari 1 caplet.
- dosis anak usia 6-11 tahun : 3 x sehari ½-1 caplet.
- dosis anak usia 1-5 tahun : 3 x sehari ¼- ½ caplet.
Terkait
- merk-merk obat dengan kandungan zat aktif paracetamol
- merk-merk obat dengan kandungan zat aktif acetylcysteine
- Obat yang termasuk analgetic (pereda nyeri)
- Obat yang termasuk antipiretik (penurun panas)
Dalam pemilihan obat, manfaat yang diperoleh harus dipastikan lebih besar daripada risiko yang mungkin dialami pasien. Oleh karena itu, penggunaan obat Sistenol harus sesuai dengan yang dianjurkan.