Mendengar kata bakteri, Anda mungkin langsung terpikirkan dengan mikroorganisme penyebab penyakit dalam tubuh. Padahal tanpa disadari, tidak semua bakteri itu jahat. Ada juga bakteri baik yang secara alami ada di dalam tubuh, bahkan justru bermanfaat untuk melancarkan pencernaan.
Meski demikian, berhati-hatilah saat bakteri dalam tubuh meningkat melebihi batas normal. Terlebih jika bakteri tersebut mulai menyerang usus halus, bisa jadi Anda mengalami penyakit small intestinal bacterial overgrowth (SIBO).
Apa itu small intestinal bacterial overgrowth?
Small intestinal bacterial growth (SIBO) adalah kondisi dimana jumlah bakteri di usus halus meningkat secara berlebihan. Usus halus atau usus kecil adalah bagian saluran pencernaan yang letaknya di antara lambung dan usus besar.
Fungsi usus halus adalah membantu menyerap nutrisi dari makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh. Nutrisi itulah yang akan digunakan organ-organ tubuh untuk menjalani fungsinya masing-masing.
(Baca Juga: 6 Fungsi Usus Halus Duodenum, Jejunum, Ileum)
Di dalam tubuh manusia memang terdapat bakteri yang tumbuh secara alami. Bakteri tersebut tidak akan memicu penyakit asalkan jumlahnya masih dalam batas normal. Namun, bila bakteri yang biasanya tumbuh di bagian usus lainnya, tapi mulai menyerang usus halus, maka hal ini dapat memicu small intestinal bacterial growth.
SIBO termasuk penyakit yang berbahaya yang bisa terjadi pada siapa saja. Namun, kebanyakan kasus SIBO terjadi pada orang lanjut usia, penderita penyakit celiac yang tidak merespon diet bebas gluten, dan penderita sirosis hati.
Mengenai small intestinal bacterial overgrowth
Penyebab
Penyebab small intestinal bacterial overgrowth belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko terjadinya SIBO, yaitu:
- Kelainan anatomi pada usus halus
- Perubahan pH di usus halus
- Gangguan pada sistem kekebalan tubuh
- Aktivitas otot usus halus tidak berfungsi dengan baik, artinya makanan dan bakteri tidak berhasil dikeluarkan dari organ tersebut.
Sejumlah penyakit juga sering kali dihubungkan dengan gejala SIBO, yaitu:
- Gastroenteritis.
- Penyakit celiac.
- Penyakit Chrons.
- Hipoklorhidria, yaitu penurunan kadar asam pada lambung.
- Gastroparesis, yaitu pelemahan pada otot lambung sehingga mengganggu proses pencernaan makanan.
- Kerusakan saraf.
- Sirosis.
- Hipertensi portal.
- Radang usus (irritable bowel syndrome / IBS).
- Prosedur bypass lambung.
- Diabetes.
- Skleroderma.
- Pankreatitis kronis.
- HIV.
- Penyakit Parkinson.
- Hipotiroid.
Gejala
Tanda dan gejala small intestinal bacterial overgrowth lainnya meliputi:
- Sakit perut, terutama setelah makan
- Perut kembung
- Kram perut
- Diare
- Sembelit
- Gangguan pencernaan
- Perut terasa penuh
- Perut bergas
Bila diperhatikan, gejala SIBO tersebut sangat mirip dengan radang usus (irritable bowel syndrome). Bedanya, gejala radang usus biasanya memicu perut kembung sekitar 90 menit setelah makan. Ini artinya, dibutuhkan waktu sekitar 90 menit bagi makanan untuk mencapai usus besar.
Sebaliknya, jika perut kembung terjadi kurang dari 90 menit setelah makan, maka hal ini bisa jadi gejala SIBO. Kalau sudah begitu, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter untuk memastikan penyebabnya.
Semakin banyak bakteri yang tumbuh di usus halus, maka penderita dapat berisiko mengalami kekurangan gizi. Pasalnya, bakteri tersebut dapat menggunakan nutrisi tubuh untuk berkembang biak. Jumlah bakteri akan semakin bertambah, sementara berat badan penderita akan semakin menurun karena kebutuhan gizinya tidak tercukupi.
Pencegahan small intestinal bacterial overgrowth
Karena penyebabnya tidak diketahui secara pasti, maka tidak ada cara khusus yang dapat mencegah small intestinal bacterial overgrowth. Namun yang terpenting, segera konsultasikan ke dokter bila Anda mengalami gejala-gejala yang sudah disebutkan di atas.
Semakin cepat gejalanya terdeteksi, maka proses penyembuhannya pun bisa jadi lebih cepat. Bahkan, hal ini juga dapat mencegah risiko SIBO semakin parah di dalam tubuh.
Pemeriksaan kesehatan menyeluruh (medical check-up) juga dapat membantu mencegah SIBO. Pasien akan tahu penyakit apa saja yang diderita dan apakah penyakit tersebut dapat memicu small intestinal bacterial growth. Dengan begitu, dokter akan berupaya mengobati penyakit tersebut guna mencegah risiko terjadinya SIBO.
Perubahan gaya hidup juga bisa dilakukan untuk mencegah gejala SIBO kambuh. Berikut ini beberapa cara yang bisa Anda lakukan mulai sekarang, di antaranya:
- Makan makanan yang bersumber nabati.
- Menghindari makanan yang diproses atau mengandung gula. Ini merupakan makanan favorit bakteri untuk berkembang biak dalam tubuh.
- Olahraga teratur, untuk membantu mengatur fungsi pencernaan tubuh.
Pengobatan small intestinal bacterial overgrowth
Small intestinal bacterial overgrowth (SIBO) sering kali disalahartikan sebagai radang usus (irritable bowel syndrome). Sebab jika diperhatikan, gejala kedua penyakit tersebut sangat mirip dan sering terlewatkan.
Gejala SIBO paling awal tampak begitu ringan, yaitu perut kembung. Anda mungkin menduga bahwa perut kembung hanya masalah biasa yang akan sembuh dengan sendirinya. Padahal jika dibiarkan terus-menerus, bakteri penyebab small intestinal bacterial overgrowth dapat terus berkembang hingga menyebabkan kekurangan gizi.
Sejumlah pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mendeteksi small intestinal bacterial growth adalah:
- Pemeriksaan fisik dengan palpasi, yaitu pemeriksaan dengan meraba atau menekan bagian tubuh tertentu dengan ujung jari. Hal ini dilakukan untuk memastikan gejala SIBO, khususnya di bagian perut.
- Tes napas. Kelebihan bakteri di usus halus dapat menyebabkan pelepasan gas hidrogen dan metana. Anda dianjurkan untuk berpuasa semalaman sebelum melakukan tes napas supaya hasilnya akurat.
- Pemeriksaan penunjang, meliputi pemeriksaan darah, feses, hingga cairan dari usus halus untuk memastikan adanya bakteri pada usus halus.
Pengobatan small intestinal bacterial growth biasanya terdiri dari kombinasi antibiotik dan perubahan pola makan. Berikut selengkapnya.
Antibiotik
Langkah pertama yang dilakukan untuk mengatasi SIBO adalah mengendalikan jumlah bakteri di usus halus. Caranya melalui pemberian antibiotik seperti ciprofloxacin, metronidazole, atau rifaximin.
Antibiotik dapat membantu mengurangi jumlah bakteri di usus halus. Beberapa pasien mungkin membutuhkan infus tambahan bila mengalami kekurangan gizi atau dehidrasi.
Perubahan pola makan
Pada dasarnya, belum ada penelitian khusus yang membuktikan bahwa pengaturan pola makan bisa membantu mengatasi SIBO. Namun memang, perkembangan gejala SIBO juga dapat dipengaruhi oleh makanan yang Anda konsumsi setiap hari.
Untuk meredakan gejala SIBO, pasien dianjurkan untuk mengubah pola makannya menjadi lebih sehat. Ikuti aturan berikut ini:
- Makan makanan bergizi seimbang.
- Makan dengan porsi kecil tapi sering, untuk menghindari penumpukan makanan di perut.
- Hindari makanan yang mengandung gluten, bila Anda mengidap penyakit celiac.
Mengonsumsi probiotik juga dapat membantu menormalkan bakteri di usus halus. Sebuah studi dalam jurnal Acta Gastroenterol Latinoam tahun 2010 menemukan bahwa probiotik cenderung lebih efektif mengatasi gejala SIBO, ketimbang antibiotik.
Namun bagaimanapun, selalu ikuti anjuran dari dokter mengenai cara menurunkan bakteri berlebih di usus halus Anda. Jangan ragu untuk konsultasi ke dokter jika gejalanya tak kunjung mereda atau semakin memburuk.
Pagi dok.saya dyah umur saya 19 tahun. 2 hari belakangan ini saya mengalami BAB di sertai darah merah tapi enggak ada rasa sakit saya juga enggak merasa kalau saya sakit dan seminggu yang lalu saya memang mengalami susah BAB. Menurut dokter apa diagnosis bagi saya. Saya mohon bantuannya dok. Hal...