Ibu hamil wajib menjaga kesehatan kandungannya dengan baik, mulai dari trimester pertama hingga trimester ketiga. Bukan hanya memastikan kondisi si calon bayi saja, Anda juga harus memperhatikan beberapa hal lainnya seperti plasenta. Plasenta berfungsi untuk mengalirkan oksigen dan nutrisi dari ibu ke janin. Ketika organ ini terganggu, maka secara otomatis kebutuhan nutrisi janin jadi tidak maksimal. Salah satu masalah pada plasenta yang perlu diwaspadai adalah solusio plasenta.
Apa itu solusio plasenta?
Solusio plasenta disebut juga dengan abruptio placenta. Solusio plasenta merupakan suatu kelainan pada ibu hamil ketika sebagian atau keseluruhan plasenta terlepas dari dinding rahim. Kondisi ini dapat terjadi mulai dari usia kehamilan 20 minggu sampai sebelum bayi lahir. Jika tidak cepat-cepat ditangani, solusio plasenta dapat memicu perdarahan sebelum melahirkan, mengganggu proses persalinan, hingga menyebabkan komplikasi yang lebih parah.
Plasenta merupakan suatu organ yang terbentuk dari jaringan pembuluh darah dan berkembang di dinding rahim. Plasenta di dinding rahim dapat terhubungan dengan janin melalui tali pusat (tali umbilikus). Plasenta mempunyai bentuk seperti bulan datar dengan berat sekitar 500 gram.
Plasenta berfungsi untuk menjaga tumbuh kembang janin sampai waktunya melahirkan tiba. Fungsi plasenta lainnya adalah:
- Tempat pertukaran gas ibu dan janin
- Memberikan nutrisi bagi janin untuk berkembang
- Memproduksi hormon kehamilan
- Mencegah infeksi pada janin selama masa kehamilan
Mengenai solusio plasenta
Jenis
Solusio plasenta dibagi berdasarkan bagian plasenta yang terlepas. Kategori solusio plasenta terdiri dari:
- Solusio plasenta ringan: Plasenta yang terlepas kurang dari ¼ bagian plasenta. Kondisi ini jarang menimbulkan gejala klinis, sehingga keadaan ibu masih tergolong baik dan aman.
- Solusio plasenta sedang: Plasenta yang terlepas sekitar ¼ sampai kurang dari 2/3 bagian. Kondisi ini menimbulkan gejala nyeri dan pendarahan serta perut tegang.
- Solusio plasenta berat: Plasenta yang terlepas lebih dari 2/3 bagian. Hal ini perlu diwasapadai karena menimbulkan syok akibat pendarahan hebat, janin sulit diraba, nyeri perut hebat, hingga janin meninggal.
Penyebab
Penyebab solusio plasenta tidak diketahui dengan pasti. Hal ini diduga ada kaitannya dengan gangguan yang dialami ibu selama kehamilan, misalnya karena trauma perut akibat kecelakaan atau jatuh. Bisa juga karena cairan ketuban menyusut dengan cepat.
Selain itu, ada beberapa faktor lainnya yang dapat meningkatkan terjadinya solusio plasenta, yaitu:
- Hipertensi pada masa kehamilan
- Hamil tua di usia lebih dari 40 tahun
- Memiliki riwayat gangguan pembekuan darah
- Trauma yang membahayakan janin
- Riwayat hamir kembar
- Riwayat solusio plasenta sebelumnya
- Riwayat narkotika dan rokok
- Memiliki riwayat trauma pada perut, seperti pukulan atau jatuh
- Air ketuban pecah
Gejala
Tanda dan gejala solusio plasenta tergantung dari seberapa banyak plasenta yang terlepas. Namun secara umum, gejala solusio plasenta meliputi:
- Nyeri perut
- Nyeri rahim
- Pendarahan ringan hingga berat
- Perut terasa tegang
- Janin sulit diraba
- Kontraksi cepat
- Gerakan janin berkurang
- Detak jantung janin sulit didengar
- Ketuban menonjol
- Penurunan kesadaran ibu
- Gagal janin
Jangan remehkan gejala solusio plasenta yang telah disebutkan di atas. Ada baiknya, konsultasikan ke dokter kandungan Anda sesegera mungkin. Membiarkan gejala solusio plasenta terus-menerus dapat memicu komplikasi, baik pada ibu maupun bayi dalam kandungan.
Komplikasi yang dapat terjadi pada ibu antara lain:
- Gangguan pembekuan darah
- Syok akibat pendarahan berat
- Gagal ginjal akut
- Resiko solusio plasenta pada kehamilan berikutnya
- Preeklampsia
Sedangkan komplikasi yang dapat terjadi pada bayi akibat solusio plasenta adalah:
- Malnutrisi pasca melahirkan
- Lahir prematur
- Janin mati
Pencegahan solusio plasenta
Tidak ada cara khusus yang dapat mencegah solusio plasenta. Namun setidaknya, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko terjadinya solusio plasenta, di antaranya:
- Hindari merokok
- Kendalikan tekanan darah tetap normal
- Gunakan sabuk pengaman saat berkendara
- Bila memiliki riwayat solusio plasenta, segera konsultasikan ke dokter
- Bila pernah hamil kembar sebelumnya, segera periksakan diri ke dokter untuk membahas cara mengurangi risiko solusio plasenta pada kehamilan yang sekarang
Pengobatan solusio plasenta
Pemeriksaan pada terjadinya solusio plasenta dilakukan oleh dokter spesialis kandungan. Dokter akan melakukan anamnesis melalui pemeriksaan fisik ibu dan janin, meliputi pemeriksaan kondisi abdomen, posisi janin, dan mendeteksi detak jantung janin. Dokter juga menanyakan adanya riwayat solusio plasenta sebelumnya atau pemicu solusio plasenta lainnya seperti hipertensi, hamil tua, riwayat pembekuan darah, dan lain-lain.
Untuk melihat kondisi janin dan sejauh mana pelepasan plasenta, dokter akan melakukan USG. USG ini akan memancarkan gelombagn suara yang dapat dipantulkan dan hasilnya terekam di monitor. Jenis pemeriksana ini dapat membantu memastikan diagnosis dan mencegah gawat janin secara dini.
Bila dicurigai terjadi solusio plasenta, ibu hamil harus mendapatkan penanganan sesegera mungkin untuk mencegah penurunan kesadaran. Apabila janin telah meninggal sebelum usia kehamilan 3 minggu, maka akan dilakukan amniotomi dengan infus oksitosin untuk mempercepat persalinan.
Risiko dapat semakin berat apabila terjadi solusio plasenta di usia kehamilan lebih dari 34 minggu. Dokter perlu melakukan transfusi darah untuk mencegah syok pada ibu. Sebagai solusi terbaiknya, dokter akan melakukan operasi caesar untuk mengeluarkan bayi sesegera mungkin.
Persalinan harus dilakukan sesegera mungkin dalam kurun waktu 6 jam saat terjadinya solusio plasenta. Apabila pendarahan masih berlanjut selama operasi caesar, maka tindakan histerektomi harus segera dilakukan.
Malam dok, saya mau tanya kalau gejala penyakit jantung rematik apa saja ya? apa bisa didiagnosa dengan anamnesa, jika bisa, berapa persen tingkat keakuratannya terhadap kemungkinan menderitanya?