Stazol Tablet adalah obat yang digunakan untuk mengurangi gejala klaudikasio intermiten. Obat Stazol Tablet mengandung Cilostazol, obat turunan quinolinone yang yang bekerja dengan cara menghambat fosfodiesterase-III.Berikut ini adalah informasi lengkap obat Stazol Tablet yang disertai tautan merk-merk obat lain dengan nama generik yang sama.
Pabrik
Bernofarm
Golongan
Harus dengan resep dokter
Kemasan
Stazol Tablet dipasarkan dengan kemasan sebagai berikut :
- Box 3 Blister x 10 Tablet 100 mg
kandungan
Tiap kemasan obat Stazol Tablet mengandung zat aktif (nama generik) sebagai berikut :
- Cilostazol 100 mg/Tablet
Sekilas tentang zat aktif (nama generik)
Cilostazol adalah obat yang digunakan untuk mengurangi gejala klaudikasio intermiten pada individu dengan penyakit vaskular perifer. Cilostazol adalah quinolinone derivative yang bekerja dengan cara menghambat fosfodiesterase-III (PDE-III), sehingga menekan degradasi siklik adenosin monofosfat (cAMP). Peningkatan cAMP menyebabkan peningkatan bentuk protein kinase A (PKA) aktif, yang berhubungan langsung dengan penghambatan agregasi trombosit. PKA juga mencegah aktivasi enzim (myosin light-chain kinase) yang penting dalam kontraksi sel otot polos, sehingga terjadi efek vasodilatasi.
Indikasi
Kegunaan Stazol Tablet (Cilostazol) adalah untuk mengurangi gejala-gejala klaudikasio intermiten. Klaudikasio intermiten adalah gejala nyeri otot yang terjadi pada aktivitas ringan (nyeri, kram, mati rasa atau rasa lelah). Umumnya terjadi pada otot betis, yang terjadi saat berolahraga, seperti berjalan kaki, dan biasanya hilang dengan istirahat singkat. Klaudikasio intermiten umumnya terkait dengan penyakit arteri perifer tahap awal, dan dapat berlanjut ke iskemia ekstremitas kritis kecuali jika diobati atau faktor risiko dikurangi.Obat ini juga sering digunakan dalam pengobatan gejala iskemik termasuk ulserasi, nyeri dan gangguan ekstremitas, pada oklusi arteri kronis. Bisa juga digunakan untuk pencegahan kekambuhan infark serebral (tidak termasuk emboli kardiogenik serebral).
Kontraindikasi
- Kontaindikasi terhadap pasien yang memiliki riwayat hipersensitivitas terhadap Cilostazol.
- Cilostazol dan beberapa metabolitnya merupakan penghambat fosfodiesterase III. Beberapa obat dengan efek farmakologis ini telah menyebabkan penurunan kelangsungan hidup dibandingkan dengan plasebo pada pasien dengan gagal jantung kelas III-IV.
- Kontraindikasi untuk pasien yang mengalami perpanjangan interval QT, predisposisi perdarahan (misalnya ulserasi peptik aktif, retinopati diabetes proliferatif, stroke hemoragik), hipertensi yang tidak terkontrol dengan baik, angina pektoris tidak stabil, menjalani intervensi infark miokardial dalam 6 bulan terakhir.
- Kontraindikasi untuk pasien yang memiliki riwayat takikardia ventrikel, fibrilasi ventrikel, ektopik ventrikel multifokal, dan takiaritmia parah.
- Gangguan hati sedang atau berat atau kerusakan ginjal berat (CrCl ≤ 25 mL / menit).
- Penggunaan bersamaan dengan ≥2 obat antiplatelet atau antikoagulan tambahan.
Efek samping Stazol Tablet
Berikut adalah beberapa efek samping Stazol Tablet (Cilostazol) :
- Efek samping yang paling umum dari obat Stazol Tablet adalah pusing atau sakit kepala.
- Efek samping yang lain misalnya gangguan pencernaan seperti diare atau tinja tidak normal.
- Obat ini dapat menyebabkan takikardia, palpitasi, takiaritmia atau hipotensi. Pasien dengan riwayat penyakit jantung iskemik mungkin berisiko mengalami eksaserbasi angina pektoris atau infark miokard.
- Efek samping hematolog seperti trombositopenia atau leukopenia yang bisa berkembang menjadi agranulositosis kadang terjadi. Efek samping ini bersifat reversibel, akan berhenti jika penggunaan obat dihentikan.
Perhatian
Hal-hal yang perlu diperhatikan pasien selama menggunakan obat Stazol Tablet (Cilostazol) adalah sebagai berikut :
- Obat-obat yang mengandung Cilostazol berbahaya bagi penderita gagal jantung berat. Sebaiknya tidak menggunakan obat ini jika anda menderita gagal jantung.
- Pantau trombosit dan Jumlah sel darah putih secara periodik.
- Hindari penggunaan obat ini pada penderita perdarahan patologis aktif.
- Hati-hati menggunakan obat Stazol Tablet jika sedang menstruasi, kecenderungan perdarahan atau diastesis hemoragik, kerusakan ginjal akut atau hati.
- Konsultasi dengan dokter sebelum menggunakan obat-obat yang termasuk inhibitor CYP3A4 atau CYP2C19 (misalnya, Omeprazole).
- Efek obat mungkin baru bisa dirasakan dalam 2 - 4 minggu setelah memulai terapi, bahkan sampai 12 minggu. Hentikan penggunaan obat ini jika gejala tidak membaik setelah 3 bulan.
- Meminum jus grapefruit dapat meningkatkan konsentrasi plasma Stazol Tablet (Cilostazol) yang menyebabkan efek samping.
- Obat ini dapat menyebabkan pusing, sebaiknya tidak mengemudi atau mengopoerasikan mesin selama menggunakan obat ini.
Penggunaan Obat Stazol Tablet Untuk Ibu Hamil
FDA (badan pengawas obat dan makanan amerika serikat) mengkategorikan Cilostazol kedalam kategori C dengan penjelasan sebagai berikut :
Penelitian pada reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia, namun jika potensi keuntungan dapat dijamin, penggunaan obat pada ibu hamil dapat dilakukan meskipun potensi resiko sangat besar.
Hasil studi pada hewan tidak selalu bisa dijadikan ukuran keamanan penggunaan obat pada manusia. Oleh karena penelitian secara klinis yang terkendali dengan baik belum dilakukan, penggunaan obat-obat yang mengandung Cilostazol termasuk Stazol Tablet untuk ibu hamil harus dikonsultasikan dengan dokter.
Interaksi obat
Berikut adalah interaksi yang bisa terjadi jika digunakan bersamaan dengan obat-obat lain :
- Penggunaan bersamaan dengan inhibitorkuat enzim CYP3A4 (ketoconazole) atau inhibitor sedang (erythromycin, jus grapefruit, diltiazem) dapat meningkatkan paparan Stazol Tablet (Cilostazol). Kurangi dosis sampai 50 mg 2 x sehari.
- Pemberian bersama dengan inhibitor CYP2C19 (misalnya Omeprazol) meningkatkan eksposur sistemik metabolit aktif Stazol Tablet (Cilostazol). Kurangi dosis sampai 50 mg 2 x sehari.
- Interaksi yang berpotensi fatal : Meningkatnya risiko pendarahan saat digunakan bersamaan dengan obat antiplatelet atau antikoagulan tambahan (misalnya aspirin, clopidogrel, heparin).
- Meningkatnya penyerapan dengan makanan berlemak tinggi.
Dosis Stazol Tablet
Obat Stazol Tablet (Cilostazol) diberikan dengan dosis sebagai berikut :
- Dosis untuk Intermittent claudication
Dosis dewasa : 100 mg 2 x sehari. Hentikan pengobatan jika tidak ada perbaikan klinis setelah 3 bulan.
Penyesuaian dosis :
- Pasien pengguna obat inhibitor CYP3A4 atau CYP2C19 : 50 mg 2 x sehari.
Aturan pakai :
- Minum setidaknya satu setengah jam sebelum atau dua jam setelah makan.
Terkait
- Merk-merk obat dengan kandungan zat aktif Cilostazol
Dalam pemilihan obat, manfaat yang diperoleh harus dipastikan lebih besar daripada risiko yang mungkin dialami pasien. Oleh karena itu, penggunaan Stazol Tablet (Cilostazol) harus sesuai dengan yang dianjurkan.