Penyakit Crohn adalah masalah jangka panjang yang memengaruhi saluran pencernaan. Kabar baiknya, penyakit Crohn biasanya tidak mengancam jiwa. Namun ingat, ini bukan berarti Anda bisa menyepelekan gejalanya begitu saja.
Penyakit Chohn yang dibiarkan terus-menerus dapat memicu banyak komplikasi dalam tubuh. Salah satu komplikasi penyakit Crohn yang paling umum adalah strikur usus.
Apa itu striktur usus?
Striktur berarti penyempitan. Striktur usus adalah penyempitan pada usus halus yang disebabkan oleh peradangan. Sekitar sepertiga penderita penyakit Crohn mengalami striktur usus dalam 10 tahun pertama penyakitnya.
Kondisi usus halus yang menyempit dapat menyebabkan makanan jadi sulit masuk ke usus halus. Akibatnya, tidak semua makanan bisa dicerna dengan sempurna.
Penyempitan usus halus bisa tergolong ringan atau berat. Pada kasus yang paling parah, striktur usus halus bisa menyebabkan penyumbatan total. Artinya, tidak akan ada makanan atau cairan yang bisa melewati bagian usus Anda.
Bila ini terjadi, pasien membutuhkan operasi darurat secepat mungkin. Tujuannya supaya makanan dan cairan bisa masuk dan dicerna oleh usus halus secara maksimal, sehingga pasien terhindar dari risiko kekurangan gizi.
Mengenal striktur usus
Penyebab
Striktur usus dapat dikategorikan menjadi 2 jenis, yaitu inflamasi (peradangan) dan fibrotik. Penyebab striktur usus tergantung dari jenisnya masing-masing. Berikut selengkapnya.
Striktur inflamasi disebabkan oleh peradangan pada saluran pencernaan yang berhubungan dengan penyakit Crohn.
- Fibrotik
Striktur fibrotik adalah penyumbatan yang terjadi akibat pembentukan jaringan parut di usus. Kondisi ini dapat disebabkan oleh peradangan usus halus jangka panjang akibat penyakit Crohn.
Kebanyakan kasus striktur usus pada penyakit Crohn terjadi akibat kombinasi kedua jenis striktur tersebut. Namun, penyempitan usus karena fibrotik umumnya cenderung lebih parah daripada striktur inflamasi. Striktur fibrotik membutuhkan pengobatan yang lebih invasif untuk mengatasinya.
Selain itu, ada beberapa faktor lainnya yang dapat meningkatkan risiko striktur usus, yaitu:
- Terkena penyakit Crohn sebelum usia 40 tahun.
- Melakukan perawatan steroid selama gejala penyakit Crohn kambuh.
- Memiliki penyakit yang menginfeksi jaringan di sekitar anus (perianal).
- Pernah menjalani operasi usus buntu sebelumnya.
- Kebiasaan merokok.
Gejala
Gejala striktur usus halus yang paling utama adalah muncul sakit dan kram perut yang parah. Ini karena makanan tidak bisa mengalir dengan lancar di usus halus, sehingga menyebabkan nyeri.
Tanda dan gejala striktur usus berbeda-beda pada setiap orang, tergantung dari keparahan penyumbatannya. Untuk kasus striktur ringan hingga sedang, gejalanya meliputi:
- Kram perut
- Sakit perut
- Perut kembung
- Penurunan nafsu makan
- Kelelahan
Sedangkan pada striktur usus yang tergolong parah, seseorang mungkin akan mengalami gejala sebagai berikut:
- Sakit perut yang parah
- Mual
- Muntah
- Sembelit
- Perut kembung
- Tidak bisa buang air besar
Namun kembali lagi, setiap orang mungkin akan mengalami gejala striktur usus yang berbeda-beda. Bila Anda atau orang terdekat mengalami gejala-gejala tersebut, segera konsultasikan ke dokter.
Pencegahan striktur usus
Perubahan pola hidup sedikit banyak bisa mencegah terjadinya striktur usus. Kalaupun peradangan usus sudah terjadi, pola hidup sehat tetap dapat membantu mencegah gejalanya semakin parah.
Berikut ini hal-hal yang bisa dilakukan untuk menurunkan risiko penyumbatan usus, yaitu:
- Makan dengan porsi kecil tapi sering.
- Kunyah makanan hingga benar-benar lembut sebelum ditelan.
- Hindari makanan yang sulit dicerna, seperti daging, kacang-kacangan, atau biji-bijian.
Namun, ada baiknya konsultasikan dulu ke dokter sebelum Anda mencobanya. Perubahan pola makanan yang dilakukan sembarangan dapat mengurangi jumlah asupan vitamin dan mineral dalam tubuh. Alih-alih menyembuhkan, Anda justru berisiko mengalami kekurangan gizi karenanya.
Pengobatan striktur usus
Setiap pasien dengan striktur usus mungkin akan menjalani pengobatan yang berbeda-beda. Hal ini tergantung dari jenis striktur usus, seberapa lama gejalanya berlangsung, dan lokasi penyumbatan usus.
Berikut ini berbagai pengobatan yang dilakukan untuk mengatasi striktur usus, yaitu:
Obat-obatan
Striktur yang disebabkan oleh peradangan usus dapat diobati dengan obat-obatan resep, seperti steroid, imunomodulator, dan agen anti-TNF. Jika penyumbatan usus disebabkan oleh kombinasi peradangan dan fibrotik, maka diperlukan perawatan lainnya selain obat.
Endoscopic balloon dilation (EBD)
Endoscopic balloon dilation (EBD) akan dilakukan jika obat-obatan tidak mampu mengatasi striktur usus. Prosedur ini dapat membantu pasien untuk menunda atau menghindari operasi.
EBD dilakukan dengan cara memasukkan balon ke bagian usus yang sempit, lalu balon tersebut ditiup supaya usus jadi lebih luas. Cara ini terbukti efektif untuk mengobati striktur tunggal dan pendek tanpa adanya komplikasi.
Di sisi lain, gejala striktur usus masih bisa kambuh sewaktu-waktu dan bahkan bisa jadi lebih parah. Biasanya, pasien membutuhkan endoskopi ulang dalam waktu 5 tahun ke depan untuk meringankan gejalanya.
Operasi
Operasi menjadi pilihan terakhir setelah striktur usus tidak mempan diobati dengan cara apapun. Operasi ini disebut dengan strikturplasti atau prosedur pengawetan usus.
Melalui strikturplasti, bagian usus yang rusak akan dipotong terbuka dan dibentuk kembali. Bila penyumbatan yang terjadi di usus lebih panjang dan rumit, maka dokter akan melakukan operasi reseksi. Dokter akan membuang bagian usus yang rusak supaya tidak menghambat pencernaan makanan dalam tubuh.
Pagi dok.saya dyah umur saya 19 tahun. 2 hari belakangan ini saya mengalami BAB di sertai darah merah tapi enggak ada rasa sakit saya juga enggak merasa kalau saya sakit dan seminggu yang lalu saya memang mengalami susah BAB. Menurut dokter apa diagnosis bagi saya. Saya mohon bantuannya dok. Hal...