Ketika pasokan darah ke otak terganggu atau berkurang karena terjadi penyumbatan dinamakan stroke iskemik. Sedangkan ketika pembuluh darah pecah maka disebut stroke hemoragik. Pasokan darah yang terganggu menyebabkan munculnya salah satu jenis stroke tersebut, karena jika aliran darah terganggu atau tersumbat maka asupan oksigen dan nutrisi juga akan berhenti menuju otak dan akibatnya sel-sel otak akan mati sebagian.
Sel-sel otak yang mati dalam hitungan menit inilah akan membuat bagian tubuh yang dikendalikan oleh sel-sel tersebut tidak berfungsi dengan baik. Sedangkan stroke sendiri merupakan keadaan darurat medis karena dalam hitungan menit, sel otak bisa langsung mati maka dari itu diperlukan penanganan yang sigap dan secepat mungkin untuk meminimalkan kerusakan otak dan menghindari akibat yang berbahaya.
Fisioterapi Pasca Stroke 5 Kali Visit di NK Health
Untuk Pemulihan Pasien, pasca pemulihan dari rawat inap stroke. Latihan termasuk Anamnesa dan Tes Khusus, dengan terapi Bobath Method, Breathing Exercise, PNF (Procioceptive Neuromuscular Stabilization), Modality dan Exercise Therapy. Paket in untuk single visit (5x) dan tidak termasuk konsultasi dokter & Pemeriksaan Penunjang ( Rontgen, MRI, CT-Scan).
Stroke iskemik sendiri lebih sering terjadi dibandingkan dengan stroke hemoragik, namun stroke hemoragik adalah stroke yang paling mematikan dan lebih sering membunuh penderitanya daripada stroke iskemik. Biasanya risiko stroke akan meningkat akibat faktor tekanan darah tinggi (hipertensi) dan penyakit kronis lainnya, seperti diabetes dan kolesterol.
Baca juga: Bahaya Stroke Akibat Pecah Pembuluh Darah
Gejala dan penyebab stroke
Gejala stroke berbeda pada setiap penderita namun yang paling umum terjadi adalah:
- Mati rasa pada bagian tungkai
- Bicara tidak jelas
- Wajah menurun dan terkulai pada satu sisi tertentu
Penyebab stroke ada bermacam-macam, di antaranya:
- Gumpalan darah pada pembuluh darah otak
- Tekanan darah tinggi (hipertensi)
- Pengaruh konsumsi obat-obatan pengencer darah
- Memiliki kolesterol tinggi
- Berat badan berlebihan atau obesitas
- Diabetes (kadar gula darah tinggi)
- Jarang melakukan olahraga
- Kebiasaan merokok
- Konsumsi alkohol berlebihan
Pengobatan dan pemulihan pasca stroke
Pengobatan stroke tergantung pada kondisi pasien, biasanya dilakukan dengan pemberian obat-obatan ataupun pelaksanaan operasi. Untuk pemulihan stroke, pasien akan disarankan untuk:
- Menjalani fisioterapi yang akan dimulai setelah pasien sudah dalam keadaan stabil karena terapi ini dilakukan untuk memperbaiki postur tubuh dan keseimbangan pasien setelah terserang stroke. Fisioterapi harus dilakukan secara rutin dengan durasi yang terus meningkat seiring pulihnya kendali dan kekuatan otot pasien
- Menjalani terapi psikologis karena biasanya pasien penderita stroke mungkin akan mengalami gangguan psikologis dan perlu ditangani oleh psikolog atau psikiater
Baca juga: Setelah Terserang Stroke, Kapan Proses Pemulihannya Mulai Bisa Dilakukan?
Pencegahan stroke
Untuk mencegah stroke, dokter akan menyarankan hal-hal berikut:
- Menerapkan pola makan sehat dan hindari makan makanan asin dan berlemak yang memicu hipertensi dan stroke
- Olahraga teratur untuk menyehatkan fungsi jantung dan sistem peredaran darah serta menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh
- Berhenti merokok karena resiko stroke meningkat dua kali lipat lebih banyak menyerang perokok
- Hindari minuman beralkohol karena alkohol yang dikonsumsi berlebihan memicu stroke, diabetes, dan hipertensi
Komplikasi stroke
Stroke selain membahayakan nyawa juga dapat memicu gangguan kesehatan lainnya yang tak kalah parah dan fatal juga, yaitu:
- Deep vein thrombosis atau penggumpalan darah di tungkai
- Hidrosefalus di mana cairan otak menumpuk dalam rongga otak dan membuat ukuran kepala membesar dari waktu ke waktu hingga membahayakan nyawa pasien
- Disfagia atau gangguan refleks otot saat menelan akan memicu tersedak lebih sering di mana hal tersebut beresiko membunuh pasien karena tercekik atau tersedak ketika sedang makan dan tak bisa mengontrol makanannya
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.