Pembatasan aktivitas di luar rumah ternyata ikut berpengaruh pada suplai kantung darah di Palang Merah Indonesia. Padahal setiap harinya hampir selalu ada orang yang membutuhkan bantuan tambahan kantung darah dari para pendonor. Jika dibiarkan, hal ini dapat berbahaya karena ada berbagai kebutuhan akan kantung darah dalam kondisi medis tertentu.
Tak hanya akibat aturan pembatasan sosial yang terjadi, kelangkaan kantung darah juga diperparah dengan kekhawatiran masyarakat untuk mendonorkan darahnya karena dirasa tidak aman dan takut tertular virus Corona (Covid-19). Padahal, dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19 yang ketat termasuk saat mendonorkan darah, risiko terinfeksi dapat diminimalisir. Saat ini pun, donor plasma konvalesen diklaim dapat membantu proses kesembuhan pasien Covid-19.
Booking Klinik Pemeriksaan COVID-19 via HonestDocs
Dapatkan diskon hingga 70% paket covid-19 hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!
Pentingnya donor darah dalam kondisi medis
Donor darah atau transfusi darah adalah suatu bentuk aktivitas pemberian darah dari pendonor secara sukarela kepada orang lain yang membutuhkan darah. Setiap kantung darah yang ditransfusikan juga harus disesuaikan dengan golongan darah yang dimiliki, kecuali pemilik golongan darah O yang bisa mendonorkan darahnya ke semua golongan darah (O, AB, A, ataupun B).
Manfaat donor darah diutamakan bagi mereka yang mengalami kekurangan darah akibat berbagai alasan medis, seperti:
- Kehilangan darah akibat mengalami kecelakaan, bencana, atau situasi darurat
- Kehilangan darah saat sedang menjalani operasi besar ataupun kemoterapi
- Kehilangan darah akibat komplikasi serius saat sedang hamil atau proses persalinan
- Kekurangan darah yang dialami oleh penderita kanker darah, cuci darah, thalasemia, ataupun anemia
Baca juga: Manfaat Donor Darah
Syarat donor darah saat pandemi Covid-19
Penerapan protokol kesehatan sesuai anjuran WHO wajib dilakukan saat menjalani donor darah ataupun plasma konvalesen selama pandemi Covid-19. Keduanya pun memiliki syarat prosedur yang hampir sama. Meski prosedur donor yang diterapkan cukup ketat, tetapi sebenarnya syarat donor darah cukup mudah.
Syarat donor plasma konvalesen
Donor plasma konvalesen sebenarnya bisa dilakukan oleh siapa saja, tetapi lebih diutamakan seorang pria dengan kondisi tubuh yang sehat. Hal ini dikarenakan pria tidak memiliki antigen HLA sehingga dapat meminimalisir terjadinya masalah pada calon penerima donor (resipien).
Di samping itu, seorang wanita sebenarnya bisa menjadi pendonor plasma asalkan tidak sedang hamil dan memenuhi berbagai kriteria lainnya, yaitu:
Booking Klinik Pemeriksaan COVID-19 via HonestDocs
Dapatkan diskon hingga 70% paket covid-19 hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!
- Berusia 17-60 tahun dan memiliki berat badan minimal 55 kg
- Diutamakan laki-laki, namun diperbolehkan bagi wanita yang belum pernah hamil
- Pernah terkonfirmasi positif Covid-19 sebelumnya dengan hasil test PCR
- Dinyatakan sembuh dari Covid-19 dengan hasil swab PCR negatif dan tidak memiliki gejala apapun dalam 14 hari terakhir
- Tidak memiliki penyakit penyerta atau komorbid seperti diabetes, hipertensi, kanker, atau penyakit saluran pernapasan lain
- Dinyatakan negatif dari penyakit infeksi menular lewat transfusi darah
- Memiliki golongan darah A, B, O dan rhesus yang sama dengan calon penerima plasma
- Memiliki titer antibodi serum spesifik IgG anti SARS-CoV-2 lebih dari 1:320
- Bersedia menjalani prosedur plasmaferesis dan menandatangani Informed Consent (ICT)
Baca juga: Donor Plasma Konvalesen, Benarkah Bantu Atasi Gejala COVID-19?
Syarat donor darah
Secara umum, calon pendonor perlu memenuhi beberapa aturan, seperti usia dewasa (17-65 tahun), memiliki berat badan di atas 45 kg, tekanan darah stabil, kadar hemoglobin yang cukup 12,5 g/dL - 17 g/dL, serta sehat jasmani dan rohani.
Adapun beberapa syarat donor darah tambahan yang harus dipatuhi selama pandemi Covid-19, antara lain:
- Kondisi calon pendonor harus berada dalam kondisi sehat dan tidak sedang flu/batuk sekalipun
- Calon pendonor tidak berada dalam status ODP (Orang dalam Pemantauan) maupun PDP (Pasien dalam Pengawasan)
- Menerapkan physical distancing dan menggunakan masker selama menjalani donor darah
Setiap petugas di PMI juga akan dilengkapi dengan APD lengkap beserta masker, tetap menjaga jarak (physical distancing), serta penyemprotan ruangan dengan semprotan disinfektan yang juga dilakukan secara berkala. Selain itu, alat donor darah yang digunakan terutama jarum tentu harus steril dan baru.
Selain syarat donor darah di atas, berikut ini prosedur donor darah yang aman terutama bagi mereka yang baru pertama kali donor darah adalah:
Booking Klinik Pemeriksaan COVID-19 via HonestDocs
Dapatkan diskon hingga 70% paket covid-19 hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!
1. Pendaftaran
Bagi calon pendonor darah juga akan diperiksa suhu tubuhnya terlebih dahulu, lalu mengisi formulir pendaftaran lengkap dengan riwayat kesehatan termasuk pertanyaan seputar Covid-19 yang harus dijawab jujur demi kepentingan bersama.
2. Pemeriksaan riwayat medis
Sebelum melakukan donor darah, calon pendonor akan menjalani pemeriksaan singkat terkait riwayat medis yang dimiliki, seperti pemeriksaan tekanan darah, denyut nadi, suhu tubuh, hingga pengambilan sampel darah untuk diuji. Jika syarat terpenuhi, maka donor darah bisa dilakukan.
3. Proses donor darah
Setelah prosedur administrasi dan pemeriksaan dilalui, proses donor darah siap dilakukan. Lengan Anda akan dibersihkan terlebih dahulu lalu jarum akan dimasukkan ke dalam pembuluh darah. Proses darah sendiri sebenarnya cukup singkat bahkan kurang dari 10 menit dengan jumlah darah yang diambil adalah 1 unit (1 pint).
4. Istirahat
Setelah selesai melakukan transfusi darah, pendonor akan diminta duduk rileks sekitar 10 menit demi mendapatkan kembali energi dan kekuatan tubuh. Selain itu, pendonor juga disediakan makanan dan minuman yang bisa dikonsumsi untuk memulihkan kondisi tubuh kembali normal. Hindari pula olahraga atau kegiatan fisik yang berat setelah menjalani donor darah.
Pertanyaan seputar donor darah selama Covid-19
1. Apakah donor darah bisa dilakukan saat pandemi Covid-19?
Bisa, karena PMI (Palang Merah Indonesia) selalu membutuhkan tambahan kantong darah baik dari pendonor baru maupun pendonor yang sudah biasa menyumbangkan darahnya. Tetapi PMI tentu akan menerapkan protokol kesehatan yang ketat demi menjamin keamanan pendonor maupun penerima darah. Jika syarat donor darah terpenuhi, maka Anda bisa ikut melakukan donor darah.
2. Apakah saya dapat melakukan donor darah jika saya menderita Covid-19?
Tidak. Meski belum ada hasil penelitian yang menyebutkan bahwa virus Corona (Covid-19) dapat ditularkan melalui darah, tetapi untuk mencegah penularan dan penyebaran ada baiknya untuk tidak melakukan donor darah terlebih dahulu hingga dipastikan sembuh.
Namun, bagi penyintas Covid-19 yang telah dinyatakan sembuh dan tidak memiliki gejala apapun selama 14 hari terakhir, Anda dapat melakukan donor plasma konvalesen. Harapannya, terapi plasma konvalesen ini bisa membantu pemulihan pasien Covid-19 yang masih dalam perawatan.
3. Bagaimana jika ingin donor darah tetapi berat badan atau usia saya tidak memenuhi syarat donor darah?
Terima kasih untuk kebaikannya, tetapi sesuai dengan syarat umum yang telah diatur maka bagi yang tidak memenuhi syarat donor darah tidak perlu memaksakan diri, terutama bagi mereka yang memiliki masalah kesehatan atau orang lanjut usia.
Baca juga: Donor Pasma Darah Pasien Sembuh, Harapan Baru Pengobatan Virus Corona
Jadi jika ingin mendonorkan darah meski dalam situasi pademi Covid-19 Anda cukup mematuhi syarat donor darah di atas dan tetap menjaga protokol kesehatan sebaik mungkin. Lakukan kunjungan ke kantor PMI (Palang Merah Indonesia) terdekat untuk melakukan donor darah ataupun donor plasma konvalesen dengan jadwal yang sudah diberikan.
Perlu diingat bahwa kegiatan donor darah dan donor plasma konvalesen merupakan kegiatan yang sangat mulia karena dapat membantu orang lain yang membutuhkan tambahan darah dan menyelamatkan nyawa orang lain.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.