System adalah obat antibiotik yang digunakan untuk mengobati berbagai jenis infeksi seperti infeksi saluran pencernaan, pernafasan, saluran kemih dan berbagai jenis infeksi lainnya. System mengandung cotrimoxazole, suatu obat antibiotik yang merupakan kombinasi trimethoprim dan sulfamethoxazole. Berikut ini adalah informasi lengkap System yang disertai tautan merk-merk obat lain dengan nama generik yang sama.
pabrik
Rocella
golongan
Harus dengan resep dokter
kemasan
system dipasarkan dengan kemasan sebagai berikut :
- Dos 10 x 10 tablet
- Botol 60 ml syrup
kandungan
tiap kemasan system mengandung zat aktif (nama generik) sebagai berikut :
- (trimethoprim 80 mg + sulfamethoxazole 400 mg) / tablet
- (trimethoprim 40 mg + sulfamethoxazole 200 mg) / 5 ml syrup
Sekilas tentang zat aktif (nama generik)
cotrimoxazole adalah antibiotik kombinasi trimethoprim dan sulfamethoxazole yang digunakan untuk mengobati berbagai macam infeksi bakteri. kombinasi ini dengan perbandingan satu bagian trimethoprim dan lima bagian sulfamethoxazole. Cotrimoxazole bekerja dengan cara menghambat enzim metabolisme asam folat pada bakteri yang peka. Trimethoprim sendiri adalah bakterisida sedangkan sulfamethoxazole adalah bakteriostatik. Dalam bentuk kombinasi, antibiotik ini berfungsi sebagai bakterisida. Cotrimoxazole bermanfaat untuk mengobati infeksi-infeksi oleh bakteri yang resisten sulfamethoxazole tapi masih peka terhadap trimethoprim.
Indikasi
Kegunaan system (Cotrimoxazole) adalah untuk pengobatan infeksi- infeksi sebagai berikut :
- Infeksi saluran pernafasan : otitis media akut yang disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae atau Haemophilus influenzae. Eksaserbasi akut bronchitis kronis yang disebabkan oleh pneumoniae atau H. influenzae, sebagai obat alternatif jika obat golongan penicillin tidak dapat digunakan.
- Infeksi saluran pencernaan : sebagai pencegahan traveller diare yang disebabkan oleh bakteri E. coli, sebagai alternatif antibiotik golongan quinolon.
- Infeksi saluran kemih : obat ini juga bermanfaat untuk pengobatan infeksi saluran kemih yang disebabkan bakteri coli, Klebsiella, Enterobacter, Morganella morganii, Proteus mirabilis, atau P. vulgaris.
- Brucellosis dan kolera : obat ini adalah antibiotik alternatif untuk pengobatan brucellosis untuk pasien yang tidak bisa menggunakan tetracycline (misalnya anak-anak).
- Infeksi mikobakteri : infeksi kulit yang disebabkan oleh Mycobacterium marinum juga bisa menggunakan antibiotik ini.
- Pertusis : sebagai alternatif erythromycin.
- Demam tifus dan infeksi Salmonella lain : umumnya demam tifus diobati dengan antibiotik golongan quinolon atau cephalosporin generasi ketiga seperti ceftriaxone dan cefotaxime, namun system (Cotrimoxazole) sering digunakan sebagai alternatifnya.
- Selengkapnya lihat dosis.
Kontra indikasi
- jangan menggunakan system (Cotrimoxazole) untuk pasien yang memiliki riwayat alergi terhadap trimethoprim dan sulfamethoxazole, obat-obat golongan sulfonamide lainnya.
- Penggunaan obat ini untuk pasien dengan gangguan hati dan ginjal yang berat sebaiknya dihindari.
- Jangan digunakan untuk wanita hamil terutama menjelang kelahiran, anak < 2 tahun (kecuali untuk pengobatan atau pencegahan pneumocytosis jiroveci (P. carinii) pada bayi dari usia empat minggu atau lebih).
- Obat ini diketahui ikut keluar bersama air susu ibu, oleh karena itu pemakaian selama menyusui sebaiknya dikonsultasikan pada dokter.
Efek Samping
Berikut adalah beberapa efek samping yang mungkin terjadi saat menggunakan antibiotik ini :
- efek samping system (Cotrimoxazole) yang umum seperti mual, muntah, ruam, diare , demam, gatal nyeri otot dan sendi.
- Reaksi alergi yang parah bisa terjadi bagi orang-orang yang sensitif terhadap obat-obat golongan sulfonamide termasuk system (Cotrimoxazole), seperti sindrom stevens-johnson, nekrolisis epidermal toksik, nekrosis hati fulminan, agranulositosis, anemia aplastik, dan diskrasia darah lainnya.
- Hati-hati terhadap kemungkinan super infeksi pada saluran pencernaan yang disebabkan oleh pertumbuhan berlebihan jamur atau bakteri pada pencernaan.
- Obat ini bisa menyebabkan hemolisis pada pasien yang kekurangan enzim glukosa-6-fosfat dehidrogenase (enzim yang berperan dalam produksi sel darah merah), terutama jika diberikan pada dosis yang tinggi.
- Pada pasien lanjut usia, efek samping lebih rentan terjadi misalnya penekanan sumsum tulang dan penurunan trombosit (terutama jika obat ini diberikan bersamaan dengan diuretik jenis tiazid).
Perhatian
Hal-hal yang harus diperhatikan saat menggunakan System adalah sebagai berikut :
- System (Cotrimoxazole) harus dihentikan jika tanda-tanda awal reaksi alergi seperti ruam, gatal, sakit tenggorokan, demam, arthralgia, pucat, atau tanda-tanda lainnya muncul, karena jika terjadi bisa berakibat fatal.
- Obat ini harus digunakan secara hati-hati pada pasien yang mempunyai penyakit asma bronkial.
- Orang-orang yang kekurangan folat seperti pasien lanjut usia, pecandu alkohol, sedang menggunakan obat anti konvulsan, atau oang-orang yng mengalami malnutrisi, jika menggunakan system (Cotrimoxazole) harus mendapatkan perhatian serius.
- seperti antibiotik lainnya obat ini harus digunakan sampai dosis yang disarankan habis. Jangan menghentikan pemakaian sebelum waktunya untuk menghindari terjadinya resistensi.
- Pasien yang menggunakan antibiotik ini harus mengkonsumsi cukup cairan untuk mencegah kristaluria.
Toleransi terhadap kehamilan
FDA (badan pengawas obat dan makanan amerika serikat) mengkategorikan cotrimoxazole kedalam kategori D dengan penjelasan sebagai berikut :
Ada bukti positif mengenai risiko terhadap janin manusia sehingga tidak direkomendasikan untuk ibu hamil. Akan tetapi apabila besarnya manfaat yang diperoleh mungkin lebih besar dari risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa, maka penggunaannya dapat dipertimbangkan.
Oleh sebab itu, penggunaan obat-obat yang mengandung cotrimoxazole oleh ibu hamil harus dikonsultasikan dengan dokter terlebih dahulu.
Interaksi obat
Berikut adalah interaksi obat dengan zat aktif cotrimoxazole termasuk system dengan obat-obat lain :
- ACE inhibitor seperti captopril, enalapril, lisinopril, dan ace inhibitor lainnya jika diberikan bersamaan system (Cotrimoxazole), berpotensi terjadi hiperkalemia.
- Obat-obat antiaritmia : system (Cotrimoxazole) meningkatkan resiko aritmia ventrikel pada pasien yang menggunakan amiodarone. Sedangkan pemberian bersamaan dengan obat dofetilide terjadi peningkatan resiko perpanjangan Interval QT.
- Kalium aminobenzoate menghambat efek obat-obat golongan sulfonamide (seperti sulfamethoxazole).
- Obat-obat golongan sulfonilurea meningkatkan efek farmakologi system (Cotrimoxazole).
- System (Cotrimoxazole) menghambat metabolisme phenytoin sehingga meningkatkan waktu paruhnya.
- Diuretik : obat-obat diuretik terutama golongan tiazide meningkatkan potensi terjadinya penurunan kadar trombosit, terutama untuk pasien usia lanjut.
- System (Cotrimoxazole) menghambat klirens obat-obat antikoagulan dan meningkatkan protrombin time (PT) sehingga meningkatkan efek obat-obat ini.
- Jika diberikan bersamaan dengan siklosporin dapat meningkatkan resiko kerusakan ginjal pada pasien penerima transplantasi ginjal
- System (Cotrimoxazole) meningkatkan kadar digoxin dalam plasma terutama pada pasien usia lanjut.
- Antibiotik ini juga meningkatkan konsentrasi plasma obat-obat antivirus seperti lamivudine dan zalcitabine.
- Indomethacin meningkatkan konsentrasi sulfamethoxazole dalam plasma.
- System (Cotrimoxazole) berpotensi meningkatkan efek samping berupa hipoglikemia pada pemakaian anti dibetes oral, seperti glibenclamide.
- Efek samping anemia megaloblastik terjadi ketika pemberian bersamaan system (Cotrimoxazole) dan pyrimethamine.
- Pemberian bersamaan rifampisin dan system (Cotrimoxazole) menyebabkan kadar rifampisin dalam plasma meningkat di sisi lain terjadi penurunan kadar trimethoprim.
- System (Cotrimoxazole) menyebabkan peningkatan konsentrasi plasma procainamide dan amantadine sehingga meningkatkan toksisitasnya.
- Jika diberikan bersamaan dengan clozapine dan antipsikotik lainnya, resiko efek samping hematologis meningkat.
Dosis System
System (Cotrimoxazole) diberikan dengan dosis :
- dewasa dan anak > 12 tahun : 2 x sehari 2 tablet.
- Anak 6-12 tahun : 2 x sehari 1 tablet atau 10 ml syrup.
- 6 bulan – 5 tahun : 2 x sehari ½ tablet atau 5 ml syrup.
- Dosis minimum dewasa dan jangka panjang (> 14 hari) : 2 x sehari 1 tablet.
- Minum air yang cukup untuk menghindari kristaluria.
- Pengobatan dilakukan paling sedikit 5 hari atau 2 hari setelah gejala hilang.
Terkait
- merk-merk obat dengan kandungan zat aktif cotrimoxazole
- merk-merk obat yang termasuk sulfonamide