Kebanyakan orangtua menganggap bahwa usia 2 tahun merupakan masa-masa puncaknya "anak nakal". Bagaimana tidak, di usia ini anak akan lebih banyak mengatakan "tidak" dan mudah menolak hal-hal yang tidak ia inginkan. Namun tak perlu khawatir, ini merupakan tahap perkembangan anak 2 tahun yang tergolong normal, kok!
Tahap perkembangan anak 2 tahun
Pertumbuhan
Seiring bertambahnya usia, tinggi dan berat badan anak juga ikut bertambah. Biasanya, anak usia 2 tahun rata-rata bertambah tinggi sekitar 38 cm dari panjangnya saat lahir.
Dermal Fillers Treatment di Reface Clinic
Dermal Filler merupakan perawatan wajah yang berfungsi untuk memperbaiki area tertentu yang memang diperlukan. Misalnya, untuk membantu mengatasi kerutan, garis halus atau cekungan yang disebabkan penuaan, meratakan tekstur dan menghaluskan kulit, hingga menghilangkan bekas luka. Perawatan wajah ini dilakukan dengan menyuntikan cairan seperti asam hialuronat atau kolagen, maupun zat sintesis kebagian wajah yang bermasalah, Contohnya pipi,hidung,bibir,rahang,dagu,area sekitar muka, dan lainnya. Perawatan dermal filler akan menjadikan wajah menjadi lebih berisi sehingga keriput atau garis-garis halus jadi tersamarkan.
Berat badan anak juga meningkat, tapi tidak terlalu signifikan seperti saat anak berumur 1 tahun, yakni bertambah kira-kira 1,5-2,5 kg.
Kemampuan motorik
Tahap perkembangan anak 2 tahun akan semakin aktif dan tidak bisa diam. Di usia ini, anak sudah mulai bisa:
- Berjinjit
- Menendang bola
- Berlari
- Memanjat tanpa bantuan
- Naik-turun tangga sambil pegangan
- Naik-turun perosotan
- Melempar bola dengan tangan melewati atas kepala
- Membawa banyak mainan sambil berjalan
Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan motorik anak berkembang dengan pesat. Anak sudah bisa berlari, belajar berjalan mundur, berbelok, atau bahkan berdiri dengan satu kaki sendiri.
Ya, anak usia 2 tahun sedang senang-senangnya mengeksplor kemampuan motoriknya terhadap berbagai hal baru. Oleh karena itu, Anda perlu mengawasi setiap gerak-gerik anak dengan ekstra supaya si kecil tidak terjatuh saat bermain.
Perkembangan kognitif anak
Tidak hanya kemampuan motorik, tahap perkembangan anak dari segi kognitif alias kecerdasan juga berkembang pesat. Di usia 2 tahun, anak sudah bisa:
- Mencorat-coret sesuka hati
- Membalikkan wadah dan menuangkan isinya
- Menyusun balok-balok menjadi menara atau mobil-mobilan
- Mengenali bentuk, warna, dan angka
- Mengikuti 2 instruksi sekaligus, misalnya "minum susu dan kalau sudah berikan gelasnya pada Ibu"
Anak usia 2 tahun sudah mampu mengoordinasikan gerakan pergelangan tangan, jari, dan telapak tangannya sehingga ia bisa membuka pintu atau memutar tutup stoples. Begitu juga saat belajar memengang krayon atua pensil, meskipun cengkeraman tangannya masih terasa aneh baginya.
Dermal Fillers Treatment di Reface Clinic
Dermal Filler merupakan perawatan wajah yang berfungsi untuk memperbaiki area tertentu yang memang diperlukan. Misalnya, untuk membantu mengatasi kerutan, garis halus atau cekungan yang disebabkan penuaan, meratakan tekstur dan menghaluskan kulit, hingga menghilangkan bekas luka. Perawatan wajah ini dilakukan dengan menyuntikan cairan seperti asam hialuronat atau kolagen, maupun zat sintesis kebagian wajah yang bermasalah, Contohnya pipi,hidung,bibir,rahang,dagu,area sekitar muka, dan lainnya. Perawatan dermal filler akan menjadikan wajah menjadi lebih berisi sehingga keriput atau garis-garis halus jadi tersamarkan.
Hal ini mungkin tidak jauh berbeda dengan kemampuan kognitif anak usia 1 tahun. Namun, kemampuan anak untuk mencoret atau menggambar sudah jauh lebih baik daripada sebelumnya.
Lancar-tidaknya tahap perkembangan anak 2 tahun juga bisa dipengaruhi oleh program edukasi, baik yang ada di televisi maupun internet. Sebagai orangtua, Anda perlu mengawasi tontonan anak dengan baik supaya si kecil tidak kecanduan menatap layar gawai.
Batasi lama menonton layar televisi atau handphone maksimal 1 jam setiap hari. Jangan biarkan anak menonton sendirian tanpa pengawasan.
Baca Juga: Tahap Perkembangan Anak 1 Tahun, Sudah Bisa Apa Saja, Ya?
Kemampuan berkomunikasi
Anak memiliki banyak kosakata di kepalanya dan mampu mengucapkannya dengan cukup baik. Meski baru berusia 2 tahun, anak sudah bisa menyebutkan nama dirinya, orangtua, anggota tubuh, dan benda-benda di sekitarnya dengan lebih lancar.
Anak juga sudah bisa mengucapkan kalimat yang terdiri dari 2-4 kata dengan cukup jelas, misalnya "Ibu, aku mau minum susu" daripada mengatakan "minum susu" saja. Bahkan, si kecil juga mampu mengulang kalimat yang Anda ucapkan di depannya.
Derma Filler Wajah Di Genese Clinic
Perawatan ini berfungsi untuk meninggikan hidung, membentuk dagu supaya lebih Vshape, membentuk bibir supaya lebih menawan, dan menghilangkan kantung mata. Perawatan ini di lakukan oleh dokter.
Jangan khawatir jika anak Anda belum bisa mengucapkan kalimat selengkap itu daripada anak lainnya, apalagi jika anak Anda laki-laki. Sebab biasanya, anak laki-laki cenderung lebih lambat bicara daripada anak perempuan.
Kemampuan bersosialisasi
Anak suka mengikuti perilaku orang-orang di sekitarnya, baik orangtua maupun anak-anak yang lebih tua darinya. Menariknya, anak usia 2 tahun biasanya cenderung cuek dan tidak ingin berbagi dengan anak lain.
Sebagai contoh, anak sangat tertarik berbaur dengan teman seusianya, tapi tidak dalam hal mengajaknya bermain. Anak akan sibuk dengan mainannya sendiri, kecuali jika ada anak lain yang mengambil mainannya.
Nah, disinilah pentingnya bagi Anda untuk memberikan pemahaman bagi si kecil. Ajak ia berbagi mainan dan ungkapkan bahwa bermain bersama-sama justru lebih seru dan menyenangkan.
Baca Selengkapnya: Manfaat Anak Main Sendiri
Cara mengoptimalkan tumbuh kembang anak usia 2 tahun
Meski tahap perkembangan anak 2 tahun sudah hampir semuanya ada pada diri si kecil, ini bukan berarti Anda bisa lepas tangan tanpa mengajarkan hal-hal baru lainnya.
Kemampuan kognitif, motorik, sosialisasi, dan lainnya tetap perlu dilatih supaya tumbuh kembang anak jadi maksimal. Nah, berikut ini berbagai cara yang bisa Anda lakukan untuk mengoptimalkan tahap perkembangan anak 2 tahun, yaitu:
- Libatkan si kecil saat melakukan pekerjaan rumah, misalnya menyapu, mengambil sendok, atau menyiapkan makanan. Jangan lupa berikan ucapan selamat dan penghargaan jika ia berhasil melakukannya.
- Berikan mainan yang banyak saat si kecil bermain dengan teman seusianya. Lihat reaksinya, apakah anak Anda akan berbagi atau justru berebut mainan. Jika terjadi rebutan mainan, berikan pemahaman baik-baik agar anak bisa belajar sharing atau berbagi mainan bersama dengan temannya.
- Ajak anak bermain petak umpet, tapi dengan menggunakan mainan. Biarkan ia menemukan mainan yang tersembunyi.
- Bantu si kecil menyelesaikan puzzle warna, bentuk, atau gambar hewan.
- Ajak anak menyusun balok dan membuat menara tinggi. Setelah itu, hancurkan dan mulai lagi dari awal. Cara ini akan melatih cara anak menyelesaikan masalah.
- Bantu agar anak bisa cepat bicara dengan membacakannya buku setiap hari. Minta anak menyebutkan nama-nama anggota tubuh, nama hewan, atau benda pada gambar yang Anda tunjuk. Lakukan dengan cara yang menyenangkan, misalnya sambil bernyanyi atau bermain.
- Ajak anak bermain bola bersama. Latih kemampuan motoriknya agar ia bisa balik menendang bola ke arah Anda.
Apa pun aktivitas yang Anda lakukan bersama anak, ingatlah untuk selalu awasi gerak-gerik si kecil.
Segera ke dokter anak jika...
Bawa si kecil ke dokter jika anak mengalami keterlambatan dalam beberapa hal, seperti:
- Mudah terjatuh saat berjalan.
- Tidak bisa melakukan sesuatu pada benda-benda umum, misalnya sikat gigi, telepon, sendok, atau garpu.
- Tidak mampu mengucapkan dua kata.
- Tidak bisa meniru tindakan atau ucapan orang lain.
- Sulit mengikuti instruksi sederhana.
- Kehilangan kemampuan yang ia bisa sebelumnya.
Menurut American Academy of Pediatrics, anak juga perlu melakukan skrining tumbuh kembang dan autis pada usia 18-24 bulan. Konsultasikan dengan dokter jika anak Anda mengalami tanda-tanda gangguan perkembangan seperti di atas.
Baca Juga: Kenali Ciri-Ciri Anak Autis Sejak Dini
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.