Banyak pasien yang suka bertanya apakah keluhan yang dialaminya merupakan tanda-tanda kolesterol tinggi, contohnya sering sakit kepala, bagian belakang leher terasa berat, pegal-pegal, sering mengantuk, kesemutan, dan lain-lain. Memang masyarakat umum menganggap keluhan-keluhan tersebut merupakan tanda-tanda kolesterol tinggi. Namun, apakah benar demikian?
Tanda-Tanda Kolesterol Tinggi
Kolesterol merupakan zat lilin yang ditemukan dalam lemak (lipid) dalam darah. Jangan menganggap bahwa kolesterol berbahaya, karena sesungguhnya tubuh kita membutuhkan kolesterol untuk terus membangun sel-sel tubuh yang sehat dan sebagai bahan baku hormon reproduksi asal kadarnya pada level yang normal.
Kadar kolesterol tinggi dalam darah tidak menimbulkan tanda dan gejala apapun termasuk yang telah saya sebutkan sebelumnya. Jadi setiap orang tidak akan tahu ketika kadar kolesterolnya sedang tinggi. Satu-satunya cara untuk mengetahuinya yaitu lewat pemeriksaan darah untuk mengecek kadar kolesterol.
Apabila ada yang mengatakan sering merasa pegal dan berat di sekitar leher belakang dan bahu ketika kadar kolesterol tinggi, maka hal itu sebenarnya hanya kebetulan saja. Jika Anda tidak percaya, coba turunkan kolesterol hingga level normal dan lihat apakah keluhan akan hilang (tanpa obat pereda nyeri), atau biarkan saja kolesterol tetap tinggi dan lihat apakah keluhan masih dirasakan. Hal ini sangat sering saya jumpai dalam praktek sehari-hari. Seringkali kolesterol sudah turun, namun keluhan masih tetap ada. Tak heran karena memang keduanya tidak berkorelasi, dan ternyata rasa berat dan pegal itu karena faktor lainnya, seperti kelelahan dan tegang otot.
Namun ketika seseorang memiliki kadar kolesterol tinggi dan dibiarkan saja dalam kurun waktu tertentu, maka akan berbahaya. Kolesterol tinggi dapat membentuk deposit lemak dalam pembuluh darah, sehingga mempersempit, menghambat sampai akhirnya menyumbat aliran darah. Ketika ini terjadi barulah muncul gejala-gejala, tergantung di mana pembuluh darah yang kena. Apabila di jantung maka akan menjadi penyakit jantung koroner, apabila di otak maka akan menjadi penyakit stroke.
Sebelum terjadi penyumbatan pada pembuluh darah, tidak terdapat gejala dan tanda-tanda kolesterol tinggi. Langkah terbaik untuk mengatasinya adalah melakukan pemeriksaan kolesterol darah secara rutin. Bagi Anda yang berusia di atas 20 tahun, setidaknya periksakan kolesterol Anda 5 tahun sekali atau konsultasikan dengan dokter. Bagi yang hasil pemeriksaan kolesterolnya tinggi, maka pemeriksaan berikutnya bisa lebih cepat disesuaikan dengan saran dokter. Hal ini penting untuk memantau hasil pengobatan. Selain itu, perubahan gaya hidup berperan penting dalam menjaga kolesterol agar tetap normal.
Pemeriksaan Kolestrol
Sebelum melakukan tes darah untuk pemeriksaan kolesterol, Anda harus berpuasa (tidak makan atau minum apa pun kecuali air putih atau teh tawar) selama 7-12 jam. Trik biar puasanya tidak berasa adalah makan terakhir jam 8 malam, kemudian keesokan hari jam 8 pagi (sebelum sarapan) pergi ke laboratorium untuk pengambilan darah, baru setelah itu menyantap makanan yang telah disiapkan sambil menunggu hasilnya. Pemeriksan ini disebut juga sebagai pemeriksaan profil lipid yang meliputi: kolesterol total, kolesterol baik (HDL/ high-density lipoprotein), kolesterol jahat (LDL/low-density lipoprotein), dan trigliserida.
Nilai normal kolesterol pada orang dewasa tanpa penyakit tertentu adalah sebagai berikut:
- Kolesterol Total = < 200 mg/dL
- Kolesterol Baik (HDL : high-density lipoprotein) ≥60 mg/dL
- Kolesterol Jahat (LDL : low-density lipoprotein) = < 100 mg/dL
- Trigliserida = < 150 mg/dL
Anak-anak kurang dari 14 tahun atau remaja tidak disarankan untuk melakukan pemeriksaan kolesterol. Orang dewasa (>21 tahun) dengan faktor risiko atau lansia >55 tahun tanpa faktor risiko sebaiknya melakukan pemeriksaan general check up demi mencegah komplikasi dari hiperkolesterol. Faktor risiko yang dimaksud antara lain:
- berat badan berlebih.
- riwayat keluarga dengan kolesterol tinggi, penyakit jantung atau stroke.
- perokok aktif atau pasif.
- seseorang dengan aktivitas harian kurang atau pola makan yang tidak sehat.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.