March 29, 2019 08:27
Dijawab oleh
Ditha Pratiwi (dr)
Halo, terima kasih telah menghubungi HonestDocs.
Berat badan tidak hanya dipengaruhi oleh jumlah asupan kalori, namun juga aktivitas fisik atau adanya penyakit. Dari segi kalori, apabila Anda ingin meningkatkan berat badan, jumlah asupan kalori ke tubuh harus lebih besar daripada kalori yang dikeluarkan. Sebaiknya hitung terlebih dahulu kalori yang Anda habiskan tiap harinya, kemudian hitung pula kalori yang masuk ke dalam tubuh. Dari situ maka akan diketahui selisih kalori masuk dan keluar.
Selain porsi atau jumlah kalori makanan, komposisinya pun menentukan keberhasilan kenaikan berat badan. Pilih makanan yang mengandung kalori tinggi, contohnya daging-dagingan. Namun, perlu diseimbangkan dengan sayur dan buah tentunya.
Terkait masalah lambung, yang dapat Anda lakukan adalah:
- hindari berbaring atau tidur setelah makan
- hindari makan makanan yang berlemak, bersantan, asam, pedas
- hindari alkohol
- hindari konsumsi kopi dan teh
Apabila Anda khawatir mengenai hal ini, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter spesialis gizi klinik. Dokter akan melakukan anamnesis dan pemeriksaan Selanjutnya, dokter akan merekomendasikan tatalaksana berikutnya.
Demikian penjelasan kami. Semoga bermanfaat.
Dapatkan jawaban yang lebih lengkap dengan konsultasi langsung dengan dokter di rumah sakit atau klinik terdekat.
Halo Dok, saya sedang berusaha untuk menggemukkan badan dengan olahraga di gym selama dua bulan dan mengatur pola makan sedikit namun sering. Saya tergolong kurang gizi, dengan berat badan 48 kg dan tinggi 166 cm. Dalam sehari saya makan 4 kali sehari, dan di malam hari saya minum jus oatmeal dan pisang serta jus buah seperti Buavita, yang secara kalori bisa mencapai 900 kalori, untuk jusnya saja. Saya ada penyakit lambung, Dok, jadi perut saya terasa kembung karena gas, sehingga saya tidak bisa makan karena merasa kenyang, padahal sebelumnya saya sudah berhasil naik 2 kg. Saya juga tidak bisa makan banyak, sama seperti ayah saya. Gas di perut saya bisa menyebabkan kembung selama 1-2 hari, walaupun saya masih bisa kentut namun perut saya tetap kembung dan saya juga tidak bisa bersendawa. Kadang ketika kembung saya juga tidak bisa kentut, dan akhirnya saya muntah, namun tidak ada makanan atau asam yang keluar, melainkan hanya angin. Apakah ada obat untuk mengurangi produksi gas di perut saya, Dok? Saya sudah mencoba obat-obatan seperti promag, milanta, omeprazole, domperidone, dan ratidin, yaitu obat-obat untuk menetralkan asam lambung, menghambat produksi asam lambung, mempercepat pencernaan dan menghilangkan mual, namun saya masih merasa kembung, Dok. Saat saya tidak bisa makan nasi, saya ganti menjadi Oatmeal (Quacker Oats merah), sehari sebanyak 36-48 sendok. Apa dengan substitusi ini berat badan saya tidak akan turun, Dok? Karena oatmeal biasanya dikonsumsi oleh orang yang diet tapi kalorinya besar yaitu 4 sendok makan/35 gram bisa mencapai 140 kal, kalau saya bisa makan 12 sendok berarti saya sudah bisa mendapatkan 420 kal, yang setara dengan sepiring nasi dengan lauk. Selain itu, saya mengonsumsi oatmeal lagi dengan diblender atau dimakan langsung, agar total kalori saya mencapai 1680 kalori. Dengan pola makan seperti ini apa berat badan saya akan naik, Dok? Atau malah bisa turun? Saya biasanya makan oatmealnya langsung atau dengan air saja, jadi 4 sendok benar-benar 140 kalori. Kalau perut saya sedang kambuh seperti bulan lalu, saya hanya sanggup makan setengah piring pagi dan malamnya, sehingga berat badan saya turun setengah kilo (saat itu saya belum coba oatmeal). Saya juga lactose intolerant,Dok, jadi tidak bisa minum susu. Saya juga tidak berani minum susu kedelai karena rumornya bisa menyebabkan kanker, Dok? Mohon sarannya Dok, apa yang harus saya lakukan selanjutnya? Terima kasih
Halo Dok, saya sedang berusaha untuk menggemukkan badan dengan olahraga di gym selama dua bulan dan mengatur pola makan sedikit namun sering. Saya tergolong kurang gizi, dengan berat badan 48 kg dan tinggi 166 cm. Dalam sehari saya makan 4 kali sehari, dan di malam hari saya minum jus oatmeal dan pisang serta jus buah seperti Buavita, yang secara kalori bisa mencapai 900 kalori, untuk jusnya saja. Saya ada penyakit lambung, Dok, jadi perut saya terasa kembung karena gas, sehingga saya tidak bisa makan karena merasa kenyang, padahal sebelumnya saya sudah berhasil naik 2 kg. Saya juga tidak bisa makan banyak, sama seperti ayah saya. Gas di perut saya bisa menyebabkan kembung selama 1-2 hari, walaupun saya masih bisa kentut namun perut saya tetap kembung dan saya juga tidak bisa bersendawa. Kadang ketika kembung saya juga tidak bisa kentut, dan akhirnya saya muntah, namun tidak ada makanan atau asam yang keluar, melainkan hanya angin. Apakah ada obat untuk mengurangi produksi gas di perut saya, Dok? Saya sudah mencoba obat-obatan seperti promag, milanta, omeprazole, domperidone, dan ratidin, yaitu obat-obat untuk menetralkan asam lambung, menghambat produksi asam lambung, mempercepat pencernaan dan menghilangkan mual, namun saya masih merasa kembung, Dok. Saat saya tidak bisa makan nasi, saya ganti menjadi Oatmeal (Quacker Oats merah), sehari sebanyak 36-48 sendok. Apa dengan substitusi ini berat badan saya tidak akan turun, Dok? Karena oatmeal biasanya dikonsumsi oleh orang yang diet tapi kalorinya besar yaitu 4 sendok makan/35 gram bisa mencapai 140 kal, kalau saya bisa makan 12 sendok berarti saya sudah bisa mendapatkan 420 kal, yang setara dengan sepiring nasi dengan lauk. Selain itu, saya mengonsumsi oatmeal lagi dengan diblender atau dimakan langsung, agar total kalori saya mencapai 1680 kalori. Dengan pola makan seperti ini apa berat badan saya akan naik, Dok? Atau malah bisa turun? Saya biasanya makan oatmealnya langsung atau dengan air saja, jadi 4 sendok benar-benar 140 kalori. Kalau perut saya sedang kambuh seperti bulan lalu, saya hanya sanggup makan setengah piring pagi dan malamnya, sehingga berat badan saya turun setengah kilo (saat itu saya belum coba oatmeal). Saya juga lactose intolerant,Dok, jadi tidak bisa minum susu. Saya juga tidak berani minum susu kedelai karena rumornya bisa menyebabkan kanker, Dok? Mohon sarannya Dok, apa yang harus saya lakukan selanjutnya? Terima kasih