Tentu menjadi sebuah kekhawatiran tersendiri ketika tiba-tiba keluar darah dari telinga, apalagi ketika tidak terjadi sesuatu apapun yang jelas misalnya trauma pada telinga, tentu akan membuat kita bertanya-tanya apa sebenarnya yang terjadi.
Seringkali saya jumpai kekhawtiran yang berlebih ketika yang mengalaminya adalah anak-anak, yang khawatir tentu adalah orang tuanya, entah anaknya habis mainan apa, main sama siapa, kok tiba-tiba telinga anaknya berdarah. Padahal tidak ada masalah pada telinga sebelumnya.
Telinga berdarah kita definisikan sebagai drainase atau keluarnya cairan dari telinga yang mengandung darah. Cairan yang dimaksud dapat berupa kombinasi nanah, mukus, dan darah. Meskipun ada kemungkinan penyebab lain, penyebab telinga berdarah yang paling utama adalah gendang telinga yang pecah atau berlubang.
Telinga kita dibagi menjadi tiga bagian: telinga luar (liang telinga bagian luar), telinga tengah (gendang telinga dan tiga tulang kecil yang disebut ossicles), dan telinga bagian dalam (ujung saraf yang mendeteksi gelombang suara).
Gendang telinga merupakan struktur yang menjadi penghalang (seperti sekat rapat) yang menutup rongga serta memisahkan antara telinga bagian luar dan tengah. Ketika gendang telinga pecah atau berlubang maka cairan akan sangat mudah melewatinya termasuk darah, mukus ataupun nanah.
Berbagai penyebab telinga berdarah
1. Masalah pada gendang telinga
Perdarahan dari telinga biasanya disebabkan oleh gendang telinga yang pecah atau berlubang. Hal ini bisa disebabkan oleh infeksi telinga tengah (otitis media) yang biasanya diawali dengan batuk pilek dan sakit pada telinga. Namun, perdarahan dari telinga juga bisa disebabkan oleh trauma pada kepala atau telinga itu sendiri dan kondisi serius lainnya. Pastikan untuk memberitahu dokter tentang gejala lain yang dialami untuk mengetahui semua kemungkinan penyebab.
Kondisi yang dapat menyebabkan gendang telinga menjadi pecah antara lain:
- Perubahan mendadak dalam ketinggian (barotrauma)
- Infeksi Telinga
- Benda asing menusuk gendang telinga
- Suara sangat keras
2. Masalah pada liang telinga
Adanya semcam bisul pada liang telinga yang kemudian pecah bisa menyebabkan telinga berdarah yang bercampur dengan nanah. Selain itu, trauma pada telinga seperti tertusuk benda asing (tajam) atau mengorek telinga terlalu kuat bisa menimbulkan perlukaan dan keluarlah darah dari telinga.
3. Penyebab telinga berdarah yang serius
Dalam beberapa kasus, pendarahan dari telinga mungkin merupakan gejala dari kondisi serius atau mengancam kehidupan yang harus segera dievaluasi dalam kondisi darurat. Ini termasuk:
- Kanker saluran telinga atau telinga tengah
- Trauma kepala, seperti pukulan ke kepala
- Trauma pada saluran telinga atau telinga tengah, seperti dari tamparan keras atau benda asing
Apa potensi bahaya akibat telinga berdarah?
Komplikasi pendarahan dari telinga terkait dengan penyebab yang mendasarinya. Gendang telinga yang pecah merupakan kondisi yang memprihatinkan dimana fungsinya yang menjadi penghalang alami untuk kuman memasuki telinga tengah dan dalam.
Seiring waktu, gendang telinga yang pecah dapat mengakibatkan komplikasi yang serius termasuk:
- Infeksi Telinga
- Mastoiditis (penyebaran infeksi ke tulang belakang telinga)
- Gangguan pendengaran permanen
Perdarahan dari telinga karena pukulan atau benturan pada daerah kepala dapat menimbulkan komplikasi yang mengancam jiwa, karena pukulan atau benturan yang terlalu keras dapat menyebabkan kerusakan otak permanen.
Kapan harus waspada?
Pada beberapa kasus, telinga berdarah dapat terjadi dengan gejala lain yang mungkin mengindikasikan kondisi serius atau mengancam kehidupan yang harus segera dievaluasi dalam kondisi darurat. Oleh karena itu carilah perawatan medis segera jika pendarahan telinga disertai dengan:
- Darah yang keluar dari telinga begitu banyak
- Gangguan pendengaran
- Demam
- Hidung juga ikut berdarah (baca juga: Mimisan)
- Kesadaran Menurun
- Pusing
- Ketidakmampuan untuk melacak gerakan dengan mata
- Ukuran pupil tidak sama kanan kiri
- Kelesuan (perasaan lesu)
- Muntah-muntah
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.