Sebuah studi terbaru menyebutkan bahwa yoga dapat memberi manfaat kesehatan bagi pasien kanker prostat yang sedang menjalani terapi radiasi. Kebanyakan pasien kanker prostat yang menjalani terapi radiasi akan mengalami efek samping seperti lelah berkepanjangan, disfungsi ereksi, sulit berkemih sehingga mengakibatkan kualitas hidup mereka menurun.
Studi ini melibatkan 27 pasien kanker prostat yang rutin berlatih yoga selama 75 menit, dua kali dalam seminggu. Para pasien ini merasakan efek samping yang mereka rasakan tidak memburuk selama terapi, tidak seperti pasien-pasien lain yang menjalani terapi yang sama.
"Secara konsisten data kami menunjukkan penurunan kualitas hidup di antara pasien kanker prostat yang menjalani terapi kanker tanpa intervensi instruktur kebugaran sehingga skor stabil yang dihasilkan oleh program yoga kami adalah benar-benar berita yang baik," papar Dr. Neha Vapiwala, profesor onkologi di departemen radiasi Perelman School of Medicine di University of Pennsylvania.
Baca juga: 8 Pengobatan Alternatif untuk Kurangi Dampak Kemoterapi Kanker
Manfaat yoga
Yoga dapat membantu mengurangi kelelahan terkait pengobatan kanker. Selain itu, yoga bisa diandalkan untuk memperkuat otot-otot dasar panggul dan meningkatkan aliran darah, yang dapat membantu menyembuhkan disfungsi ereksi dan kesulitan berkemih.
"Mungkin juga ada manfaat psikososial yang berasal dari partisipasi kegiatan kelompok kebugaran yang menggabungkan meditasi dan promosi kesehatan secara keseluruhan. Pada akhirnya, semua ini terbukti dapat meningkatkan kualitas kehidupan," tambah Vapiwala.
Studi ini dipresentasikan di konferensi internasional Society of Integrative Oncology's di Boston. Riset yang disponsori oleh ding to the American Cancer Society ini sangat patut dinilai sebagai permulaan yang baik sebelum diprublikasikan dalam bentuk jurnal peer-reviewed.
Temuan serupa sebelumnya juga menyatakan yoga dapat memberi manfaat positif pada pasien kanker payudara.
Baca juga: 7 Manfaat Yoga untuk Kesehatan Fisik dan Mental
Mengenai kanker prostat
Prostat berfungsi untuk membantu menghasilkan cairan yang menyuburkan dan melindungi sperma. Ketika seorang pria mengalami ejakulasi, prostat mengeluarkan cairan yang akan keluar bersama dengan sperma. Cairan dari kelenjar prostat ini biasa kita sebut sebagai air mani.
Menurut data WHO, kanker prostat adalah kasus kanker kedua terbanyak yang diderita pria. Diperkirakan ada sekitar 1,1 juta pria di seluruh dunia didiagnosis menderita kanker prostat dan terdapat 307.000 kasus kematian karena kanker ini pada tahun 2012.
Menurut data International Agency for Research on Cancer (IARC), di Indonesia terdapat sekitar 13.600 kasus kanker prostat dengan angka kematian hingga 9.191 kasus pada 2012.
Gejala kanker prostat
Pada tahap awal, kanker prostat mungkin tidak menimbulkan gejala apapun. Gejala kanker prostat akan muncul ketika prostat terlalu sudah besar dan membengkak dan memengaruhi uretra. Beberapa tanda atau gejala yang akan muncul pada tahap ini adalah:
- Dorongan konsisten untuk sering berkemih, terutama pada malam hari;
- Nyeri saat berkemih;
- Merasa kandung kemih selalu penuh;
- Terdapat darah dalam urin atau air mani;
- Tekanan saat mengeluarkan urin berkurang.
Hingga kini, penyebab kanker prostat masih belum diketahui. Tapi faktor keturunan atau genetika dan bertambahnya usia dapat meningkatkan risiko kanker prostat.
Baca juga: Ingin Terhindar dari Kanker Prostat? Rutin Lakukan 6 Kebiasaan Ini
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.