Seiring dengan bertambahnya usia, tentu saja banyak masalah kesehatan yang bermunculan. Khususnya pada wanita, saat memasuki usia 45-50 tahun, para wanita akan mengalami suatu kondisi medis yang disebut dengan menopause.
Menopause adalah suatu kondisi dimana tubuh seorang wanita berhenti menstruasi. Berhentinya menstruasi pada tubuh seorang wanita memiliki dampak yang cukup signifikan, karena dengan berhentinya menstruasi,
beberapa hormon kewanitaan seperti progesteron yang biasanya diregulasi dengan baik, akan ikut terhenti. Karena kinerja hormon tersebut terganggu, maka juga akan muncul beberapa gejala medis yang dapat mempengaruhi kualitas hidup seorang wanita.
Seiring dengan berkembangnya ilmu kesehatan, ditemukan obat-obatan yang bisa mengurangi gejala-gejala yang ditimbulkan oleh kondisi menopause tersebut dengan cara menormalkan regulasi hormon pada tubuh wanita tersebut. Salah satunya adalah dengan menggunakan obat yang dikenal dengan nama Tibolone.
Mengenai Tibolone
Golongan:
Obat resep
Kemasan:
Tablet
Kandungan:
Apa itu Tibolone?
Tibolone adalah molekul steroid sintetis yang, pada dasarnya, adalah hormone progestogen. Tibolone adalah sejenis terapi hormon (HT / HRT) yang dirancang untuk menghilangkan gejala menopause dan mencegah osteoporosis (penipisan tulang) pada wanita pasca-menopause.
Tibolone digunakan untuk menggantikan hormon seks alami tubuh. Obat ini diubah di dalam tubuh menjadi tiga zat lain yang bertindak seperti hormon estrogen,
progesteron atau testosteron di jaringan yang berbeda. Tibolone bertindak seperti estrogen di otak, tulang (mencegah terjadinya osteoporosis) dan jaringan vagina (mencegah kering dan nyeri).
Tibolone juga bertindak seperti progesteron di dalam rahim untuk mencegah pertumbuhan berlebih dari endometrium dan perdarahan selanjutnya.
Tibolone juga memiliki efek seperti testosteron yang tampaknya berperan dalam meningkatkan mood dan libido wanita, meskipun responnya beragam.
Kapan saat yang tepat memulai terapi Tibolone?
Tibolone cocok digunakan untuk wanita yang berhenti menstruasi setidaknya lebih dari 1 tahun. Jika diminum sebelum seorang wanita mengalami menopause,kemungkinan terjadinya menstruasi yang tidak teratur dapat dialami.
Biasanya seorang wanita yang mulai terapi hormon dan mengalami pendarahan bulanan dapat dimulai Tibolone setelah fase estrogen / progesteron HT / HRT.
Tibolone juga bisa diberikan pada wanita pascamenopause yang telah melakukan histerektomi, tetapi tidak mendapatkan hormonal terapi. Seorang wanita yang menggunakan HT / HRT yang mengandung jumlah estrogen dan progestogen yang sama setiap hari dalam sebulan dapat memulai terapi Tibolone sehari setelah menghentikan terapi hormon.
Dosis dan cara penggunaan obat Tibolone
Setiap tablet Tibolone mengandung 2,5 mg Tibolone.komposisi lain yang terkandung dalam tablet setiap tablet Tibolone adalah 43,2 mg laktosa monohidrat.
Dosisnya adalah satu tablet per hari. Disarankan untuk mengkonsumsi obat ini pada waktu yang sama setiap harinya. Untuk inisiasi dan pengobatan lanjutan untuk menangani gejala pascamenopause adalah
dengan menggunakan dosis efektif terendah untuk durasi terpendek. Jika Anda mengkonsusmi Tibolone, tidak disarankan untuk mengkonsumsi obat yang bertujuan sebagai pengganti Progestogen lain.
Informasi di atas bukanlah pengganti konsultasi dokter. Selalu konsultasikan masalah kesehatan Anda dengan tenaga medis profesional untuk mendapatkan penanganan yang optimal.
Efek samping apa yang dapat ditimbulkan dari penggunaan Tibolone?
Efek samping yang dapat ditimbulkan termasuk sakit kepala, pusing, mual, sakit perut, kaki bengkak dan gatal. Nyeri payudara jarang terjadi. Perdarahan ringan atau muncul bercak biasanya terjadi pada tahap awal, tetapi cenderung mereda setelah beberapa bulan.
Amenorea dicapai oleh sekitar 80% wanita setelah bulan pertama pengobatan dengan Tibolone dan lebih dari 90% setelah bulan ketiga menjalani terapi.
Terapi harus segera dihentikan jika:
- Ikterus atau penurunan fungsi hati
- Peningkatan tekanan darah yang signifikan
- Onset baru sakit kepala tipe migrain
- Kehamilan
Berdasarkan beberapa penelitian menunjukkan bahwa tibolone lebih efektif daripada plasebo tetapi kurang efektif jika dibandingkan dengan terapi pengganti hormon dalam mengurangi gejala menopause, dan penggunaan tibolone dapat menyebabkan pendarahan yang tidak teratur, walaupun frekuensinya yang lebih rendah dibandingkan dengan terapi hormon.
Dibandingkan dengan plasebo, Tibolone meningkatkan risiko terkena kanker payudara berulang pada wanita dengan riwayat kanker payudara, dan dapat meningkatkan risiko terkena stroke pada wanita di atas 60 tahun.
Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa Tibolone meningkatkan risiko efek samping jangka panjang lainnya.
Interaksi Obat
Obat ini dapat berinteraksi dengan obat-obatan lainnya, termasuk:
- Obat terhadap pembekuan darah (seperti warfarin)
- Obat untuk epilepsi (phenobarbital, phenytoin dan carbamazepin)
- Obat untuk TBC (rifampisin)
- Obat herbal yang mengandung St John Wort (Hypericum perforatum)
Perhatian
Obat ini tidak dianjurkan untuk digunakan pada penderita dengan kondisi sebagai berikut:
- Jika Anda sedang hamil atau sedang menyusui
- Memiliki risiko atau riwayat menderita kanker payudara - Tibolone meningkatkan risiko kekambuhan kanker payudara dalam sebuah penelitian.
- Memiliki risiko atau riwayat tumor ganas yang tergantung pada hormon estrogen (mis. Kanker endometrium)
- Mengalami perdarahan genital yang tidak terdiagnosis
- Memiliki gangguan atau penyakit pada pembuluh darah
- Penyakit hati akut, atau riwayat penyakit hati
- Memiliki risiko atau riwayat alergi terhadap penggunaan obat ini