Trombosit adalah partikel kecil di dalam darah yang berfungsi membentuk gumpalan darah. Sebenarnya fungsi trombosit adalah mengehentikan pendarahan saat terjadi pendarahan akibat trauma atau pembuluh darah yang terluka karena kondisi apapun.
Tetapi di sisi lain, gumpalan darah ini dapat menyebabkan serangan jantung akibat penyumbatan pembuluh darah koroner jantung yang disebabkan oleh gumpalan darah itu sendiri.
Agen antiplatelet adalah golongan obat yang berfungsi menghambat trombosit agar tidak menggumpal bersama dan membentuk gumpalan darah.
Banyak pasien mengalami serangan jantung dan stroke yang menggunakan agen antiplatelet untuk mengatasi atau mencegah terjadinya serangan.
Penggunaan antiplatet bisa dilakukan dengan memberikan 1 jenis obat antiplatelet atau dalam keadaan yang lebih berat dapat menggunakan 2 obat antiplatelet yang disebut dual terapi antiplatelet (DAPT)
Salah satu agen antiplatelet yang sangat populer adalah aspirin. Hampir semua orang yang mengalami penyakit arteri koroner, termasuk mereka yang pernah menderita serangan jantung, atau menderita gangguan jantung pasti pernah diobati dengan aspirin dalam hidup mereka.
Tipe kedua dari agen antiplatelet, disebut P2Y12 inhibitor, biasanya diresepkan selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun bersamaan dengan terapi aspirin.
Salah satu contoh obat P2Y12 adalah Ticlodipine. Untuk memahami penggunaan obat ini lebih jauh, mari disimak artikel yang satu ini.
Mengenai Ticlodipine
Golongan:
Obat resep
Kemasan:
Tablet
Kandungan:
Agen antiplatelet
Apa kegunaan obat Ticlodipine?
Ticlopidine ditemukan pada tahun 1970-an di Prancis oleh tim yang dipimpin oleh Fernand Eloy . Awalnya para ilmuwan tersebut berusaha menemukan obat anti-peradangan.
Tetapi dari hasil Pengembangan farmakologi mencatat bahwa senyawa baru ini memiliki sifat anti-platelet yang kuat. Ticlopidine mulai diproduksi di Amerika oleh perusahaan Syntex,] Ticlopidine hydrochloride generik pertama disetujui badan pengolahan obat dan makanan Amerika (FDA) pada tahun 1999.
Ticlopidine disetujui FDA untuk pencegahan stroke dan, ketika dikombinasikan dengan aspirin, untuk pasien yang baru mendapatkan tindakan stent koroner (suatu prosedur medis yang dilakukan untuk membuka pembuluh darah dengan memasang penyangga) untuk mencegah penutupan.
Ada juga beberapa penggunaan lainnya termasuk pengobatan pada akut infark miokard dan angina (serangan jantung) tidak stabil, penyakit pembuluh darah perifer, pencegahan infark miokard, retinopati diabetikum, dan penyakit sel sabit.
Ticlopidine dianggap sebagai pilihan lini kedua untuk pencegahan stroke trombotik di antara pasien yang sebelumnya menderita stroke atau mini stroke TIA.
Penelitian telah menunjukkan bahwa dibandingkan dengan Aspirin, penggunaan obat Ticlodipine lebih unggul digunakan untuk mengurangi tingkat kematian akibat stroke di masa depan.
Namun, obat ini juga memiliki efek samping yang lebih sering dan serius dibandingkan dengan aspirin, jadi obat ini hanya digunakan bagi pasien yang tidak dapat menggunakan aspirin.
Ketika seorang pasien perlu memasang stent di jantung mereka, penting bahwa stent tetap terbuka untuk menjaga darah mengalir ke jantung.
Oleh karena itu, pasien dengan stent harus minum obat setelah prosedur pemasangan untuk membantu mempertahankan aliran darah itu. Ticlopidine, diminum bersama dengan aspirin untuk memberikan efek anti penggumpalan yang lebih baik (antikoagulan).
Namun, karena efek sampingnya yang cukup serius, penggunaan Ticlodipine di pasaran sudah sangat terbatas belakangan ini, karena penggunaan penghambat P2Y12 generasi yang lebih baru seperti clopidogrel, prasugrel, atau ticagrelor lebih aman sehingga lebih banyak digunakan dibandingkan dengan penggunaan ticlodipine.
Bagaimana dosis dan pemberian obat ini?
Ticlopidine tersedia dalam bentuk tablet dengan sediaan 250mg. Penggunaannya ditentukan oleh dokter spesialis jantung sesuai dengan panduan ACLS. secara umum,Anda akan menjalani pengobatan setidaknya 6 - 12 bulan.
Jika Anda memiliki risiko perdarahan yang lebih tinggi, durasi Anda mengkonsumsi obat ini mungkin lebih singkat (3 - 6 bulan). Jika Anda tidak memiliki risiko pendarahan yang tinggi durasinya mungkin lebih lama (lebih dari 6 - 12 bulan).
Efek samping apa yang dapat ditimbulkan dari penggunaan obat ini?
Efek samping paling serius yang terkait dengan ticlopidine adalah yang mempengaruhi sel-sel darah, walaupun komplikasi yang mengancam jiwa ini relatif jarang terjadi. Efek samping yang paling umum meliputi:
- Diare,
- Mual,
- Dispepsia,
- Ruam,
- Sakit perut
Ticlopidine juga dapat menyebabkan peningkatan kolesterol, trigliserida, enzim hati, dan perdarahan.
Penggunaan ticlopidine telah dikaitkan dengan neutropenia (penurunan salah satu komponen sel darah putih), trombositopenia, purpura trombositopenik trombotik (TTP), dan anemia aplastik.
Karena risiko ini, pasien yang mulai menggunakan ticlopidine biasanya harus menjalani pemeriksaan darah rutin untuk mengevaluasi jumlah sel darah mereka setiap dua minggu selama tiga bulan pertama.
Ticlopidine adalah obat dengan risiko kategori B. Belum ada penelitian yang dilakukan pada manusia. Penelitian pada tikus menunjukkan bahwa kadar obat yang tinggi dapat menyebabkan toksisitas pada ibu dan janin, tetapi tidak ada cacat lahir yang diketahui terkait dengan penggunaannya.
Interaksi dengan obat-obatan lain
Ticlopidine dapat berinteraksi dengan beberapa golongan obat. Obat ini meningkatkan efek antiplatelet dari aspirin dan NSAID lainnya. Mengkonsumsi ticlopidine bersamaan dengan antasid dapat mengurangi penyerapan ticlopidine.
Perhatian
Penggunaan Toclodipine dikontraindikasikan pada siapa pun dengan:
- Peningkatan risiko perdarahan (mis. Sering jatuh, perdarahan gastrointestinal)
- Riwayat penyakit hematologis (seperti gangguan pembekuan darah atau kanker darah)
- Penyakit hati berat
- Riwayat reaksi alergi terhadap ticlopidine atau obat thienopyridine seperti clopidogrel
Karena meningkatnya risiko perdarahan, pasien yang memakai ticlopidine harus menghentikan pengobatan 10-14 hari sebelum melakukan prosedur operasi apapun.