Sudah menjadi kepercayaan umum bahwa hanya orang lanjut usia yang dapat mengalami stroke, namun seperti halnya dengan banyak kondisi medis orang dewasa seperti Parkinson dan serangan jantung, anak remaja juga dapat terserang penyakit tersebut.
Meskipun usia tua lebih dari 65 tahun dapat menempatkan seseorang pada risiko yang lebih tinggi terkena stroke, namun siapapun mungkin beresiko untuk mengalaminya pada usia berapa pun.
Sekitar 6 dari 100.000 anak akan menderita stroke baik saat lahir ataupun saat sudah dewasa atau remaja, dengan 60% kasus stroke menyerang anak laki-laki.
Pada orang dewasa, sebagian besar stroke merupakan stroke iskemik, yang berarti adanya gumpalan darah yang membuat pasokan oksigen tidak sampai ke otak. Pada anak-anak biasanya terjadi stroke hemoragik yang muncul ketika pendarahan terjadi di dalam otak.
Mengatasi masalah saat kembali Sekolah
Biasanya, para remaja yang mengalami stroke harus menghadapi tantangan untuk kembali ke sekolah. Tantangan pertama adalah harus mengejar ketinggalan dengan teman-teman sebaya mereka karena mereka kemungkinan melewatkan kelas karena dirawat di rumah sakit, pemulihan dan rehabilitasi.
Kemudian sering ada tantangan tambahan bahwa stroke dapat menyebabkan ketidakmampuan seseorang untuk belajar.
Ketidakmampuan tersebut dapat berupa kesulitan dengan fungsi eksekutif (keterampilan kognitif yang membantu kita menyelesaikan sesuatu) atau memusatkan perhatian.
Atau sesuatu seperti pemrosesan verbal atau pendengaran yang mungkin terpengaruh, sehingga anak-anak mungkin tidak dapat belajar dengan cara yang sama persis seperti sebelum stroke.
Dokter menyarankan bahwa penilaian neuropsikologis atau pembelajaran dapat membantu mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan kognitif pada remaja yang mengalami stroke, sehingga kurikulum sekolah mereka dapat disesuaikan dengan kebutuhan mereka.
Mengatasi masalah berkendara
Kemampuan berkendara remaja yang mengalami stroke juga dapat berubah jika fungsi penglihatan terserang stroke. Mengemudi merupakan sebuah kekhawatiran bagi pada penderita stroke dari segala rentang usia.
Penting untuk bersabar, cobalah untuk memahami kemampuan tubuh dalam mengatur gerakan, dan jangan pernah mengemudi apabila tidak yakin dengan kemampuan sendiri.
Mengatasi Stroke dengan Fisioterapi dan Rehabilitasi
Mengalami stroke di masa remaja memang dapat mengubah hidup orang tersebut secara total. Beberapa terapi dan pengobatan dapat diberikan bagi para remaja untuk mengatasi kondisi setelah mengalami serangan stroke.
Seperti halnya korban stroke dewasa, banyak remaja akan bangkit kembali dan membuat pemulihan penuh pasca serangan stroke. Latihan fisioterapi yang dirancang khusus akan membantu memperkuat sisi tubuh yang melemah, sementara kelompok pendukung juga dapat membantu pemulihan mental dari masalah yang dihadapi.
Sementara saat melakukan rehabilitasi stroke, beberapa adaptasi mungkin perlu dilakukan, untuk membantu remaja melanjutkan kehidupan sehari-harinya.
Mengatasi Depresi Pasca Stroke
Efek stroke pada kesehatan mental harus selalu dipantau dengan hati-hati, khususnya untuk remaja yang mengalami stroke. Merupakan suatu hal yang wajar bagi remaja yang mengalami stroke untuk merasa marah, cemas dan frustasi. Biasanya, gejala-gejala tersebut akan mulai memudar saat pemulihan berlangsung.
Namun, kadang-kadang gejala tersebut dapat berkembang menjadi depresi yang lebih serius atau gangguan kecemasan. Depresi dapat memanifestasikan dirinya sebagai episode intens seperti menangis, perasaan putus asa, penarikan diri dari kegiatan sosial yang sebelumnya dinikmati, dan berjuang untuk menemukan kesenangan dalam kehidupan sehari-hari.
Gangguan kecemasan menyebabkan perasaan takut dan cemas yang menyeluruh, yang kadang-kadang bisa menjadi rasa cemas yang luar biasa. Seperti halnya efek samping fisik stroke, gejala-gejala tersebut perlu dipantau dan dikelola dengan hati-hati oleh tim medis.
Stroke remaja umumnya jarang terjadi. Kelompok-kelompok pendukung dan praktisi medis yang terlatih dalam kebutuhan stroke remaja dapat membantu proses pemulihan fisik dan mental.
Tumbuh dan mendukung kepercayaan diri pada anak-anak remaja yang mengalami stroke dapat menjadi suatu hal yang sulit untuk semua orang tua, dan kondisi tersebut dapat menjadi sangat menantang dalam kasus anak remaja yang selamat dari stroke.
Jika Anda sebagai orang tua melihat tanda dan gejala stroke pada anak remaja Anda, segeralah mencari pertolongan medis, konseling, pengobatan atau keduanya. Psikolog klinis atau konselor berlisensi juga dapat memberikan intervensi yang sesuai terhadap penanganan stroke pada remaja.
Seorang dokter anak atau psikiater mungkin akan meresepkan obat jika diperlukan.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.