Tips Merawat Bayi Yang Baru Lahir

Dipublish tanggal: Jul 30, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 4 menit

Kelahiran buah hati tentunya ditunggu-tunggu oleh semua pasangan suami istri. Apalagi jika si baby ini adalah anak pertama. Perasaan haru dan bahagia bercampur jadi satu. Adapula perasaan tegang saat harus menggendong si kecil yang menangis. 

Sebagai calon ayah dan ibu, sempatkan membaca tentang cara merawat bayi sejak bayi masih dalam kandungan. Jika teori sudah diketahui, maka akan lebih mudah untuk mempraktekkannya. Calon orang tua juga dapat mengikuti kelas kehamilan agar mengetahui langkah-langkah awal yang harus dilakukan ketika bayi baru dilahirkan.

Iklan dari HonestDocs
Dermal Fillers Treatment di Reface Clinic

Dermal Filler merupakan perawatan wajah yang berfungsi untuk memperbaiki area tertentu yang memang diperlukan. Misalnya, untuk membantu mengatasi kerutan, garis halus atau cekungan yang disebabkan penuaan, meratakan tekstur dan menghaluskan kulit, hingga menghilangkan bekas luka. Perawatan wajah ini dilakukan dengan menyuntikan cairan seperti asam hialuronat atau kolagen, maupun zat sintesis kebagian wajah yang bermasalah, Contohnya pipi,hidung,bibir,rahang,dagu,area sekitar muka, dan lainnya. Perawatan dermal filler akan menjadikan wajah menjadi lebih berisi sehingga keriput atau garis-garis halus jadi tersamarkan.

Peran ayah sangat penting pada awal kelahiran, karena ibu masih dalam masa pemulihan. Belajar menggendong bayi dengan posisi yang benar agar dapat menenangkannya ketika menangis. Kendalikan emosi dan suasana hati dalam merawat sang bayi, biasanya keadaan panik dan lelah akan memicu tekanan darah tinggi.

Hal-hal yang perlu diperhatikan

Hal dibawah ini harus diperhatikan ketika merawat bayi yang baru lahir:

1. Jaga kebersihan dan keamanan bayi

Jagalah kebersihan tangan saat hendak menyentuh atau menggendong bayi yang baru lahir. Kondisi bayi masih sangat rentan, maka pastikan untuk mencuci tangan dengan sabun agar bayi terhindar dari serangan kuman dan virus. Polusi, asap rokok, dan kuman dapat menempel pada pakaian yang dikenakan.Berilah alas untuk menutupi pakaian yang dikenakan agar bayi menempel pada pakaian. Untuk segi keamanan, berhati-hatilah saat menggendong bayi yang baru lahir, terutama cara memegang bagian kepala dan leher bayi. Cara mengambil bayi yang benar adalah dengan meletakan telapak tangan di leher bagian atas, dan tangan yang lain memegang bagian bokong. Lakukan dengan lembut, jangan pernah mengguncang-guncang bayi dengan kuat saat menenangkannya karena dapat menyebabkan pendarahan di otak. 

2. Mengganti popok

Salah satu perawatan bayi baru lahir yang cukup sulit adalah memasang popok. orangtua mungkin akan mengganti popok bayi hingga 10 kali dalam sehari. Umumnya, bayi yang diberi susu formula sejak lahir akan lebih sering buang air kecil dan besar dibandingkan bayi yang hanya minum ASI. Sebagai pengetahuan, bayi pertama kali buang air besar setelah sehari atau dua hari kelahirannya. Kotoran bayi baru lahir yang baik berupa mekonium berwarna hitam. Mekonium sendiri terdiri dari lendir, cairan ketuban, dan segala sesuatu yang ditelan bayi saat berada di dalam janin.

3. Memberi susu

Pada umumnya, bayi perlu diberi susu 8-15 kali dalam sehari atau setiap 2 jam. Susui Si Kecil sesering mungkin, tanpa harus menunggunya menangis atau berteriak terlebih dahulu. Saat menangis, bayi lebih sulit menelan susu sebab lidahnya tidak berada dalam posisi yang tepat untuk meneguk cairan. Mungkin pada awalnya menyusui bayi akan terasa sulit dilakukan. Tapi seiring dengan waktu, bayi dan Anda akan makin menguasai proses ini. Seperti seringnya menyusu, bayi juga akan sering membuang air kecil dan juga besar. Ini karena kapasitas perut bayi masih sangat kecil.

4. Memandikan bayi

Jangan mandikan bayi di bak mandi sebelum tali pusar copot dan area pusar mengering, cukup seka seluruh tubuh bayi dengan waslap. Setelah tali pusar copot, ibu boleh memandikan bayi dengan sampo dan sabun yang dibuat khusus untuk kondisi kulitnya. Pastikan seluruh tubuh bayi sudah bersih dari sabun dan sampo lalu keringkan dengan handuk lembut. Jika produk yang digunakan menimbulkan tanda-tanda iritasi, bicarakanlah dengan dokter anak.

Iklan dari HonestDocs
Dermal Fillers Treatment di Reface Clinic

Dermal Filler merupakan perawatan wajah yang berfungsi untuk memperbaiki area tertentu yang memang diperlukan. Misalnya, untuk membantu mengatasi kerutan, garis halus atau cekungan yang disebabkan penuaan, meratakan tekstur dan menghaluskan kulit, hingga menghilangkan bekas luka. Perawatan wajah ini dilakukan dengan menyuntikan cairan seperti asam hialuronat atau kolagen, maupun zat sintesis kebagian wajah yang bermasalah, Contohnya pipi,hidung,bibir,rahang,dagu,area sekitar muka, dan lainnya. Perawatan dermal filler akan menjadikan wajah menjadi lebih berisi sehingga keriput atau garis-garis halus jadi tersamarkan.

Saran bagi orang tua yang baru memiliki seorang bayi

Selain memperhatikan kondisi bayi, kondisi fisik dan mental orang tua juga harus dijaga. Hal itu karena kondisi orang tua akan mempengaruhi kondisi bayinya. Merawat bayi baru lahir, identik dengan kelelahan sepanjang hari. Banyak orang tua dilanda tekanan berlebih pada kondisi tertentu. Terlebih bila bayi ini merupakan anak yang pertama. 

1. Menjaga kondisi Fisik

Ketika merawat bayi yang baru lahir, seorang ibu pasti mengalami kurang tidur, namun hindarilah mengkonsumsi kafein. Tetaplah konsumsi makanan sehat serta cukupi kebutuhan cairan harian. Kafein akan mempengaruhi produksi ASI dan fungsi tubuh lainnya. Agar kondisi tubuh tetap bugar, tidurlah bersamaan dengan waktu tidur Si Kecil. Jika diperlukan mintalah bantuan kepada suami untuk menjaganya ketika ibu merasa sangat mengantuk. 

2. Jangan Merasa takut

Melihat Si Kecil yang mungil dan rentan, orang tua pasti akan merasa gugup untuk merawatnya. Namun kecemasan akan berkurang jika suami istri berkomunikasi dengan baik. Saling membantu dan mendampingi adalah kunci untuk merasa aman. Selain itu, tertawa ceria bersama bayi dan pasangan bisa menguraikan ketakutan dan kecemasan yang dirasakan. Jangan khawatir ketika bayi menangis, mungkin ia merasa lapar, bosan, atau popoknya sudah tidak nyaman digunakan. 

3. Prioritaskan Anak

Setelah kehadiran Si Kecil, banyak pekerjaan rumah yang tidak dapat dilakukan. Prioritaskan perhatian kepada bayi dan menunda pekerjaan rumah lainnya. Jangan sampai seorang ibu kelelahan ketika menjaga bayi dikarenakan harus melakukan pekerjaan rumah tangga. Sebaiknya meminta bantuan kepada orang lain untuk menggantikan ibu mengurus rumah. 

4. Jangan mengurung diri

Mengurung diri di rumah akan menimbulkan perasaan bosan atau jenuh. Bukan hanya orang dewasa saja, bayi juga dapat merasakan kejenuhan. Bayi yang rewel saat di dalam rumah mungkin akan ceria saat diajak keluar rumah untuk sekadar berjalan-jalan menghirup udara segar. Lakukan perjalanan dengan bayi di sekitar lingkungan rumah pada pagi hari sambil menikmati sinar matahari pagi. Memiliki bayi juga bukan berarti putus hubungan dengan teman-teman dan keluarga Anda. Berilah kesempatan mereka ikut membantu mengasuh Si Kecil agar dapat menghemat tenaga ibu.

5. Meminta bantuan

Ketika merasa perlu bantuan untuk mengurus bayi, komunikasikan dengan suami dan keluarga. Jangan mengerjakan semuanya sendirian dan merasa terbebani dengan kehadiran si buah hati. Terlebih jika ibu sedang dalam kondisi yang kurang sehat, mintalah bantuan kepada orang yg dipercaya untuk menggantikan tugas ibu untuk sementara waktu. Penyakit yang diderita ibu akan mudah menular ke bayi, sebaiknya ibu segera berobat ke dokter setelah merasa tidak enak badan.

Hal terpenting yang perlu diingat adalah kehadiran Si Kecil akan menyempurnakan kebahagiaan di dalam hidup berumahtangga. Jangan jadikan kehadirannya sebagai beban yang kewajiban yang amat berat dalam mengurus dan merawatnya. Ingat, nanti saat Si Kecil beranjak dewasa, orang tua akan merindukan saat-saat seperti ini.


10 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app