Pil KB merupakan metode kontrasepsi yang banyak dipilih oleh pasangan suami istri untuk mengatur jarak antara kehamilan satu ke kehamilan berikutnya maupun untuk mencegah terjadinya kehamilan kembali.
Beberapa wanita juga memilih untuk segera menggunakan alat kontrasepsi tepat setelah melahirkan agar jarak antara anak satu ke berikutnya tidak terlalu dekat.
Booking Klinik Birth Control (Kontrasepsi) via HonestDocs
Dapatkan diskon hingga 70% paket birth control (kontrasepsi) hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!
Namun, harus diketahui bahwa kesuburan setiap wanita pasca melahirkan bervariasi. Banyak wanita yang mengalami kehamilan tidak direncanakan setelah beberapa bulan melahirkan.
Beberapa wanita umumnya akan kembali mengalami siklus menstruasi setelah 4 hingga 10 minggu setelah melahirkan. Siklus ini akan dialami oleh wanita yang menyusui eksklusif dengan ASI maupun wanita yang mengkombinasikannya dengan susu formula.
Bagi wanita yang menyusui eksklusif dengan ASI maka akan mengalami ovulasi dan haid ketika anda mengurangi intensitas menyusui. Sehingga anda tetap dapat hamil meski sebelum mengalami haid karena siklus ovulasi telah terjadi dua minggu sebelumnya.
Kapan Waktu yang Tepat untuk KB setelah melahirkan
Waktu yang tepat untuk menggunakan kontrasepsi setelah melahirkan adalah 3 minggu setelahnya. Anda sebaiknya tidak menunggu hingga mengalami siklus haid kembali.
Terdapat beberapa pilihan kontrasepsi yang bisa anda pilih disesuaikan dengan tujuan penggunaan alat kontrasepsi, apakah ingin kontrasepsi jangka panjang maupun sementara.
Oleh karena itu, anda perlu mengetahui sebelumnya jenis metode KB yang paling tepat untuk anda dan pasangan. Secara umum, terdapat dua metode kontrasepsi yaitu metode hormonal dan non hormonal.
Booking Klinik Birth Control (Kontrasepsi) via HonestDocs
Dapatkan diskon hingga 70% paket birth control (kontrasepsi) hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!
KB Metode Non Hormonal:
- Alat kontrasepsi dalam Rahim (AKDR)
- Metode Amenore Laktasi (MAL)
- Kontrasepsi Mantap (Tubekstomi dan Vasektomi)
- Kondom
KB Metode Hormonal:
- Kombinasi pil serta injeksi
- Progestin yang termasuk di dalamnya pil KB, implant dan injeksi
Pilihan Kontrasepsi yang Tepat untuk Ibu Menyusui
Pilihan kontrasepsi untuk ibu menyusui tentu tidak boleh sembarangan karena dikhawatirkan akan mempengaruhi kualitas ASI yang dihasilkan sehingga mempengaruhi bayi. Khusus untuk ibu menyusui ASI akan lebih cocok menggunakan metode KB non hormonal.
Metode KB non hormonal yang digunakan oleh ibu menyusui adalah Amenore Laktasi. Untuk meningkatkan keefektifan metode ini maka ibu menyusui bayi dengan ASI eksklusif sekurang-kurangnya 8 kali sehari. Pemberian ASI setiap dua hingga 3 jam sampai malam hari.
Patut dipahami ketika seorang ibu menyusui maka hormone prolaktin akan mengalami kenaikan. Kenaikan hormone prolaktin akan menyebabkan ovulasi terhambat sehingga menstruasi akan semakin lama datang pasca melahirkan (amenorea postpartum).
Metode ini cukup efektif mencegah kehamilan selama kurang lebih 6 bulan. Hanya saja, pada beberapa wanita akan mengalami ovulasi sebelum haid pertama pasca melahirkan terjadi. Sehingga untuk mengoptimalkan kontrasepsi sebaiknya anda mengkombinasikan metode ini dengan metode lainnya.
Metode non-hormonal lainnya yang bisa anda pilih untuk mendampingi Metode Amenore Laktasi (MAL) adalah Alat kontrasepsi dalam Rahim (AKDR) yang juga dikenal sebagai IUD. IUD post plasenta umumnya dapat dipasang 2 hari pasca melahirkan. Hanya saja jika sudah melewati waktu 2 hari pasca melahirkan maka anda harus menunggu pemasangan 6 hingga 8 minggu kemudian.
WHO sebagai badan dari PBB yang berfokus pada kesehatan dunia menyarankan supaya ibu memakai KB hormonal yang di dalamnya terkandung progesteron 6 minggu setelah melahirkan.
Hal ini disarankan untuk digunakan agar ASI eksklusif untuk bayi tidak terganggu akibat kontrasepsi hormonal. KB non hormonal lebih dipilih agar jumlah ASI yang dihasilkan tidak terganggu dan berkurang. Namun, jika memang perlu dikombinasikan lebih baik gunakan KB hormonal yang hanya mengandung progesteron.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.