Tradosik adalah untuk mengobati nyeri sedang sampai berat, baik itu nyeri akut maupun kronis misalnya nyeri pasca operasi, dan fibromyalgia. Tradosik mengandung Tramadol, obat yang termasuk analgetik opioid. Berikut ini adalah informasi lengkap Tradosik yang disertai tautan merk-merk obat lain dengan nama generik yang sama.
Mengenai Tradosik
Golongan
Harus dengan resep dokter
Kemasan
Tradosik dipasarkan dengan kemasan sebagai berikut :
- Dos 10 x 10 kapsul 50 mg
- 10 ampul 2 ml injeksi
Kandungan
Tiap kemasan Tradosik mengandung zat aktif (nama generik) sebagai berikut :
- Tramadol hidroklorida 50 mg / kapsul
- Tramadol hidroklorida 100 mg / 2 ml injeksi
Sekilas tentang zat aktif Tradosik
Tramadol adalah obat analgetik opioid yang digunakan untuk meredakan nyeri sedang sampai berat. Obat ini sering dikombinasikan dengan paracetamol untuk meningkatkan efek analgetiknya. Tramadol bekerja dengan dua mekanisme. Pertama, dengan mengikat secara stereospesifik reseptor µ-opioid di sistem saraf pusat untuk mengeblok sensasi nyeri dan respon terhadap nyeri (inflamasi). Kedua, menghambat pelepasan neurotransmitter, serotonin dan norepinephrine dari sistem saraf aferen yang sensitif terhadap stimulus yang berakibat terhambatnya impuls nyeri.
Manfaat Tradosik
Kegunaan tradosik (tramadol) adalah untuk mengobati nyeri sedang sampai berat, baik itu nyeri akut maupun kronis misalnya nyeri pasca operasi. The European League Against Rheumatism merekomendasikan penggunaan tramadol untuk pengobatan fibromyalgia, suatu kondisi nyeri yang terjadi hampir di seluruh tubuh, terutama jika ditekan pada bagian tubuh.
Kontra indikasi
- Jangan diberikan pada pasien yang memiliki riwayat hipersensitif pada tramadol atau opioid analgetic lainnya.
- Tidak boleh diberikan pada penderita yang sedang diterapi dengan obat-obat monoamine oxidase (MAO) inhibitors, obat-obat yang berefek hipnotik dan sedatif, analgetik dan obat-obat lain yang mempengaruhi sistem saraf pusat lainnya.
- Jika anda pengguna alkohol sebaiknya jangan menggunakan obat ini.
- Pasien yang menderita depresi pernapasan yang signifikan, harus hati-hati jika menggunakan obat ini.
- Obat ini juga kontraindikasi pada penderita asma akut atau asma bronkial berat.
Efek Samping Tradosik
Berikut adalah beberapa efek samping tradosik (tramadol) :
- Seperti obat analgetic yang bekerja di sistem saraf pusat lainnya, efek samping tradosik (tramadol) yang umum misalnya, mual, muntah, pusing, sedasi, rasa lelah, sakit kepala, berkeringat, pruritis, kulit kemerahan, mulut kering, dispepsia dan sembelit.
- Meskipun obat ini bekerja dengan cara mengikat secara stereospesifik reseptor µ-opioid di sistem saraf pusat, efek samping berupa ketergantungan obat sampai sekarang relatif jarang terjadi.
Dosis Tradosik
Tradosik (tramadol) diberikan dengan dosis :
- Dewasa dan anak > 16 tahun : 1 x sehari 50 mg dosis tunggal. Apabila belum memuaskan, dosis dapat ditambahkan 50 mg setelah selang waktu 30-60 menit.
- Injeksi intravena/intramuskular/subkutan : diberikan 50 mg/ml. jika nyeri tidak mereda bisa ditambahkan 50 mg lagi dengan selang waktu 30-60 menit.
- Dosis maksimal : 400 mg / hari.
- Pemberian dengan selang waktu 30-60 menit dalam pengobatan jangka panjang, hati-hati terhadap resiko ketergantungan.
- Usia 65 tahun atau lebih : berikan dosis terendah.
- Usia 75 tahun atau lebih : dosis maksimum 300 mg / hari diberikan dalam dosis terbagi.
Interaksi obat
Tradosik (tramadol) berinteraksi dengan obat-obat berikut :
- Obat-obat yang bekerja di sistem saraf pusat seperti tranquiliser, hipnotik dan sedatif meningkatkan efek analgetic dan sedatif tramadol.
- Carbamazepine mengurangi efek analgesik tramadol. penggunaan bersamaan kedua obat ini tidak dianjurkan.
- Tramadol bisa menyebabkan kejang, oleh karena itu hindari penggunaan bersamaan dengan obat-obat selective serotonine reuptake inhibitors, anorectic, anti depresan trisiklik, senyawa opioid lain, MAO inhibitors, atau obat lain yang menurunkan ambang kejang lainnya.
- Penghambat enzim CYP2D6 (amitriptyline, quinidine, fluoxetine, paroxetine) dan penghambat enzim CYP3A4 (ketokonazole, erythromycin), mengurangi klirens tramadol dari ginjal sehingga meningkatkan resiko efek samping yang serius.
Perhatian
- Meskipun insiden terjadinya ketergantungan relatif jarang, penggunaan dalam jangka panjang sebaiknya dihindari. Dokter sebisa mungkin akan menentukan durasi penggunaan obat ini.
- Jangan menghentikan pemakaian obat ini secara tiba-tiba. Selalu taati dosis dan durasi yang direkomendasikan dokter.
- Penggunaan tradosik (tramadol) untuk penderita trauma kepala, meningkatnya tekanan intrakranial, gangguan fungsi organ hati dan ginjal, atau hipersekresi bronkus harus dilakukan dengan sangat hati-hati karena meningkatnya resiko terjadinya kejang atau syok.
- Bila digunakan bersamaan dengan obat-obat depresan sistem saraf pusat lain, misalnya NSAID, atau bila digunakan dengan dosis berlebihan bisa menyebabkan penurunan fungsi paru-paru.
- Dalam beberapa penelitian belum ditemukan efek buruk yang terjadi pada bayi, meskipun sejumlah kecil obat ini terdapat dalam air susu ibu. Meskipun demikian, mengingat efek buruk yang bisa disebabkan oleh tramadol, penggunaan selama menyusui sebaiknya dihindari.
- Tradosik (tramadol) menyebabkan pusing dan mengantuk, termasuk mengurangi refleks penderita, oleh karena itu selama menggunakan obat ini jangan mengemudi atau menyalakan mesin.
- Depresi pernapasan akibat pemakaian tradosik (tramadol) dengan dosis yang berlebihan dapat dinetralisir dengan pemberian nalokson, sedangkan kejang bisa diatasi dengan memberikan benzodiazepin.
- Keamanan dan efektivitas pada anak usia di bawah 17 tahun belum bisa dipastikan.
Penggunaan oleh wanita hamil
FDA (badan pengawas obat dan makanan amerika serikat) mengkategorikan tramadol dalam kategori C dengan penjelasan sebagai berikut :
Penelitian pada reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia, namun jika potensi keuntungan dapat dijamin, penggunaan obat pada ibu hamil dapat dilakukan meskipun potensi resiko sangat besar.
Efek buruk obat ini pada janin hewan harus menjadi perhatian bahwa obat ini juga berefek buruk terhadap janin manusia, meskipun studi klinis yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia belum dilakukan. Penggunaan obat ini pada ibu hamil bisa dilakukan bila benar-benar dibutuhkan, atau manfaat yang diperoleh lebih besar daripada resiko buruk yang mungkin terjadi.
Artikel terkait: