Sel-sel kanker, secara umum, berkembang biak lebih cepat daripada sel-sel sehat,tetapi sel-sel kanker lebih sensitif terhadap kerusakan DNA. Sel kanker dapat rusak dengan proses alkilasi (menaikan pH). Zat alkilasi dapat digunakan untuk mengobati beberapa kanker, salah satu zat alkilasi yang digunakan untuk mengobati kanker adalah Trofosfamid.
Trofosfamid adalah obat chemotherapy yang termasuk zat alkilasi dan merupakan golongan oxazaphoshorines. Obat ini telah dapat digunakan sebagai pengobatan beberapa jenis kanker dalam tiga dekade terakhir. Indikasi utama penggunaan obat ini adalah paliatif (tidak untuk menyembuhkan tumor, tetapi hanya menghambat pertumbuhan tumor) dan digunakan sebagai terapi pemeliharaan.
Trofosfamid banyak digunakan pada pengobatan non-Hodgkin limfoma dan sarkoma jaringan lunak. Dari penelitian lain, ditemukan bahwa Trofosfamid juga dapat digunakan untuk mengatasi beberapa karsinoma padat (ganas) seperti glioma, kanker ovarium, kanker paru-paru dan prostat, dan lainnya.
Salah satu laporan pertama tentang efektivitas trofosfamide terdapat pada pengobatan limfoma ganas yang dipublikasikan oleh Drings seorang ilmuan asal Jerman. Dalam analisis retrospektif 156 pasien dengan berbagai limfoma ganas (termasuk 49 pasien dengan penyakit Hodgkin) 94 pasien (sekitar 60%) mengalami kemajuan setelah perawatan dengan menggunakan trofosfamide.
Karena formulasi oral dan trofosfamide yang dapat ditoleransi dengan baik oleh pasien dalam pengobatan paliatif dan pengobatan pada pasien dapat dilakukan dengan rawat jalan, Trofosfamide merupakan salah satu obat anti-kanker yang sangat cocok digunakan oleh banyak orang. Namun pada sebuah penelitian, masih ada kekurangan klinis penggunaan Trofosfamide. Dengan demikian, kesimpulan berbasis bukti pada nilai terapi obat belum bisa disimpulkan, penelitian lanjut mengenai obat ini masih perlu dilakukan.
Berbeda dengan obat golongan oxazaphosphorines lainnya, trofosfamide lebih bersifat lipofilik dan hanya tersedia sebagai formulasi oral. Seperti obat golongan oxazaphosphorines lainnya, trofosfamide bekerja dengan menghambat pertumbuhan pembuluh darah sel tumor. Pada penelitian di lab, Trofosfamide memiliki aktivitas yang cukup baik dalam menghambat tumor hewan.
Bagaimana dosis dan pemberian Trofosfamide?
Dosis harian 3 × 50 mg tampaknya merupakan dosis aktif yang bisa diterapkan tanpa toksisitas serius.
Efek samping apa yang dapat ditimbulkan Trofosfamide?
Efek samping berikut ini umum (terjadi pada lebih dari 30%) pada pasien yang memakai Trofosfamide:
- Jumlah sel darah yang menurun. Sel-sel darah putih dan merah dan trombosit Anda mungkin menurun sementara. Ini dapat menempatkan Anda pada peningkatan risiko infeksi, anemia, dan / atau perdarahan
- Mual dan muntah. Biasanya terjadi dalam 3 jam pertama setelah pemberian obat. Anda akan diberi obat anti mual sebelum mengkonsumsi obat
- Rambut rontok
- Luka mulut
- Gelap pembuluh darah digunakan untuk infus
- Kemerahan, kekeringan, iritasi dengan penggunaan topikal
- Hilangnya kesuburan. Artinya, kemampuan Anda untuk mengandung atau menjadi ayah seorang anak dapat dipengaruhi oleh penggunaan Trofosfamide.
Diskusikan masalah ini dengan penyedia layanan kesehatan Anda.
Efek samping ini adalah efek samping yang kurang umum (terjadi pada sekitar 10-29%) dari pasien yang menjalani perawatan dengan menggunakan Trofosfamide:
- Demam
- Diare
- Nafsu makan buruk
- Perubahan rasa (rasa logam di lidah)
- Dering di telinga (tinnitus)
- Tes darah abnormal: peningkatan kadar asam urat
Interaksi Obat
- Doxorubicin dan obat cardiotoxic lainnya dapat meningkatkan cardiotoxicity.
- Peningkatan risiko penekanan sumsum tulang dengan allopurinol.
- Peningkatan risiko gangguan ginjal dengan amfoterisin B, cisplatin.
- Kemungkinan peningkatan INR dengan warfarin.
Perhatian
Sebelum memulai pengobatan Trofosfamide, pastikan Anda memberi tahu dokter Anda tentang obat lain yang Anda pakai (termasuk resep, obat bebas, vitamin, obat herbal, dll.). Jangan minum aspirin, atau produk yang mengandung aspirin kecuali dokter Anda mengizinkannya secara khusus.
Jangan menerima segala jenis imunisasi atau vaksinasi tanpa persetujuan dokter Anda saat menggunakan Trofosfamide.
Beri tahu penyedia layanan kesehatan Anda jika Anda hamil atau mungkin hamil sebelum memulai perawatan ini. Obat ini termasuk obat kehamilan kategori D (Trofosfamide mungkin berbahaya bagi janin. Wanita yang sedang hamil atau hamil harus diberitahu tentang potensi bahaya pada janin).
Untuk wanita: Jangan mengandung anak (hamil) saat mengambil Trofosfamide. Metode kontrasepsi penghalang, seperti kondom, direkomendasikan. Diskusikan dengan dokter Anda ketika Anda dapat hamil atau hamil dengan aman setelah terapi.
Jangan menyusui saat minum obat ini.