TBC Tulang Belakang atau Penyakit Pott merupakan suatu peradangan kronis akibat infeksi tuberkulosis yang mengenai tulang belakang. Penyakit ini banyak terjadi pada anak-anak dan mengenai tulang belakang toraks dan lumbar.
Infeksi bakteri yang membentuk koloni mulai menginfeksi tulang belakang dengan merusak jaringan tulang dan menimbulkan gejala khas TBC tulang.
Infeksi tuberkulosis yang masuk ke dalam tubuh tidak hanya menyebar ke paru-paru tetapi juga menyebar ke tulang belakang akibat perluasan basil tuberkel atau yang mengalami reaktivasi (aktivasi kembali infeksi TB yang pernah muncul).
Infeksi tuberkulosis memiliki sifat hematogen sehinggagt;dapat menimbulkan infeksi pada tulang belakang serta terjadinya cold abscess yang merupakan timbunan cairan eksudasi berupa pus yang muncul setelah 2 hingga 3 bulan paska infeksi.
Penyakit ini paling sering muncul pada jenis kelamin laki-laki mulai usia anak-anak hingga remaja. Penyebaran yang diawali dengan adanya tuberkulosis paru yang tidak ditangani dengan baik hingga adanya reaktivasi kembali mengakibatkan kerusakan tulang belakang hingga sendi.
Faktor resiko terjadinya tuberkulosis tulang belakang atau penyakit pott ini terjadi pada:
-
Malnutrisi
Kurangnya asupan nutrisi menyebabkan hilangnya kebutuhan vitamin dan mineral di dalam tubuh sehingga rentan terkena infeksi. -
Sosial ekonomi
Faktor sosial eknomoi berpengaruh pada penurunan standar kualitas hidup mulai dari lingkungan yang tidak higienis serta asupan makanan yang kurang sehat. - Imunitas
Lemahnya imunitas tubuh mempengaruhi peningkatan perkembangan infeksi tuberkulosis di dalam tubuh terutama pada penderita HIV. -
Endemis
Penyakit tuberkulosis tulang belakang juga dikaitkan dengan adanya endemis infeksi tuberkulosis yang menetap pada suatu daerah. - Obat-obatan
Penggunaan beberapa jenis obat juga dapat mengakibatkan TBC tulang belakang.
Gejala TBC Tulang Belakang
Penderita dengan tuberkulosis tulang belakang memiliki gejala yang mirip dengan infeksi tuberkulosis lainnya. Tetapi pada infeksi di tulang belakang juga terdapat keluhan khas agar dapat dibedakan dengan infeksi tuberkulosis lainnya. Gejala yang ditimbulkan antara lain:
- Demam
- Berkeringat di malam hari
- Berat badan menurun
- Nyeri punggung
- Nyeri tekan punggung yang menjalar
- Nyeri pada leher
- Pergerakan menjadi kaku
- Keterbatasan gerakan pinggul
- Tulang belakang menjadi bengkok (kifosis)
- Tulang belakang menjadi bengkak
- Benjolan pada pangkal paha yang menyerupai hernia
Gejala paling khas yang ditemukan pada stadium berat penyakit pott adalah terbentuknya massa kaseosa akibat kerusakan dari korpus vertebrae sehingga tulang belakang terlihat membungkuk serta terjadi penumpukan cairan nanah di sekitar tulang yang dikenal dengan cold abscess
Gangguan saraf sensoris juga mempengaruhi daerah pinggang ke kaki bawah yang disertai gejala mati rasa sehingga mengalami kesulitan ketika berjalan.
Diagnosis TBC Tulang Belakang
Dokter melakukan pemeriksaan yang diawali dengan anamnesis gejala, menanyakan riwayat penyakit dan adanya perubahan fisik penderita. Pemeriksaan penunjang harus dilakukan untuk memastikan diagnosis serta mendeteksi adanya infeksi tuberkulosis
-
Pencitraan
Pencitraan merupakan hal utama untuk mendeteksi kelainan tulang belakang akibat penyakit pott. Pemeriksaan dapat diawali dengan rontgen tulang belakang dan rontgen dada.
Rontgen dada bertujuan untuk melihat adanya kelainan paru-paru akibat infeksi tuberkulosis dan pada rontgen tulang belakang dilakukan untuk mendeteksi kelainan tulang mulai dari adanya tulang bengkok, hingga osteoporosis tulang.
Pemeriksaan CT dan MRI menjadi pilihan apabila timbul keparahan hingga kerusakan organ yang lebih dalam.
-
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk mendeteksi keterlibatan infeksi tuberkulosis. Pemeriksaan tersebut meliputi laju endap darah, tes mantoux, dan biopsi jaringan tulang belakang.
Pengobatan TBC Tulang Belakang
Standar pengobatan pada penyakit pott ini adalah dengan menghilangkan gejala serta mengembalikan posisi dari kelainan tulang belakang.
- Pemberian obat antituberkulosis menjadi yang paling utama. Obat-obatan seperti isoniazid, rifampisin, etambutolm dan pirazinamid merupakan salah satu terapi untuk membasmi infeksi tuberkulosis.
Pemberian obat disesuaikan dengan riwayat munculnya atau adanya kekambuhan pada infeksi tuberkulosis. Efek samping obat perlu diperhatikan selama terapi berjalan.
- Terapi operatif dilakukan dengan upaya untuk mengurangi penekanan saraf tulang belakang serta mengeluarkan abses dengan metode drainage.
Terapi bersifat operatif ini bertujuan untuk mencegah terjadinya komplikasi seperti kifosis dan skoliosis (tulang belakang bengkok) dan kelumpuhan pada kaki dan sekitar daerah persarafan tulang belakang.
Itu foto rontgen saya dok. Dan itu saya rontgen ketika sedang sakit2nya (menonjol, bengkak, nyeri, memar dan posisi bahu terlihat jelas menurun). Namum saat ini sudah tidak ada semua keluhan saya diatas. Namun masih belum bisa bergerak bebas & angkat lengan secara leluasa. Apakah keadaan terk...