Apa Itu Ulseratif Kolitis?
Ulseratif kolitis merupakan salah satu penyakit yang berhubungan dengan sistem pencernaan pada tubuh. Ini merupakan golongan dari Inflamatory Bowel Disease (IBD). Inflamatory Bowel Disease terdiri dari penyakin crohn dan ulsertaif kolitis.
Terdapat beberapa gejala dan tanda pada munculnya penyakit ulseratif kolitis dengan prevalensi yang meningkat terhadap penduduk di Indonesia. Hingga sekarang masih belum diketahui apa yang menyebabkan kondisi ini dapat terjadi.
Penyakit ulseratif kolitis mengenaigt;usus besar (kolon) yang menimbulkan gangguan pada sistem pencernaan. Penyakit ini mengenai lapisan pada usus besar (mukosa dan submukosa) yang meluas dan semakin meradang apabila tidak ditatalaksana dengan baik.
Setelah diteliti lebih dalam penyakit ini ternyata didasari oleh beberapa faktor resiko antara lain:
Faktor Genetik
Peran genetik pada penyakit ini telah menjadi sorotan utama pada faktor resiko. Penyakit berkembang lebih dominan dengan adanya penyakit dari riwayat keluarga.
Faktor Lingkungan
Gaya hidup juga menjadi faktor resiko yang menyebabkan penyakit ini. Hasil analisa menunjukkan adanya peningkatan insidensi penyakit ulseratif kolitis pada kaum perokok dan pada orang yang suka mengonsumsi makanan yang tidak sehat.
Faktor Autoimun
Gangguan sistem pertahanan tubuh yang seharusnya melindungi tubuh tetapi malah merusak sel-sel baik juga menjadi penyebab timbulnya penyakit ini.
Faktor infeksi
Infeksi juga mempengaruhi timbulnya penyakit ulseratif kolitis. Infeksi dari bakteri, jamur, atau virus yang berkembang menimbulkan radang kronis pada lapisan usus.
Faktor Psikologis
Gangguan pencernaan juga dapat disebabkan oleh faktor stres atau depresi. Semakin berat gangguan psikologis maka ini akan menimbulkan efek rangsangan buruk terhadap organ pencernaan. Kondisi ini sangat khas dan dapat terjadi pada sebagian orang seperti pada penyakit asam lambung.
Gejala Pada Penyakit Ulseratif Kolitis
Penyakit ulseratif kolitis menimbulkan gejala dapat disesuaikan dari keparahannya. Secara garis besar penyakit ini mempegaruhi sistem pencernaan sehingga dapat muncul gangguan buang air besar dan pendarahan. Gejala yang ditimbulkan antara lain:
Diare berdarah
Diare yang berkepanjangan yang mencapai 10 kali perhari dan terjadi mulai hitungan hari hingga sampai berminggu-minggu dan dijumpai adanya darah pada tinja.
Demam
Demam dapat terjadi pada suhu sekitar 38 sampai 39 derajat selsius
Nyeri perut
Nyeri perut pada penyakit ini bersifat kolik yang disertai kram perut tertutama pada perut bagian bawah dan menghilang setelah buang air besar.
Pendarahan
Keluarnya darah yang banyak saat buang air besar yang dapat memicu gangguan elektrolit di dalam tubuh dan beresiko anemia.
Diagnosis Penyakit Ulseratif Kolitis
Penentuan derajat pada penyakit ulseratif kolitis dapat ditentukan dari gejala yang dialami dan pemeriksaan diagnostik.
Pemeriksaan darah lengkap
Penderita penyakit ulseratif kolitis perlu dilakukan pemeriksaan darah untuk mendeteksi kandungan zat besi, kadar kalium, albumin, dan laju endap darah. Penurunan kadar zat besi dan kalium menunjukkan adanya pendarahan kronis. Peningkatan laju endap darah menunjukkan adanya infeksi yang memicu penyakit. Albumin yang menurun terjadi pada gangguan ulseratif pada organ usus.
Pemeriksaan tinja
Pemeriksaan tinja dilakukan untuk melihat adanya faktor infeksi bakteri, parasit, atau yang memicu timbulnya penyakit.
X-ray, CT-scan, MRI
Pencitraan dengan foto X-ray untuk mendeteksi kelainan pada usus besar. Sedangkan pada CT dan MRI akan menunjukkan gambaran lebih detil pada gangguan usus besar.
Endoskopi
Pemeriksaan dengan endoskopi memberikan gambaran yang detil organ di dalam sehingga dapat memberikan diagnosis lebih tepat. Pemeriksaan kontras dengan barium enema juga sering dilakukan bersamaan pada kecurigaan gangguan usus besar.
Tatalaksana Penyakit Ulseratif Kolitis
Penanganan penyakit ulseratif kolitis difokuskan pada penyembuhan organ usus besar sehingga dapat mengurangi gejala. Tingkat penanganan juga ditentukan dari derajat penyakit yang terjadi. Beberapa obat-obatan digunakan untuk mengatasi penyakit ini.
- Sulfasalazin merupakan jenis obat asam aminosalisilat (5-ASA) dalam sediaan tablet untuk menangani peradangan pada usus besar.
- Azatriopin merupakan obat golongan imunomodulator sebagai terapi imunosupresan pada penyakit ini. Pemberian obat imunomodulator sebaiknya tidak diberikan bersamaan dengan obat golongan asam aminosalisilat. Obat lain yang dapat digunakan yaitu siklosporin dan metotreksat,
- Obat jenis Kortikosteroid berfungsi mengurangi inflamasi pada organ usus besar. Obat ini digunakan pada dosis besar di tahap awal dan dosisnya diturunkan bertahap.
Malam dok, saya mau tanya kalau gejala penyakit jantung rematik apa saja ya? apa bisa didiagnosa dengan anamnesa, jika bisa, berapa persen tingkat keakuratannya terhadap kemungkinan menderitanya?