HPV atau Human Papillomavirus adalah salah satu penyebab kanker serviks yang terjadi akibat penyakit infeksi menular seksual. Kanker serviks sendiri termasuk ke jenis kanker yang cukup banyak menyerang kaum wanita setelah kanker payudara. Kanker serviks terjadi di bagian leher rahim yang menghubungkan rahim dan vagina.
Penyakit kanker serviks bisa disebabkan melalui hubungan seksual baik secara anal, oral, maupun vaginal. Penyakit kanker serviks sendiri umumnya tidak menimbulkan gejala apapun sehingga salah satu cara pencegahannya adalah dengan melakukan vaksin HPV. Pemberian vaksin HPV secara berkala terbukti mengurangi persentase timbulnya kanker hingga 80 persen.
Aktivitas seksual yang tidak sehat menjadi faktor utama penularan virus human papilloma. Virus yang telah masuk ke dalam tubuh tidak langsung menimbulkan gejala hingga dalam waktu lebih dari 1 tahun. Infeksi HPV sendiri dapat menyerang pria atau wanita dalam usia muda dan mereka yang suka berganti-ganti pasangan dalam melakukan hubungan seksual.
Apa itu Vaksin HPV?
Vaksin HPV merupakan benteng utama dalam pencegahan kasus HPV dengan tujuan mencegah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus HPV penyebab penyakit di area kelamin yang dapat menimbulkan risiko kanker. Infeksi HPV biasanya mulai menular sejak pada usia 20 tahun sehingga vaksin HPV sebaiknya diberikan pada laki-laki dan perempuan di usia 9-14 tahun.
Kapan Vaksin HPV dapat diberikan?
Vaksin HPV mulai diberikan pada usia 9-14 tahun yang terbagi menjadi 2 dosis dan diberikan setiap 6 dan 12 bulan. Sementara itu, pembagian dosis vaksin HPV akan sedikit berbeda jika dilakukan di atas usia 15 tahun yang dibagi ke dalam 3 dosis, yaitu pada bulan 1, bulan 3, dan bulan ke-6. Pemberian vaksin HPV dapat diberikan setelah 10 tahun terhitung dari vaksin terakhir karena vaksin HPV hanya ampuh selama 10 tahun.
Siapa yang tidak boleh diberikan Vaksin HPV?
Terdapat pengecualian pada pemberian vaksin HPV di mana vaksin HPV merupakan vaksin inaktif yang mungkin dapat menyebabkan efek reaksi alergi. Untuk mencegah hal tersebut, vaksin HPV tidak dapat diberikan pada orang yang mempunyai alergi terhadap vaksin HPV.
Selain itu, vaksin HPV juga tidak boleh diberikan pada ibu hamil sampai melewati masa persalinan tetapi hingga saat ini, riset masih dilakukan untuk memastikan keamanan vaksin HPV pada janin. Pemberian vaksin HPV juga harus dilakukan dalam kondisi sehat untuk mencegah resiko timbulnya efek samping dan memastikan efektivitas vaksin.
Baca juga: Cegah Kanker Serviks dengan Vaksin HPV
Efek samping yang dapat ditimbulkan pada vaksin HPV
Sama seperti obat-obatan lain, pemberian vaksin HPV juga dapat menimbulkan efek samping terutama sesaat setelah suntikan vaksin dilakukan. Beberapa efek samping yang ditimbulkan antara lain demam, sakit kepala, bengkak, dan kemerahan di area suntikan. Selain itu, otot kaku, muntah, lemas, pusing mungkin juga terjadi walau sangat jarang terjadi.
Hubungan antara Vaksin HPV dengan Kanker Serviks
Kanker serviks yang dapat disebabkan oleh infeksi HPV umumnya dimulai di usia 20-30 tahun, untuk itu dibutuhkan pencegahan melalui pemberian vaksin HPV. Selain itu, karena kanker serviks seringkali tidak menimbulkan gejala, maka pemeriksaan kesehatan dengan cara pap smear sebagai screening awal dapat dilakukan.
Selain mencegah dengan pemberian vaksin HPV, tetapi menghentikan kebiasaan merokok, melakukan hubungan seks yang sehat dengan menggunakan kondom, serta menghindari penggunaan pil KB jangka panjang juga dapat diterapkan untuk meminimalisir risiko kanker serviks.
Baca juga: Penyebab Kanker Serviks pada Wanita