Vardenafil adalah salah satu jenis obat yang digunakan untuk mengobati masalah disfungsi ereksi atau impotensi pada pria. Vardenafil masih tergolong obat baru dan pertama kali digunakan di benua Amerika dan Eropa. Obat ini bekerja dengan membantu mengalirkan darah ke penis sehingga penis dapat ereksi guna merangsang seksual.
Obat vardenafil merupakan obat golongan penghambat PDE5. Mekanisme golongan obat ini dengan menghambat degradasi spesifik cGMP Phosphodiesterase Tipe 5 di otot polos.
Obat ini juga sering digunakan pada penderita hipertensi pulmonal karena otot polos juga ditemukan di paru-paru. Pada disfungsi ereksi, obat ini dapat memberikan suplai aliran darah ke pembuluh darah sekitar corpus cavernosum di penis sehingga penis dapat kembali ereksi.
Mengenai Vardenafil
Golongan:
Obat resep
Kemasan:
Tablet
Kandungan:
Apa Itu Disfungsi Ereksi
Disfungsi ereksi atau impotensi adalah ketidakmampuan penis pria untuk mengereksikan penis saat melakukan hubungan seksual. Kondisi ini menjadi dilema bagi para pria karena perassaan malu apabila ingin berkonsultasi ke dokter walaupun sebenarnya ada jalan keluar dari penyebab tersebut.
Terjadinya disfungsi ereksi ternyata dikaitkan dengan beberapa faktor diantaranya:
Akibat suatu penyakit
Riwayat penyakit seperti obesitas, diabetes, aterosklerosis, penyakit peyronie, sirosis hati, dan gagal ginjal.
Perokok
Disfungsi ereksi juga terjadi pada orang yang kecanduan rokok, serta keterkaitannya pada timbulnya penyakit PPOK (Penyakit Paru Obstruksi Kronis)
Gangguan psikologis
Gangguan psikologis dapat memungkinkan timbulnya disfungsi ereksi karena adanya peran otak dalam memicu ereksi pria. Terganggunya kerja otak akibat faktor psikologis menyebabkan menurunnya gairah seksual sehingga penis sulit untuk berdiri. Contoh gangguan psikologis yang dialami yaitu depresi, cemas, stres berkepanjangan
Faktor lingkungan
Faktor luar juga berdampak pada terjadinya disfungsi ereksi seperti hubungan antar pasangan, dan usia pria.
Hormon
Kadar hormon yang tidak seimbang juga berdampak pada terjadinya disfungsi ereksi, misalnya pada perubahan hormon tiroid baik hipertiroid atau hipotiroid serta hipogonadisme atau penurunan hormon testosteron.
Trauma
Trauma atau cedera yang merusak jaringan serta pembuluh darah pada penis juga beresiko pada rusaknya fungsi ereksi pada penis
Obat-obatan
Beberapa obat-obatan yang memiliki efek samping berupa disfungsi ereksi seperti antipsikotik, hipotensi, obat penurun kolesterol, dan obat kanker prostat.
Dosis dan Cara Pemberian Obat Vardenafil
Obat ini tersedia dalam bentuk tablet sediaan 2,5 miligram, 5 miligram, 10 miligram, dan 20 miligram. Obat ini sebaiknya dikonsumsi 30 sampai 60 menit sebelum melakukan hubungan seksual. Obat vardenafil dapat bertahan lebih dari 5 jam.
Obat vardenafil dapat larut di lidah sehingga meminum obat ini tidak perlu dengan air. Obat juga dapat dikonsumsi bersamaan dengan makan. Tetapi Obat ini tidak boleh diminum bersamaan dengan obat lain karena dapat menurunkan efektivitas obat.
Efek Samping Vardenafil
Obat vardenafil dapat memberikan efek samping ringan hingga berat. Efek samping yang sering dialami setelah konsumsi vardenafil antara lain:
- Kepala pusing
- Kulit kemerahan
- dispepsia
- lendir hidung
- telinga berdenging
- pembengkakan pada tangan dan kaki
- sesak napas
- nyeri dada
- denyut jantung tidak teratur
Efek samping serius yang dapat terjadi adalah serangan jantung dan priapism atau ereksi penis yang berkepanjangan yang melebihi 4 jam. Apabila timbul gejala seperti ini sebaiknya segera dibawa ke rumah sakit untuk diberikan tindakan gawat darurat.
Interaksi Obat Vardenafil
Obat vardenafil ternyata memiliki interaksi yang perlu diperhatika karena dapat menganggu sistem organ di tubuh kita. Seperti pada pemberian obat vardenafil yang bersamaan dengan obat golongan nitrat dapat beresiko penurunan tekanan darah drastis dan hilangnya kesadaran atau pingsan. Obat lainnya yang memiliki interaksi apabila dikonsumsi bersamaan yaitu:
- Obat antihipertensi
- Obat HIV
- Obat antijamur
- Obat antibiotik
Perhatian
Obat vardenafil hendaknya tidak boleh diberikan pada pasien yang memiliki penyakit seperti berikut:
- Kecanduan alkohol
- Hemofilia
- Hipotensi
- Leukemia
- NAION (non-arteric anterior ischemic optic neuropathy
- Retinitis pigmentosa
- Ullkus gastrum
- Riwayat sindrom QT
- Angina
- Gagal jantung
- Aritmia