Varises Esofagus adalah penyakit yang terjadi pada esofagus dimana adanya pembesaran pembuluh darah vena yang beresiko munculnya pendarahan akibat aliran darah yang tidak lancar dan pembuluh darah yang lemah.
Hipertensi porta menjadi masalah utama yang menyebabkan munculnya Varises Esofagus. Penyakit Varises Esofagus perlu ditangani segera karena dapat beresiko fatal.
Hipertensi porta ditandai dengan meningkatnya tekanan darah pada pembuluh darah vena porta, yang dapat dipicu oleh berbagai faktor seperti penyakit sirosis. Peningkatan tekanan darah ini juga meningkatkan resiko pendarahan gastrointestinal dan gastroesofagus di dalam tubuh.
Sirosis adalah suatu peradangan kronis pada liver yang disebabkan oleh konsumsi minuman beralkohol dan infeksi Hepatitis terutama Hepatitis B dan C. Alkohol secara perlahan merusak sel-sel liver dan menganggu fungsi liver bagi tubuh.
Pada sirosis timbul peningkatan lemak berlebihan di organ liver yang juga terjadi pada penderita obesitas, kolesterol tinggi, hipertensi, diabetes, dan kanker pankreas.
Sirosis di liver berdampak pada terjadinya Varises Esofagus akibat gangguan pada Vena Porta. Aliran darah normal menuju liver menjadi terblokir akibat jaringan atau sumbatan di pembuluh darah sehingga menimbulkan varises.
Darah yang tersumbat alirannya akan semakin menekan pembuluh darah kecil yang sebenarnya tidak mampu menahan tekanan darah yang terlalu tinggi. Hasilnya adalah timbul pendarahan yang merupakan kasus darurat medis yang perlu penanganan segera.
Selain akibat Sirosis karena pengaruh minuman berakohol, timbulnya varises esofagus juga disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
- Gangguan liver lainnya
- Trombosis atau penggumpalan darah ke Vena Porta
- Infeksi Parasit dari Schistosomiasis
- Budd-Chiari Syndrome
- Konsumsi obat Antiinflamasi non steroid
- Malnutrisi
Gejala Pada Varises Esofagus
Gejala pada penyakit varises esofagus akan muncul apabila terjadi pecah pembuluh darah dan menimbulkan pendarahan. Gejala yang timbul antara lain:
- Muntah darah
- Terlihat darah pada tinja sehingga tinja berwarna lebih gelap atau disertai darah mengalir
- Nyeri perut bagian tengah
- Badan terlihat pucat
- Pusing
- Penurunan kesadaran
- Konsentrasi berkurang
- Badan lemas
- Badan dapat menguning
- Mudah memar
- Perut membuncit (sebagai tanda gangguan liver)
- Aktivitas urinasi menurun
- Syok (pada kasus kehilangan darah kronis)
Diagnosis penyakit Varises Esofagus
Gejala akan muncul apabila telah terjadi pendarahan pada pembuluh darah Esofagus. Kelainan tersebut harus dideteksi dengan pemeriksaan penunjang sehingga dapat menentukan diagnosis pasti akibat gejala yang timbul. Pemeriksaan yang dapat dilakukan antara lain:
-
CT-scan
Pemindaian dengan CT-scan dapat melihat kelainan pada organ dalam yang dibagi menjadi beberapa slide gambar sehingga dokter dapat melihat secara detil kelainan di sepanjang organ Esofagus atau Liver.
-
Endoskopi
Endoskopi dilakukan dengan memasukkan alat endoskop dari dalam mulut dan akan terlihat hasil gambar nyata kelaianan pada organ di dalam Esofagus.
- USG Perut
Pemeriksaan dengan Ultrasonografi dilakukan dengan memberikan frekuensi gelombang suara yang pantulkan dari Transduser menuju ke organ yang ingin dideteksi dan hasilnya akan terlihat dari monitor. Pemeriksaan ini tidak menimbulkan efek radiasi dan aman digunakan.
-
Aspirasi
Teknik biopsi dengan aspirasi juga dapat membantu menegakkan diagnosa dengan mengambil sampel untuk dilakukan pemeriksaan patologis. - Tes darah
Penanganan penyakit Varises Esofagus
Untuk mencegah pendarahan, perlu dilakukan penurunan tekanan darah pada vena porta dengan obat-obatan seperti obat beta bloker (Propanolol). Peningkatan darah tinggi dan pecahnya pembuluh darah merupakan gejala yang perlu ditangani segera sehingga tekanan darah vena porta dapat ditangani.
Pendarahan akibat varises esofagus perlu dilakukan penanganan darurat karena dapat memicu syok dan kekurangan darah.
Beberapa penanganan antara lain:
-
Transfusi Darah
Transfusi darah dilakukan apabila penderita telah kehilangan darah secara kronis akibat pecahnya pembuluh darah.
-
TIPS
Transjugular Intrahepatic Portosystemic shunt adalah metode pemandu bagi dokter untuk mengikat Vena Porta di liver. Metode ini sering digunakan pada penyakit Sirosis akibat pecahnya pembuluh darah.
-
Skleroterapi
Skleroterapi dilakukan dengan menyuntikan cairan sklerosan secara perlahan ke vena sekitar organ Esofagus dan Liver untuk menutup pendarahan.
-
Mengangkat Varises
Operasi ini dilakukan bila varises tidak sembuh dengan TIPS.
- Transplantasi Hati Transplantasi dilakukan bila gangguan liver sangat kronis.
- Pemberian antibiotik (untuk mencegah infeksi)
Malam dok, saya mau tanya kalau gejala penyakit jantung rematik apa saja ya? apa bisa didiagnosa dengan anamnesa, jika bisa, berapa persen tingkat keakuratannya terhadap kemungkinan menderitanya?