Velacom Plus 1 mg/250 mg adalah obat yang digunakan sebagai anti diabetes mellitus tipe 2 atau penyakit kencing manis. Velacom Plus 1 mg/250 mg mengandung kombinasi Glimepiride (obat anti diabetes oral yang termasuk ke dalam golongan sulfonilurea) dan metformin (anti diabetes oral golongan biguanid).Berikut ini adalah informasi lengkap Velacom Plus 1 mg/250 mg yang disertai tautan merk-merk obat lain dengan nama generik yang sama.
Mengenai Velacom Plus 1 mg / 250 mg
Golongan
Velacom Plus 1 mg/250 mg hanya bisa digunakan melalui resep dokter
Kemasan
Velacom Plus 1 mg/250 mg dipasarkan dengan kemasan sebagai berikut :
- Dos 3 x 10 kaplet salut selaput 1 mg/250 mg
Kandungan
Tiap kemasan Velacom Plus 1 mg/250 mg mengandung zat aktif (nama generik) sebagai berikut :
- Per 1/250 mg : Glimepiride 1 mg, metformin HCl 250 mg
Manfaat Velacom Plus 1 mg / 250 mg
Kegunaan Velacom Plus 1 mg/250 mg adalah untuk pengobatan diabetes mellitus tipe 2 jika kadar gula darah tidak cukup dikendalikan dengan diet, latihan fisik dan penurunan berat badan saja atau jika terapi dengan glimepiride atau metformin tunggal tidak memberikan hasil yang adequat.
Efek Samping Velacom Plus 1 mg/250 mg
Berikut adalah beberapa efek samping Velacom Plus 1 mg/250 mg yang umum terjadi :
- Efek samping Velacom Plus 1 mg/250 mg pada saluran pencernaan seperti mual, muntah, diare, kram perut, sembelit, nyeri pada ulu hati, perut kembung dan lebih sering kentut. Efek samping obat yang metformin pada saluran pencernaan lebih tinggi dibandingkan obat anti diabetes lainnya.
- Obat ini juga mempunyai efek samping seperti sakit kepala, demam, kenaikan berat badan, dan reaksi alergi pada kulit terutama pada orang-orang yang peka.
- Hati-hati dengan resiko terjadinya hipoglikemia (kadar gula darah yang terlalu rendah), terutama jika Velacom Plus 1 mg/250 mg digunakan untuk jangka waktu lama dan dengan dosis yang lebih tinggi.
- Efek samping obat yang mengandung metformin yang lebih serius namun jarang terjadi adalah asidosis laktat. Kejadian lebih sering bila pasien juga menderita gangguan hati, ginjal paru, gangguan jantung kongestif atau mengkonsumsi alkohol secara berlebihan. Jika efek samping ini terjadi segera hentikan pemakaian Velacom Plus 1 mg/250 mg dan hubungi pihak medis. Tanda-tanda asidosis laktat adalah : merasa sangat lemah, lelah, atau tidak nyaman, nyeri otot, kesulitan bernapas, gangguan perut, merasa kedinginan, pusing, detak jantung lambat atau tidak teratur.
- Peda penggunaan jangka panjang, waspadai terjadinya malabsorpsi vitamin B12.
- Efek samping lain eritema, pruritus, urtikaria dan bisa menyebabkan hepatitis jika diberikan pada dosis tinggi dan jangka waktu lama.
Dosis Velacom Plus 1 mg/250 mg
Dosis Velacom Plus 1 mg/250 mg disesuaikan secara individual berdasarkan kadar glukosa darah pasien. Awalnya dipilih dosis efektif terendah kemudian bisa ditingkatkan tergantung pada kadar glukosa darah pasien. Berikut dosis yang bisa digunakan :
- 1-2 x sehari, sebelum atau bersamaan dengan makan.
Interaksi obat
Di bawah ini adalah interaksi Velacom Plus 1 mg/250 mg dengan obat-obat lain jika digunakan secara bersamaan :
- Penggunaan bersamaan dengan miconazole oral bisa menyebabkan hipoglikemia berat.
- Fluconazole menghambat metabolisme Glimepiride sehingga konsentrasinya dalam plasma meningkat yang dapat menyebabkan hipoglikemia.
- Rifampin dapat menyebabkan penurunan konsentrasi plasma Glimepiride yang dapat menyebabkan memburuknya kontrol glikemik.
- Colesevelam dapat mengurangi konsentrasi plasma maksimum Glimepiride. Jika keduanya dibutuhkan, sebaiknya diberi jarak 4 jam.
- Pemakaian Glimepiride bersama bosentan bisa memicu masalah pada hati. Efektivitas kedua obat juga menurun.
- Salisilat, sulfonamid, kloramfenikol, clarithromycin, antikoagulan coumarin, probenesid, inhibitor CYP2C9, turunan asam fibric, Disopiramid, fluoxetine, kuinolon, ACE inhibitor, MAOIs dan β-blocker dapat mempotensiasi aksi hipoglikemik Glimepiride.
- Tiazid dan diuretik lain, kortikosteroid, fenotiazin, produk tiroid, estrogen, fenitoin, asam nikotinat, simpatomimetik dan induser CYP2C9 dapat mengurangi efek hipoglikemik Glimepiride.
- Cimetidine, antibiotik cefalexin mengurangi clearance metformin oleh ginjal sehingga menyebabkan peningkatan konsentrasinya dalam plasma.
- Obat kationik misalnya amilorid, digoxin, morfin, procainamide, quinidine, kina, ranitidine, triamterene, trimetoprim, atau vankomisin, secara teoritik juga bisa menyebabkan peningkatan konsentrasi plasma metformin dengan mekanisme yang sama.
Kontraindikasi
- Jangan menggunakan Velacom Plus 1 mg/250 mg untuk pasien yang mempunyai riwayat hipersensitif (alergi) terhadap obat-obat yang termasuk golongan sulfonilurea, sulfonamide, atau obat golongan biguanid.
- Penderita diabetes mellitus tipe 1, prekoma dan koma diabetes atau pasien yang dalam urinenya terdapat senyawa keton (ketoasidosis) dilarang menggunakan Velacom Plus 1 mg/250 mg.
- Velacom Plus 1 mg/250 mg kontraindikasi untuk penderita gangguan ginjal, penyakit paru-paru, penyakit hati dan kondisi-kondisi lain yang bisa menyebabkan peningkatan resiko asidosis laktat.
- Jangan diberikan jika terjadi hipoksia jaringan misalnya kegagalan pernafasan, menderita infark miokardial, sepsis atau gangguan hati.
- Jangan diberikan untuk wanita hamil atau ibu menyusui.
- Saat menjalani pemeriksaan radiologi yang menggunakan media iodin, pemakaian Velacom Plus 1 mg/250 mg harus dihentikan. Bisa dilanjutkan setelah fungsi ginjal normal.
- Jika anda harus menggunakan obat anestesi umum misalnya pembedahan, pemakaian Velacom Plus 1 mg/250 mg harus dihentikan. Bisa dilanjutkan bila kondisi ginjal telah normal kembali.
Perhatian
Hal-hal yang perlu diperhatikan pasien jika menggunakan Velacom Plus 1 mg/250 mg adalah sebagai berikut :
- Velacom Plus 1 mg/250 mg digunakan tepat sebelum makan atau bersama makanan, biasanya pada makan pagi atau makan besar pertama. Obat harus ditelan utuh, tidak dihancurkan, tidak dilarutkan dalam air, atau tidak dikunyah.
- Obat ini tidak boleh digunakan jika anda akan menjalani operasi, memiliki infeksi berat, penderita gangguan fungsi hati, gangguan ginjal terutama gagal ginjal, gangguan kelenjar adrenal atau kelenjar pituitari dan pasien lanjut usia (di atas 70 tahun). Jika Velacom Plus 1 mg/250 mg digunakan untuk terapi jangka panjang, fungsi ginjal dan hati sebaiknya diperiksa setidaknya setahun sekali.
- Jangan menggunakan Velacom Plus 1 mg/250 mg tanpa resep dokter atau menggunakannya melebihi dosis yang dianjurkan karena beresiko menyebabkan penurunan kadar gula darah secara drastis (hipoglikemia) yang bisa berakibat fatal. Jika anda mengalami efek samping yang berat misalnya terjadi reaksi alergi atau anda lemas karena penurunan gula darah yang drastis segera hubungi pihak medis.
- Obat-obat golongan sulfonilurea bisa menyebabkan hemolisis akut. Oleh karena itu, penggunaan Velacom Plus 1 mg/250 mg untuk orang-orang dengan defisiensi G6PD (enzim yang melindungi sel darah merah), harus mendapatkan perhatian serius. Pemakaian obat alternatif non-sulfonylurea perlu dipertimbangkan.
- Karena resiko terjadinya hipoglikemia yang ditandai dengan tubuh yang lemah dan pusing, sebaiknya anda tidak menyalakan mesin atau mengemudi selama menggunakan anti diabetes oral seperti Velacom Plus 1 mg/250 mg.
- Pengobatan disaat stres sebaiknya menggunakan terapi suntikan insulin.
- Pengaturan pola makan dan aktivitas olahraga mungkin akan membantu proses pengendalian gula darah anda.
- Konsumsi alkohol dan paparan sinar matahari harus dibatasi karena dapat memperburuk efek samping Velacom Plus 1 mg/250 mg. Kurangi atau hentikan konsumsi alkohol.
- Jika anda ibu menyusui, sebaiknya tidak menggunakan Velacom Plus 1 mg/250 mg mengingat efek hipoglikemik yang mungkin terjadi pada bayi. Sebaiknya anda menggunakan insulin untuk mengontrol gula darah anda.
- Keamanan dan efektivitas pada anak usia di bawah 18 tahun belum bisa dipastikan.
Penggunaan Velacom Plus 1 mg/250 mg untuk wanita hamil
FDA (badan pengawas obat dan makanan amerika serikat) mengkategorikan metformin dalam kategori B dengan penjelasan sebagai berikut :
penelitian pada reproduksi hewan tidak menunjukkan resiko pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada wanita hamil / Penelitian pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin, tapi studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada wanita hamil tidak menunjukkan resiko pada janin di trimester berapapun.
Sedangkan Glimepiride termasuk kategori C dengan penjelasan sebagai berikut :
Penelitian pada reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia, namun jika potensi keuntungan dapat dijamin, penggunaan obat pada ibu hamil dapat dilakukan meskipun potensi resiko sangat besar.
Hasil studi pada hewan tidak selalu equivalen dengan hasil pada manusia. Mengingat efek buruk yang mungkin terjadi, kebanyakan para ahli menyarankan untuk lebih memilih insulin.Wanita yang menderita diabetes gestasional yang diobati dengan anti diabetes yang mengandung metformin mengalami kekurangan berat badan selama kehamilan dibandingkan mereka yang diobati dengan insulin. Bayi yang lahir dari wanita yang diobati dengan metformin telah diketahui memiliki sedikit lemak visceral, yang menyebabkan mereka menjadi kurang rentan terhadap resistensi insulin di kemudian hari.