Ventolin Nebulizer adalah obat yang digunakan untuk mengobati penyakit pada saluran pernapasan, seperti asma dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Ventolin merupakan nama yang biasanya dipakai untuk memasarkan salbutamol. Nebulizer menunjukkan bahwa cara penggunaan obat ini adalah dengan menghirup uapnya melalui hidung.
Salbutamol merupakan salah satu senyawa yang paling sering ditemui pada obat asma. Obat ini termasuk golongan bronkodilator agonis adrenoreseptor beta-2 selektif yang bereaksi cepat.
Salbutamol bekerja dengan merangsang reseptor beta-2 adrenergik pada otot-otot polos bronkus secara selektif, sehingga pernapasan menjadi lebih lancar.
Mengenai Salbutamol
Golongan
Obat keras (K), harus dengan resep dokter
Kemasan
Ventolin Nebulizer dipasarkan dengan kemasan sebagai berikut:
- Dus 20 ampul 2.5 mg
Kandungan
Tiap kemasan Ventolin Nebulizer mengandung zat aktif sebagai berikut:
- Salbutamol 2.5 mg/2.5 ml NaCl
Manfaat Ventolin Nebulizer
Manfaat Ventolin Nebulizer adalah untuk mengobati kondisi-kondisi berikut:
- Bronkospasme (penyakit asma karena alergi tertentu, asma bronkial, bronkitis asmatis, emfisema pulmonum) dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
- Hiperkalemia akut, karena kemampuannya merangsang aliran kalium ke dalam sel sehingga konsentrasi kalium dalam darah berkurang.
- Kejang bronkus pada pasien yang memiliki penyakit jantung atau tekanan darah tinggi. Ventolin Nebulizer lebih dipilih karena bekerja lebih lama dan lebih aman, dibandingkan beta-2 adrenergic lainnya.
Kontraindikasi
Tidak semua pasien boleh mengonsumsi obat Ventolin Nebulizer, terutama:
- Pasien yang memiliki riwayat hipersensitif (alergi) pada salbutamol atau obat agonis adrenoreseptor beta-2 lainnya.
- Pasien dengan risiko penyakit jantung iskemik.
- Wanita dengan kehamilan kurang dari 22 minggu, kehamilan berisiko seperti infeksi, pendarahan, plasenta previa, preeklamsia berat, eklamsia berat, dan wanita dengan abortus iminens (keguguran dipertahankan).
Efek samping Ventolin Nebulizer
Berikut adalah beberapa efek samping Ventolin Nebulizer:
- Nadi meningkat, nyeri dada, denyut jantung cepat, tremor (terutama pada tangan), kram otot, sakit kepala, dan gugup.
- Pelebaran pembuluh darah jaringan, aritmia (gangguan irama jantung), gangguan tidur, dan gangguan tingkah laku.
- Bronkospasme paradoksikal, urtikaria (biduran), angioedema (pembengkakan pembuluh darah akibat reaksi berat), dan hipotensi (tekanan darah menurun).
- Hipokalemia (kalium darah menurun), terutama jika diberikan pada dosis tinggi.
- Penggunaan dosis tinggi dilaporkan dapat memperburuk diabetes melitus dan ketoasidosis.
Dosis Ventolin Nebulizer
Ventolin Nebulizer diberikan dengan dosis sebagai berikut:
- Dewasa dan anak > 18 bulan untuk mengobati bronkospasme kronis yang tidak berespon terhadap terapi konvensional dan asma akut yang berat: 2.5 mg 4-5 kali sehari bila perlu. Pemantauan selama penggunaan diperlukan karena mungkin diperlukan alternatif terapi lain. Efektivitas untuk anak < 18 bulan masih diragukan.
Interaksi Ventolin Nebulizer
Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain, sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, obat tidak dapat bekerja dengan maksimal atau bahkan menimbulkan racun yang membahayakan tubuh.
Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang sedang Anda konsumsi dan beri tahukan pada dokter. Jenis obat yang dapat berinteraksi dengan Ventolin Nebulizer adalah:
- Bronkodilator simpatomimetik kerja pendek: memberikan efek yang sangat buruk pada sistem kardiovaskular.
- Obat-obatan beta-2 antagonis: menghambat kerja salbutamol.
- Obat-obatan golongan beta-blocker non-selektif seperti propranolol: meningkatkan efek penyempitan saluran bronkus pada pasien asma.
- Monoamine oksidase inhibitor atau antidepresan trisiklik: dapat memperkuat efek salbutamol pada sistem kardiovaskular, lalu memicu hipertensi berat.
- Atomoksetin: meningkatkan risiko efek samping pada sistem kardiovaskular.
- Salbutamol dapat menurunkan konsentrasi digoksin dalam plasma.
- Metildopa: menyebabkan hipotensi akut (penurunan tekanan darah terlalu cepat dalam waktu singkat) .
Perhatian
Hal-hal yang perlu diperhatikan selama menggunakan Ventolin Nebulizer adalah:
- Hentikan pemakaian dengan segera jika Anda mengalami reaksi alergi seperti ruam, gatal, sakit tenggorokan, demam, arthralgia, pucat, atau tanda-tanda lainnya, karena bisa berakibat yang lebih fatal.
- Obat ini bisa menyebabkan bronkospasme paradoks yang bisa mengancam nyawa. Jika bronkospasme terjadi, segera hentikan pemakaian obat dan hubungi dokter.
- Pada dosis tinggi atau penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan hipokalemia, terutama pada pasien dengan gagal ginjal dan orang-orang yang sedang menggunakan obat diuretik tertentu atau obat turunan xanthine.
- Seperti semua amina simpatomimetik, obat ini harus digunakan secara hati-hati pada pasien dengan gangguan kardiovaskular terutama insufisiensi koroner, aritmia jantung, dan hipertensi.
- Pasien dengan hipertiroidisme juga harus hati-hati menggunakan obat ini.
- Seperti obat-obat agonis adrenoseptor beta-2, Ventolin Nebulizer harus digunakan dengan hati-hati pada penderita diabetes melitus karena beresiko terjadinya ketoasidosis. Pemantauan kadar glukosa darah perlu dilakukan.
- Belum diketahui apakah salbutamol diekskresikan dalam air susu ibu. Pada studi hewan, obat ini telah diketahui memiliki potensi tumorigenicity. Oleh karena itu, sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan obat pilihan yang lebih aman atau diberikan dengan jarak yang cukup antara menyusui dan penggunaan obat.
- Keamanan dan efektivitas pada pasien usia 4 tahun atau kurang belum diketahui.
Penggunaan Ventolin Nebulizer untuk Ibu Hamil
FDA di Amerika Serikat (setara BPOM di Indonesia) menggolongkan salbutamol ke dalam kategori C dengan penjelasan sebagai berikut:
Penelitian pada reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia. Namun jika potensi keuntungan dapat dijamin, penggunaan obat pada ibu hamil dapat dilakukan meskipun potensi risiko sangatlah besar.
Penelitian pada hewan memang tidak selalu bisa digunakan sebagai acuan keamanan obat oleh manusia. Namun, efek buruk obat ini pada janin hewan harus menjadi perhatian serius jika perlu digunakan pada wanita hamil.
Penggunaan salbutamol oleh ibu hamil hanya dilakukan untuk tujuan tertentu misalnya mencegah kelahiran prematur. Dengan catatan, manfaat yang diperoleh lebih besar daripada risiko yang mungkin terjadi.
Artikel terkait: