Kabar baik datang ke Indonesia. Pada Januari 2021, vaksin COVID-19 siap didistribusikan kepada masyarakat. Meski demikian, bukan berarti kita dapat mengendurkan kedisiplinan untuk menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Jangan lupa bahwa hingga sekarang pun angka penularan COVID-19 dan korban jiwanya masih terus bertambah di Indonesia. Ingat pula bahwa risiko kolapsnya sektor kesehatan--mulai dari penuhnya rumah sakit dan ruang isolasi, tenaga medis yang kelelahan secara fisik dan mental, hingga gugurnya tenaga medis--merupakan kondisi serius yang sedang kita hadapi.
Booking Klinik Pemeriksaan COVID-19 via HonestDocs
Dapatkan diskon hingga 70% paket covid-19 hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!
Itu belum ditambah dengan kabar bahwa seseorang yang pernah terpapar virus corona bisa dinyatakan positif lagi. Apa penyebab kondisi ini?
Berapa lama masa penyembuhan COVID-19?
Semakin hari, jumlah pasien positif corona kian bertambah signifikan, termasuk di Indonesia. Itu artinya, penularan virus corona masih terus terjadi di masyarakat sehingga menyebabkan jumlah kasus positif terus meningkat.
Lama atau tidaknya penyembuhan virus corona COVID-19 ini dipengaruhi oleh sistem imun tubuh masing-masing orang. Dilansir Harvard Health Publishing, gejala infeksi virus corona yang tergolong ringan dapat berangsur-angsur pulih dalam waktu 1-2 minggu. Pada kasus yang parah, masa pemulihan bisa jadi lebih lama, yaitu sekitar 6 minggu atau lebih.
Setelah dinyatakan sembuh alias negatif COVID-19, bukan berarti pasien boleh langsung beraktivitas seperti biasanya. Sebaiknya tetaplah isolasi mandiri di dalam rumah selama kurang lebih 2 minggu supaya sistem imun terbentuk secara maksimal dan menghindari risiko terpapar dari orang lain.
Baca Juga: Memahami Dampak Virus Corona (COVID-19) Pada Tubuh
Benarkah COVID-19 bisa kambuh lagi meski sudah sembuh?
Tidak ada yang lebih membahagiakan daripada mendengar kabar bahwa pasien yang semula positif telah dinyatakan sembuh dan terbebas dari virus corona. Meski begitu, tentunya masih ada perasaan khawatir bakal kembali terinfeksi.
Booking Klinik Pemeriksaan COVID-19 via HonestDocs
Dapatkan diskon hingga 70% paket covid-19 hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!
Toh, berita tentang orang-orang yang positif COVID-19 setelah dinyatakan sembuh juga muncul beberapa kali. Sejauh ini, para ahli menduga dua penyebab mengapa kondisi ini bisa terjadi:
1. Virus corona masih tersisa dalam tubuhnya
Menurut Dr. Mahmoud Loghman-Adham, MD, pasien yang sudah terkena virus corona semestinya tidak akan mengalami kekambuhan. Pasalnya, tubuh pasien akan membuat antibodi khusus untuk melawan virus sehingga tubuhnya lebih kebal terhadap infeksi berulang dari virus yang sama.
Ketika dilakukan tes COVID-19 ulang, hasilnya akan positif apabila jumlah virus corona dalam tubuh pasien tergolong banyak. Jika hasilnya negatif atau false positive, mungkin saja jumlah salinan virus ternyata kurang dari ambang batas sehingga tidak terdeteksi.
Artinya, kemungkinan masih ada sisa-sisa virus di dalam tubuh pasien dan kebetulan pengaturan sistem imunnya bermasalah. Akibatnya, tubuh pasien belum menghasilkan antibodi yang tepat dan gejala virus corona kembali muncul.
Selain itu, virus corona masih tergolong baru sehingga tubuh pun belum mengetahui jenis virus tersebut apakah bersifat baik atau tidak. Hal ini mengakibatkan tubuh tidak memiliki respons untuk melawan COVID-19 dengan maksimal.
Baca Juga: Rapid Test untuk Deteksi Virus Corona, Begini Prosedurnya
Booking Klinik Pemeriksaan COVID-19 via HonestDocs
Dapatkan diskon hingga 70% paket covid-19 hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!
2. Pasien terpapar dari orang lain
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menegaskan bahwa pasien positif COVID-19 yang sudah dinyatakan sembuh tidak akan mengalami kekambuhan. Hanya saja, pasien bisa sakit lagi jika terpapar dari orang lain yang membawa virus.
Itu artinya, bukan penyakitnya yang kambuh, tetapi tertular dari pasien lain. Misalnya saja, pasien tidak rajin mencuci tangan setelah menyentuh benda-benda di tempat umum atau terkena droplet dari orang lain yang sakit.
Oleh karena itulah, pasien yang sudah sembuh wajib betul-betul menjaga kesehatannya agar tidak tertular virus yang sama. Mulai dari rutin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, tutupi batuk dan bersin dengan tisu atau sapu tangan, dan membersihkan seluruh permukaan dengan disinfektan.
Selalu konsumsi makanan sehat dan bergizi, istirahat cukup, serta minum vitamin untuk menjaga daya tahan tubuh. Yang tak kalah penting, perhatikan tubuh Anda sendiri dan segera periksakan diri ke dokter jika gejala virus corona muncul lagi.
Baca Juga: Pentingnya Social Distancing Agar Virus Corona Tak Makin Genting
Jaga diri sendiri dan orang terdekat dari paparan virus corona dengan rajin cuci tangan menggunakan sabun, kenakan masker pelindung, gunakan tisue ketika bersin atau batuk, dan hindari keramaian. Jangan lupa untuk tetap menjaga kesehatan dengan mengonsumsi makanan sehat dan bergizi, berolahraga, istirahat cukup, dan minum air putih serta multivitamin.
Jika mengalami gejala seperti demam, batuk, bersin, atau kondisi lainnya, segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapat tes COVID-19 dan penanganan lebih lanjut. Informasi atau laporan kasus COVID-19 bisa diakses melelui website resmi www.covid19.go.id atau lewat hotline Kementerian Kesehatan Republik Indonesia khusus COVID-19 di nomor 119 ext. 9. Pencegahan dan penanganan awal akan membantu mengurangi risiko bahaya atau komplikasi yang lebih parah.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.