Air ketuban adalah zat cair yang mengelilingi janin di dalam rahim, hal ini akan memungkinkan janin untuk terus tumbuh dan bergerak. Cairan ini memberikan banyak fungsi bermanfaat bagi pertumbuhan janin.
Air ketuban membantu mencegah dinding rahim dari konstriksi terlalu ketat yang bisa mengganggu pertumbuhan janin karena sempitnya ruang rahim, dan juga bertindak sebagai bantalan pelindung untuk mencegah kerusakan apapun pada janin yang sedang tumbuh.
Dengan adanya cairan ketuban ini, maka bisa kita ibaratkan bahwa janin dalam rahim seperti ikan yang berada dalam plastik berisi air. Air ketuban mengandung berbagai zat penting seperti karbohidrat, protein, elektrolit, fosfolipid dan lipid sebagai makanan yang diperlukan janin untuk tumbuh. Dari sini kita akan mengetahui seperti apa warna air ketuban dan seperti apa baunya.
Cairan ketuban mulai terbentuk sekitar dua minggu setelah terjadinya pembuahan. Produksinya terus bertambah seiring bertambahnya usia janin, jumlahnya selalu terjaga dan dipertahankan di dalam kandungan.
Agar air ketuban tidak bocor keluar, maka ada struktur berupa selaput yang menjaganya. Selaput ketuban ini akan pecah dan air ketuban akan keluar melalui jalan lahir ketika proses persalinan.
Namun, ketika kondisi abnormal terjadi bisa saja selaput ini pecah lebih awal lalu keluarlah air ketuban yang terkadang disalahartikan sebagai cairan keputihan. Oleh sebab itu mari kita mengenali warna air ketuban dan baunya.
Seperti Apa Ciri-ciri Air Ketuban?
Air ketuban normal biasanya tidak berwarna, atau berwarna sedikit kuning. Cairan ketuban tidak berbau urin; bisa tidak berbau atau memiliki bau manis. Dalam beberapa kasus, cairan ketuban mungkin tercampur dengan beberapa bintik-bintik darah atau flek lendir keputihan.
Bagaimana Membedakan Antara Cairan Urine, Keputihan, dan Air Ketuban?
Banyak wanita yang mengalami keluarnya cairan dari vagina, dan tidak tahu apa sebenarnya cairan yang keluar tersebut. Apakah itu urine, debit atau cairan ketuban, keputihan dan lain-lain. Di bawah ini kami melayani beberapa informasi yang berguna untuk membantu mengidentifikasi cairan-cairan yang dimaksud, terkhusus untuk ibu hamil.
- Air ketuban, Jika cairan mengalir terus, bahkan setelah Anda mengosongkan kandung kemih, maka kemungkinan itu adalah cairan ketuban dan itu artinya ada kebocoran pada selaput ketuban. Cermati juga baunya, yaitu berbau sedikit amis.
- Air seni, urine bisa keluar tanpa disadari dan ini cukup umum dalam kehamilan, terutama ketika trimester kedua dan ketiga, di mana bayi mulai menekan kandung kemih. Urine biasanya keluar sedikit-sedikit, tidak seperti ketuban yang lebih banyak, urin memiliki warna yang khas yaitu jelas kekuningan atau lebih gelap dari itu. Baunya khas (pesing) dan mirip dengan amonium.
- Cairan keputihan, bisa berwarna putih, kekuningan atau kecoklatan, dan biasanya lebih kental (berlendir) daripada urin atau cairan ketuban. Cairan bisa berbau amis, busuk, atau mungkin tidak memiliki bau, dan jelas berbeda dengan urin ataupun air ketuban yang begitu cair.
Baca: Keputihan Saat Hamil, Normal Kah??
Apa Penyebab Selaput Ketuban Pecah?
Ada banyak alasan kenapa air ketuban bisa keluar selama kehamilan, antara lain:
- Infeksi (baik dalam rahim, leher rahim, atau vagina)
- Riawayat ketuban pecah dini pada kehamilan sebelumnya.
- Pernah melakukan operasi pada serviks atau leher rahim sebelumnya.
- Pilihan gaya hidup tak sehat, seperti alkohol, merokok, dan obat-obatan terlarang.
- Masalah psikologis, seperti stres
- Terjadi trauma / cedera pada kantung ketuban
- Cacat kantung ketuban
Baca: Penyebab Keguguran, Tanda-tanda, dan Pencegahan
Bagaimana Menangani Ketuban Pecah Dini?
Pertama, Anda harus tahu bahwa telah keluar cairan ketuban dan segera melaporkannya kepada dokter. Anda perlu untuk mengunjungi klinik, atau rumah sakit bangsal bersalin. Jangan menganggap remeh masalah ini, karena pada beberapa kasus ketuban pecah dini bisa berbahaya untuk bayi sehingga menangani kondisi tersebut dengan baik menjadi hal yang sangat penting.
Ketuban Pecah Sebelum Hamil 34 Minggu
Jika ketuban pecah sebelum 34 minggu, maka Anda harus mengunjungi fasilitas medis yang tepat secepat mungkin. dokter Anda terlebih dahulu akan memeriksa tanda-tanda infeksi; jika tidak ada, maka mereka mungkin mencoba untuk menunda persalinan, dan memberikan Anda obat-obatan steroid untuk membantu paru-paru janin agar tumbuh lebih cepat sehingga cepat 'matang'.
Dokter biasanya akan melakukan tes untuk memeriksa paru-paru bayi, jika paru-paru telah tumbuh cukup 'matang', maka dokter kemungkinan akan menginduksi persalinan. Ibu akan diberikan antibiotik untuk membantu mencegah infeksi.
Ketuban Pecah Antara 34 dan 37 minggu Kehamilan
Jika ketuban pecah antara 34 dan 37 minggu kehamilan, dalam banyak kasus, dokter biasanya akan menyarankan untuk dilakukannya induksi persalinan. Dalam kebanyakan kasus, kelahiran bayi prematur akan lebih baik daripada risiko mendapatkan infeksi karena menunggu jadwal persalinan normal.
Ketuban Pecah Setelah 37 minggu
Jika Anda telah menginjak 37 minggu kehamilan dan pada saat itu cairan ketuban mulai bocor, maka umumnya bayi sudah siap untuk dilahirkan. Carilah pertolongan medis untuk persalinan segera, karena semakin lama Anda menunggu, kemungkinan lebih tinggi infeksi dapat terjadi.
Prinsip! ketika air ketuban sudah keluar, maka ada dua pilihan: menunggu persalinan alami atau menginduksi persalinan. Hal terbaik agar terhindar dari infeksi adalah mengupayakan persalinan sebelum 24 jam dihitung dari mulai pecahnya ketuban. Maka dari itu, kenalilah ciri-ciri, warna dan bau air ketuban.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.