Siapa pun dapat tertular HIV, namun beberapa kelompok orang berisiko lebih besar tertular penyakit ini. Di masa lalu, infeksi HIV identik dengan penyakit yang terjadi pada orang-orang penyuka sesama jenis dan pekerja seks komersial.
Namun, dengan fakta yang Anda mengenai penyakit ini, ternyata HIV/AIDS tidak hanya menyerang kelompok orang yang melakukan penyimpangan praktik seksual.
Kondisi ini dapat terjadi pada siapa, untuk lebih jelasnya mari disimak artikel yang satu ini.
Bagaimana penyebaran penyakit HIV?
HIV dapat menyebar melalui:
- Hubungan seksual secara vaginal atau anal tanpa menggunakan pengaman, dengan seseorang yang terinfeksi HIV. Orang dalam perawatan Antiretroviral Therapy (ART) dengan tingkat HIV yang tidak terdeteksi tidak dapat menularkan virus melalui hubungan seks vaginal atau anal. Seks oral tanpa kondom beresiko sangat rendah untuk penularan HIV.
- Menggunakan jarum suntik secara bersamaan dengan orang yang terinfeksi HIV.
- Penularan dari ibu ke anak selama kehamilan atau persalinan dan melalui proses menyusui.
Berikut 4 golongan yang mungkin Anda kira tidak berisiko tertular HIV, tetapi ternyata berisiko lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok lainnya :
1. Ibu rumah tangga
Ibu rumah tangga berisiko lebih tinggi terinfeksi HIV / AIDS dibandingkan dengan pekerja seks. Selain itu, satu dari 10 wanita hamil juga diprediksi terinfeksi virus HIV.
Tingginya angka kejadian infeksi HIV/AIDS pada wanita disebabkan oleh para suami yang berhubungan seks dengan pekerja seks. Ketika para suami ini pulang, mereka berhubungan seks dengan istri mereka.
Sebuah survei menemukan kebanyakan pria yang berhubungan seks dengan pekerja seks komersial tidak menggunakan kondom ketika berhubungan seks.
Ketika para istri menyarankan suami mereka untuk memakai kondom, banyak pria marah dan berkata, 'Seorang suami dan istri tidak perlu menggunakan kondom.' Jadi para wanita harus berhubungan seks dengan suami mereka tanpa kondom.
Oleh karena itu, baik suami dan istri perlu mendapatkan edukasi tentang cara terbaik untuk melindungi diri dari penyakit menular seksual, khususnya HIV / AIDS.
Ketika seorang wanita memiliki pengetahuan dan berani berbicara kepada suami mereka tentang kesehatan reproduksi, angka kejadian terinfeksi HIV / AIDS pada kalangan ibu rumah tangga tentu saja akan berkurang.
2. Petugas medis
Petugas medis memiliki risiko yang cukup tinggi terinfeksi HIV jika mereka secara tidak sengaja menusuk diri mereka sendiri dengan jarum atau alat tajam lain yang terkontaminasi dengan HIV.
Namun, hanya sejumlah kecil pekerja rumah sakit di seluruh dunia yang terinfeksi HIV dengan cara ini.
Perawatan preventif, yang dapat dilakukan untuk mengurangi kemungkinan terinfeksi HIV masuk ke aliran darah, tersedia untuk petugas kesehatan yang secara tidak sengaja menusuk diri mereka dengan jarum atau alat tajam lain yang terkontaminasi dengan HIV.
Ini dikenal sebagai profilaksis pasca pajanan, atau post-exposure prophylaxis PEP. Setelah diberikan PEP, kesehatan petugas kesehatan dalam situasi ini akan dipantau secara ketat.
3. Bayi yang lahir dari Ibu yang terinfeksi
Sebagian besar anak yang terinfeksi HIV mendapatkannya dari ibu mereka selama masa kehamilan, proses kelahiran, atau periode menyusui.
Wanita yang dideteksi menderita HIV sejak dini dan mendapatkan penanganan yang adekuat selama masa kehamilan, memiliki kemungkinan yang sangat rendah menularkan virus HIV ke bayi mereka.
Mendapatkan penanganan yang adekuat sejak dini adalah cara terbaik untuk mencegah penularan HIV pada bayi.
Anak-anak dapat terinfeksi melalui pelecehan seksual atau pemerkosaan.
Di beberapa negara, pernikahan anak di bawah umur diterima secara budaya, dan seorang gadis muda bisa terkena infeksi HIV dari suaminya yang lebih tua, dan kemudian menularkannya kepada bayinya juga.
4. Pengguna jarum suntik
Penggunaan narkoba suntikan menyebarkan HIV di kalangan anak muda yang hidup di jalanan. Dalam satu penelitian, perilaku berisiko tinggi, termasuk berbagi jarum, adalah hal umum yang terjadi di kalangan anak-anak remaja.
Selain penggunaan narkoba suntikan, Transfusi darah, tattoo, bahkan perawatan salon seperti manicure dan pedicure dengan peralatan yang terinfeksi HIV-positif juga dapat menyebabkan terjadinya penularan HIV.
Oleh karena itu, selalu perhatikan keamanan saat melakukan prosedur yang dapat berpotensi menyebabkan terjadinya penularan virus HIV.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.