Whipple Disease adalah salah satu jenis infeksi sistem pencernaan yang jarang sekali ditemukan. Bakteri pada whipple disease mengganggu pemecahan makanan untuk menyerap lemak dan karbohidrat sebagai sumber nutrisi.
Penyakit ini dsiebabkan oleh bakteri Tropheryma whipplei. Bakteri yang sudah masuk ke tubuh dapat menimbulkan penyebarannya di sistem organ tubuh lainnya seperti jantung, paru-paru, dan otak.
Whipple disease dapat berisiko menimbulkan malabsoprsi pada tubuh akibat gagalnya penyerapan nutrisi dari makanan yang dikonsumsi. Pemecahan yang tidak sempurna pada sistem pencernaan akan mengganggu sistem kekebalan tubuh serta penurunan berat badan.
Bakteri Tropheryma whipplei masuk ke dalam tumbuh melalui beberapa sumber seperti pada air yang dikonsumsi dan telah terkontaminasi bakteri, serta dari lingkungan pekerjaan yang tidak higienis. Bakteri yang masuk ke dalam tubuh akan menghambat nutrisi dari makanan yang telah masuk ke dalam usus halus dengan cara merusak jaringan villi sehingga villi menjadi lebih tebal. Lapisan villi yang menebal menurunkan kemampuan dinding usus untuk menyerap nutrisi makanan.
Faktor risiko terjadinya whipple disease didapat sesuai dengan kriteria yaitu:
- Jenis Kelamin. Pria lebih berpeluang mengidap whipple disease
- Usia. Whipple disease banyak mengancam orang pada usia 40 hingga 60 tahun
- Pekerjaan. Lingkungan kerja yang tidak higienis seperti para pemungut sampah, kebersihan kota, dan pabrik penyaringan memiliki resiko tertinggi terkena whipple disease
Gejala Whipple Disease
Gejala awal yang ditimbulkan pada penderita whipple disease berawal dari gangguan sistem pencernaan seperti:
- Diare
- Nyeri perut
- Kram pada otot perut
- Perut menjadi kembung
- Cepat lelah
Gejala semakin memberat dengan timbulnya kondisi lain seperti:
- Demam tinggi
- Anemia
- Penglihatan menurun
- Nyeri otot
Bakteri pada whipple disease dengan cepat berkembang dan menyerang organ lainnya hingga menimbulkan gejala seperti:
- Kulit kering
- Pembesaran kelenjar getah bening
- Mati rasa pada pergelangan
- Kesulitan berjalan
- Nyeri sekitar mata
- Batuk
- Nyeri dada
- Nadi tidak teratur
- Demensia
- Insomnia
Diagnosis Whipple Disease
Untuk menilai diagnosis, dokter melakukan beberapa pemeriksaan antara lain:
- Endoskopi
Endoskopi duodenum dilakukan dengan memasukkan kamera kecil ke organ usus dengan melihat adanya kelainan yang timbul pada dinding organ. Hasil penemuan yang cenderung menimbulkan kecurigaan pada whipple disease adalah dinding usus yang tebal serta berminyak. - PCR
Pemeriksaan darah dengan metode PCR (Polymerase Chain Reaction) merupakan pemeriksaan yang paling sensitif untuk menentukan jenis bakteri penyebab penyakit khususnya pada whipple disease. Dokter mengambil sampel darah untuk mendeteksi adanya DNA dari bakteri Tropheryma whipplei di laboratorium. - Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah lengkap dapat menentukan adanya penurunan sel darah merah yang memicu anemia serta penurunan kadar albumin dalam darah. - Biopsy
Pemeriksaan bopsi dilakukan bersamaan dengan endoskopi dengan cara mengambil sampel jaringan kecil dari usus yang terinfeksi bakteri dan dilihat di laboratorium ada tidaknya bakteri penyebab penyakit.
Penatalaksanaan Whipple Disease
Hingga saat ini, obat antibiotik menjadi obat utama dalam mebasmi bakteri yang menginfakesi sistem pencernaan tersebut. Obat ceftriaxone atau penicillin G dipilih dengan cara menyuntikannya secara intravena.
Ceftriaxone biasanya diberikan dengan dosis 2g injeksi intravena selama 2 minggu yang diikuti pemberian trimethropim- sulfomethosaxole yang diberikan secara oral (mulut) selama satu tahun atau lebih.
Untuk mengurangi resiko dehidrasi dan malnutrisi, pemberian cairan hrus mencukupi selama pengobatan hingga pemulihan. Suplemen lainnya seperti zat besi untuk mencegah anemia, vitamin D, vitamin K, kalsium, dan magnesium dapat diberikan untuk melengkapi nutrisi harian paska penyakit. Penderita whipple disease diasarankan untuk mengonsumsi makanan berkalori tinggi untuk mencegah malnutrisi.
Obat lain yang dapat ditambahkan untuk melengkapi prosedur terapi antara lain:
- Pembrerian obat anti nyeri seperti ibuprofen untuk mengurangi nyeri yang mungkin muncul
- Pemberian obat kortikosteroid seperti prednison yang diberikan secara bertahap dan di tapering off (dosis diturunkan bertahap) guna mencegah inflamasi akibat bakteri yang menyerang organ lainnya di dalam tubuh
Dok kalau dada sebelah kiri suka sakit itu kenapa yaa?