Yang dimaksud dengan konsultasi penyakit saraf adalah upaya pemeriksaan untuk mencari tahu risiko dan jenis gangguan saraf.
Hasil konsultasi biasanya menjadi pedoman bagi dokter dalam menentukan jenis pengobatan penyakit sarafnya.
Fisioterapi Pasca Stroke 5 Kali Visit di NK Health
Untuk Pemulihan Pasien, pasca pemulihan dari rawat inap stroke. Latihan termasuk Anamnesa dan Tes Khusus, dengan terapi Bobath Method, Breathing Exercise, PNF (Procioceptive Neuromuscular Stabilization), Modality dan Exercise Therapy. Paket in untuk single visit (5x) dan tidak termasuk konsultasi dokter & Pemeriksaan Penunjang ( Rontgen, MRI, CT-Scan).
Penyakit saraf sendiri merupakan gangguan yang menimpa sistem saraf tubuh. Tak hanya sistem saraf pusat seperti otak dan sumsum tulang saja yang bisa terserang penyakit, namun juga saraf penghubung antara sistem saraf pusat tadi dengan organ tubuh lainnya (sistem saraf perifer).
Kalau sistem saraf mengalami gangguan atau kerusakan, otomatis itu berdampak pada fungsi tubuh.
Gangguan saraf dapat membuat penderitanya mengalami kesulitan dalam bergerak, bernapas, bicara, mengingat, atau lainnya. Penyakit juga bisa berimbas pada fungsi organ dalam seperti jantung atau paru.
Jenis Saraf Tubuh Manusia
Pada dasarnya, ada 3 jenis saraf tubuh manusia, yakni:
Saraf Otonom
Saraf otonom mengontrol fungsi gerakan tubuh yang sifatnya setengah atau tidak sadar, misalnya detak jantung, tekanan darah, pergerakan usus, hingga pengaturan temperatur tubuh.
Saraf Motorik
Jenis saraf ini bertugas mengirim perintah/ sinyal (impuls) dari otak dan sumsum tulang belakang ke semua otot tubuh. Intinya, saraf motoriklah yang memampukan Anda berjalan, menggerakkan jari, dan sebagainya.
Fisioterapi Sakit Leher 5 Kali Visit Di NK Health
Untuk pemulihan pasien yang mengalami keluhan pada leher, seperti tightness pada otot-otot sekitar leher sampai ke pundak, timbul gejala neurologis yang terjadi pada penjalaran saraf cervical pada vertebrae dengan menggunakan exercise dan manipulasi. Paket in untuk single visit (5x) dan tidak termasuk konsultasi dokter & Pemeriksaan Penunjang (Rontgen, MRI, CT-Scan).
Saraf Sensorik
Berkebalikan dengan saraf motorik, tugas saraf sensorik justru mengirimkan kembali sinyal dari kulit atau otot lain ke sistem saraf pusat.
Contoh ketika Anda mendengar, mencium, melihat, atau merasakan sesuatu, maka saraf sensorik pada indra tubuhlah yang mengirimkan pesan tersebut ke otak.
Indikasi Konsultasi Penyakit Saraf
Soal kapan waktunya konsultasi penyakit saraf, semua itu tergantung dari muncul-tidaknya beberapa gejala gangguan saraf berikut:
- Sakit kepala
- Nyeri pada punggung namun menyebar ke lengan atau tungkai juga
- Tremor (gemetar)
- Kejang
- Otot melemah bahkan hilang kekuatannya
- Gangguan koordinasi atau keseimbangan tubuh
- Turun atau hilangnya daya ingat
- Turun atau hilangnya kemampuan indra
- Gangguan bicara, misalnya cadel
- Disfagia
- Lumpuh (paralisis)
Saat mengalami gejala di atas, segeralah menemui dokter saraf (Sp.S) atau neurolog untuk melakukan konsultasi penyakit saraf. Dengan begitu, penyakit saraf bisa segera didiagnosis jenisnya, maupun cara mencegah dan mengobatinya.
Jenis Penyakit Saraf
Umumnya, inilah beberapa jenis penyakit yang mungkin menimpa saraf:
- Infeksi, contohnya seperti meningitis, ensefalitis, atau polio.
- Gangguan vaskular (pembuluh darah), misalnya stroke, TIA (transient ischaemic attack), serta perdarahan subarachnoid.
- Gangguan fungsional saraf, contoh epilepsi dan trigeminal neuralgia.
- Gangguan struktural, misalnya Bell’s palsy, sindrom Guillain-Barre, CTS (carpal tunnel syndrome) atau neuropati perifer.
Persiapan Konsultasi Penyakit Saraf
Sebenarnya tidak diperlukan persiapan khusus sebelum melakukan konsultasi penyakit saraf. Walau begitu, sebaiknya pasien membawa atau memberikan informasi berikut kepada dokter spesialis saraf:
Fisioterapi Pasca Stroke 5 Kali Visit di NK Health
Untuk Pemulihan Pasien, pasca pemulihan dari rawat inap stroke. Latihan termasuk Anamnesa dan Tes Khusus, dengan terapi Bobath Method, Breathing Exercise, PNF (Procioceptive Neuromuscular Stabilization), Modality dan Exercise Therapy. Paket in untuk single visit (5x) dan tidak termasuk konsultasi dokter & Pemeriksaan Penunjang ( Rontgen, MRI, CT-Scan).
- Catatan riwayat kesehatan - jika ada hasil pemeriksaan terdahulu seperti hasil tes laboratorium, foto Rontgen, CT scan, MRI, EEG, atau EMG, bawalah itu semua.
- Jenis obat, suplemen, atau herba yang sedang diminum
- Surat rujukan dari dokter lainnya (bila ada). Surat ini dapat menginformasikan tentang kondisi awal pasien sehingga penanganan selanjutnya bisa berpatokan dari situ.
- Daftar pertanyaan untuk neurolog
Prosedur Pelaksanaan Konsultasi Penyakit Saraf
Ketika melakukan konsultasi penyakit saraf, pasien akan menjalani berbagai pemeriksaan. Jenis pemeriksaannya tentu tergantung dari gejala atau kondisi yang dialami. Berikut beberapa jenis tes dalam konsultasi penyakit saraf:
Penelusuran riwayat kesehatan
Pada langkah awal pemeriksaan ini, dokter biasanya menanyai pasien seputar:
- Keluhan soal penyakit yang diderita
- Riwayat kesehatan pasien maupun keluarganya, misalnya ada-tidaknya riwayat alergi, penyakit genetik atau gangguan kesehatan lainnya.
- Riwayat operasi atau terapi pengobatan yang pernah dijalani
- Jenis obat yang sedang diminum
- Pola hidup, apakah merokok, minum, memakai obat terlarang atau tidak, jenis pekerjaan, hingga hobi
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik diawali dengan pengukuran tinggi dan berat badan. Selanjutnya dokter akan memeriksa:
- Tanda vital, meliputi pengukuran tekanan darah, denyut jantung, suhu tubuh, hingga frekuensi pernapasan.
- Kondisi tubuh - untuk mencari tahu kelainan, misalnya pada kepala, leher, jantung, paru, perut, hingga kulit.
Pemeriksaan saraf
Sebenarnya pemeriksaan saraf ini termasuk pemeriksaan fisik. Jenis pemeriksaannya terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
- Pemeriksaan fungsi saraf - meliputi analisa dan evaluasi tentang:
- Gaya berjalan - bila pasien tidak bisa berjalan dengan normal, itu mungkin disebabkan cedera, penyakit, faktor bawaan, atau gangguan fungsi tungkai serta telapak kaki.
- Cara bicara - mengamati kemampuan pasien ketika berkomunikasi.
- Status mental - menganalisa memori, orientasi, maupun kecerdasan pasien.
- Pemeriksaan saraf kranial - melalui tes ini dapat diketahui bagaimana fungsi saraf optik (penglihatan), okulomotor (pergerakan mata), olfaktori (penciuman), wajah, serta vestibulocochlear (pendengaran serta keseimbangan).
- Pemeriksaan refleks- tes dilakukan menggunakan metode ketuk, contoh pada siku, lutut, atau pergelangan kaki.
- Pemeriksaan otak kecil - ada-tidaknya gejala disartia (lambat bicara atau cadel), dismetria (ketidakmampuan mengontrol gerakan motorik halus), kelainan gaya berjalan seperti pada penderita ataksia.
- Pemeriksaan meningeal - dilakukan melalui tes kekakuan leher (pemeriksaan Brudzinski) dan pemeriksaan Kernig ( tes kelenturan paha pada persendian panggul ketika membentuk sudut 90’).
- Pemeriksaan sistem saraf otonom - ada-tidaknya gejala disfungsi saraf otonom seperti pucat, perubahan tekanan darah, berkeringat, dan lain-lain,
- Pemeriksaan sistem saraf motorik - menganalisa gerak, bentuk, maupun ukuran, kekuatan, dan massa otot.
- Pemeriksaan sistem saraf sensorik - untuk mengetahui respon saraf terhadap sentuhan, rasa sakit, suhu, getaran, sekaligus kemampuan identifikasi bentuk dan ukuran objek tertentu.
Pemeriksaan tambahan
Untuk lebih memastikan diagnosis penyakit sarafnya, dokter mungkin menyarankan pemeriksaan penunjang seperti:
- Tes laboratorium - dilakukan dengan menguji sampel darah, urin, atau cairan tubuh lainnya.
- Tes darah misalnya, mampu mendeteksi risiko infeksi pada sistem saraf pusat, pendarahan, kerusakan pembuluh darah, sekaligus untuk mengukur kadar obat pada penderita epilepsi.
- Tes urin - guna mencari tahu keberadaan substansi abnormal penyebab gangguan saraf dalam urin.
- Biopsi - dengan mengambil dan menganalisa sampel jaringan otot, saraf, atau otak.
- Radiologi - tesnya melibatkan gelombang sinar, suara berfrekuensi tinggi, hingga medan magnet. Jenisnya meliputi:
- Foto Rontgen - kondisi tubuh seperti tulang tengkorak dapat diamati dengan bantuan sinar X.
- CT scan - pemeriksaan yang melibatkan komputer serta mesin sinar X berputar tersebut dipakai untuk mencari lokasi kerusakan otak, gumpalan darah/ pendarahan, serta tumor otak. Pelaksanaannya rata-rata memakan waktu 10-15 menit.
- MRI - dengan menggunakan medan magnet serta teknologi komputer, dokter dapat mengetahui keberadaan penyakit saraf, misalnya tumor otak, multiple sclerosis, atau stroke. Tes tersebut dapat memakan waktu 15-60 menit.
- PET (Positron emission tomography) - tesnya melibatkan injeksi cairan radioaktif serta mesin pemindai dengan sinar gamma. Fungsinya mendeteksi tumor atau kerusakan jaringan, gangguan pembuluh darah, mengukur metabolisme sel dan jaringan, sekaligus mengevaluasi penderita gangguan saraf seperti pengidap Alzheimer.
- Mielografi - melibatkan injeksi zat kontras pada kanal tulang belakang dan sinar X. Tujuan mielografi adalah mendeteksi risiko luka atau tumor di saraf tulang belakang. Durasi pemeriksaannya rata-rata memakan waktu 45-60 menit.
- Neurosonografi - tes yang menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi tersebut mampu menayangkan gambar detail sistem saraf pusat. Hasilnya kemudian dipakai untuk menganalisa sirkulasi darah otak, serta mendiagnosa stroke, tumor otak, atau hidrosefalus.
- Tes konduksi saraf - tujuannya mendeteksi kecepatan dan fungsi sinyal listrik yang ada dalam saraf. Pemeriksaan jenis ini meliputi:
- EEG (Elektroensefalografi) - setelah elektroda dipasang di kulit kepala, dokter akan menganalisa aktivitas listrik di otak. Pemeriksaan ini dapat membantu diagnosis kejang, kerusakan atau tumor otak, serta peradangan sistem saraf pusat. Durasi tesnya tergantung keadaan pasien, namun biasanya butuh waktu 1-3 jam.
- EMG (Elektronistagmografi) - tujuannya mendiagnosis gangguan keseimbangan serta gerakan mata. Dalam prakteknya, EMG melibatkan kacamata khusus (kalau melibatkan sinar inframerah), atau elektroda kecil yang ditempelkan di sekitar mata.
- Polisomnogram - tes untuk mengukur aktivitas tubuh dan otak ini dilakuka saat pasien tertidur. Setelah elektroda dipasang di kulit kepala, kelopak mata, atau dagu, itu akan merekam gelombang otak, pergerakan mata, tekanan darah, aktivitas otot, serta denyut jantung. Hasil tesnya bisa menunjukkan ada-tidaknya gangguan tidur, gerak, atau pernapasan selagi pasien terlelap.
- Cerebral angiography - nah kalau tes satu ini untuk menyelidiki kemungkinan penyempitan atau penyumbatan arteri di otak, kepala, atau leher. Tes yang menggunakan kateter dan cairan kontras tersebut juga mampu mendeteksi lokasi serta ukuran aneurisma otak. Durasi pelaksanannya biasanya 1-2 jam saja.
- Pungsi lumbal - setelah jarum dimasukkan ke saraf tulang belakang (untuk mengambil sampel cairan), maka hasil yang sudah dianalisa dapat menunjukkan ada-tidaknya pendarahan atau infeksi otak maupun saraf tulang belakang. Pemeriksaan yang juga berguna untuk mengukur tekanan dalam kepala tersebut memerlukan waktu sekitar 45 menit.
Sesudah konsultasi Penyakit Saraf
Usai melakukan konsultasi penyakit saraf yang melibatkan berbagai pemeriksaan di atas, dokter saraf akan menganalisa hasil tesnya. Dari sini, dokter kemudian menentukan:
- Diagnosis - apa jenis penyakit sarafnya ditinjau dari gejala dan hasil pemeriksaan yang sudah dilakukan.
- Rencana pengobatan - tujuannya bisa jadi untuk mengontrol gejalanya atau mengobati penyakit sarafnya. Umumnya rencana terapi di sini mencakup:
- Rencana perawatan, apakah rawat jalan atau inap
- Obat yang akan dipakai
- Fisioterapi
- Operasi, misalnya kraniotomi, foraminotomy, atau laminektomi
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.