Keguguran adalah kegagalan kehamilan karena ketidakmampuan janin bertahan hidup hingga mencapai usia kehamilan 20 minggu atau karena berat janin dibawah 500 g.
Biasanya keguguran terjadi pada usia kehamilan dibawah 8 minggu. Apabila janin meninggal saat usia kehamilan lebih dari 20 minggu, kejadian ini disebut sebagai lahir mati (still birth).
Prosedur kuret, efek samping, dan risiko komplikasi
Tanda umum yang muncul saat terjadi keguguran adalah adanya perdarahan baik dalam jumlah sedikit atau banyak dan disertai dengan rasa nyeri perut bagian bawah yang menjalar hingga punggung dan pinggul, kram, dan keluarnya cairan dari vagina.
Setelah pemeriksaan dengan USG, dokter akan memutuskan kondisi janin apakah masih dapat dipertahankan atau tidak. Pilihan tindakan kuret akan diambil dokter apabila janin sudah tidak bisa diselamatkan.
Prosedur kuret dilakukan setelah pemberian anestesi umum dan biasanya setelah proses kuret selesai, Anda akan diminta untuk beristirahat total (bedrest) selama beberapa waktu untuk masa pemulihan.
Dalam masa pemulihan tersebut, biasanya Anda akan mengalami beberapa efek samping normal yang timbul dari prosedur kuret, misalnya:
- Mual
- Muntah
- Nyeri perut
- Perdarahan ringan melalui vagina
- Nyeri payudara
- Kelelahan.
Meskipun prosedur kuret adalah prosedur yang dinilai cukup aman, tetapi pada beberapa kasus terdapat kejadian timbulnya komplikasi. Komplikasi yang paling banyak terjadi adalah terjadinya infeksi karena proses kuret yang kurang bersih/tidak komplit atau terjadinya paparan bakteri pada vagina.
Gejala yang menunjukkan tanda-tanda infeksi antara lain cairan berbau yang keluar dari vagina, demam, nyeri pada panggul.
Hal-hal lain yang berpotensi menyebabkan komplikasi adalah:
- Aborsi yang tidak lengkap
- Terjadinya perforasi rahim yang ditandai dengan nyeri perut akut, perdarahan, dan demam.
- Syok sepsis yang ditandai dengan demam, menggigil, nyeri perut, dan penurunan tekanan darah drastis.
Perawatan setelah keguguran
Setelah proses aborsi, biasanya dokter akan memberikan beberapa saran perawatan untuk mengurangi efek samping, misalnya:
- Memberikan kompres hangat bila merasakan kram perut
- Menjaga keseimbangan jumlah cairan agar tidak dehidrasi, terutama setelah mengalami mual dan muntah
- Mendapatkan dukungan psikologis dari keluarga dan orang-orang terdekat. Setelah keguguran, biasanya calon ibu merasa sangat bersalah, kecewa, dan tertekan sehingga dukungan psikologis dari pasangan dan orang-orang terdekat sangat dibutuhkan. Bila perlu, Anda dapat berkonsultasi dengan ahli psikologi atau psikiater
- Beristirahat total setidaknya selama satu sampai dua hari untuk mempercepat proses pemulihan
- Mengkonsumsi obat antinyeri sesuai anjuran dokter
- Sebaik apapun kondisi yang Anda rasakan setelah keguguran, sebaiknya tidak berolahraga berat atau berlebihan pada minggu pertama setelah pemulihan
- Meningkatkan intensitas kepadatan aktifitas secara perlahan-lahan untuk mencegah terjadinya perdarahan dan kram pada perut
Perdarahan setelah keguguran
Perdarahan yang timbul setelah keguguran adalah hal yang normal terjadi pada banyak wanita. Perdarahan dapat berupa perdarahan ringan atau berat, atau berupa gumpalan darah yang keluar melalui vagina.
Hal yang patut diwaspadai adalah apabila terjadi perdarahan selama lebih dari satu jam meski sudah memakai dua atau lebih pembalut. Kondisi seperti ini bisa jadi merupakan tanda terjadinya komplikasi.
Seks setelah keguguran
Untuk mencegah risiko infeksi, sangat disarankan untuk tidak melakukan hubungan seksual hingga dua minggu setelah proses kuret.
Alat kontrasepsi setelah keguguran
Salah satu mitos yang banyak beredar tentang peristiwa keguguran adalah seorang wanita harus menunggu selama 3 bulan untuk dapat hamil kembali paska keguguran.
Pernyataan tersebut tidak benar. Siklus menstruasi wanita kembali dengan segera pada rentang minggu 4 hingga 6 setelah prosedur aborsi. Kehamilan dapat segera terjadi apabila terjadi pembuahan pada masa subur.
Seseorang yang mengalami keguguran dan pulih dari perawatan, dapat segera hamil kembali. Namun, ada juga sebagian wanita yang menunda kehamilan karena trauma dengan keguguran yang dialaminya.
Dalam masa penyembuhan psikologis karena trauma, sebaiknya wanita disarankan untuk menggunakan alat kontrasepsi yang sesuai dengan kebutuhannya. Penggunaan alat kontrasepsi dapat dihentikan apabila seorang wanita telah merasa siap dan menghendaki kehamilan.
Dukungan dari keluarga sangat diperlukan dalam menentukan masa kehamilan agar kesehatan jiwa dan raga calon ibu dapat terjaga. Adanya stres fisik dan emosional dapat mengkibatkan terjadinya keguguran yang berulang.
Kapan harus menghubungi dokter?
Waspadai tanda-tanda yang muncul setelah keguguran yang perlu segera dilakukan penanganan oleh dokter, yaitu:
- Demam tinggi yang tidak mereda dengan pengobatan
- Perdarahan yang banyak dan dalam waktu lama (lebih dari 2 minggu)
- Nyeri dank ram perut berkepanjangan
- Vagina berbau yang tidak biasa
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.